Jenis-Jenis Pembiayaan Mudharabah Mudharabah

41 Musytarik, dan Perusahaan Mudharib. Bank bertindak sebagai Mudharib Musytarik disini adalah karena bank tidak mempunyai dana sendiri untuk diberikan kepada perusahaan Mudharib, tetapi juga memperoleh dana dari Deposan. Jadi yang menjadi praktek di Perbankan Syariah adalah Mudharabah Muthlaqah. 24

5. Syarat-syarat Keuntungan, Resiko dan Hal-hal yang membatalkan Mudharabah

Adapun syarat-syarat keuntungan mudharabah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan yang jelas Keuntungan tersebut harus jelas pembagiannyapersentasinya. Essensi dari akad tersebut adalah meraihmendapatkan keuntungan. Adapun jika tidak diketahui persentase keuntungan maka akad tersebut tidak sah, sedangkan keuntungan dibagi sama rata sesuai dengan tujuan dari syarikat. Apabila ada syarat yang menyebabkan persentase keuntungan tidak diketahui maka akad mudharabah fasid rusak karena berlawanan dengan tujuan dari sebuah akad yaitu memperoleh keuntungan. Sebaliknya apabila syarat yang dikemukakan tidak menyebabkan keuntungan tersebut tidak diketahui majhul maka akad terselenggara sah. 24 Ibid., h.44 42 2. Keuntungan berbentuk nisbah Hendaknya keuntungan merupakan bagian yang tidak dapat dibagi atau dengan ukuran persentase atau bagian dari keuntungan seperti mereka sepakat untuk sepertiga, seperempat, atau setengah. Mudharabah dengan pembatasan keuntungan seperti kegunaanmanfaat barang yang diberikan kepada penitip. Karena mudharabah menuntut diadakannya keuntungan yang bersifat umum dengan tanpa pembatasan dalam persentase misalnya 7 atau yang lainnya. 25 Ada beberapa hal yang menyebabkan Mudharabah menjadi batal dalam keadaan berikut: 1. Pembatalan dan larangan menggunakan modal atau pencopotan. Mudharabah menjadi batal dengan pembatalan, larangan menggunakan modal atau pencopotan jika terdapat syarat pembatalan atau larangannya, yaitu pekerja mengetahui pembatalan dan pelarangan tersebut dan modal itu berbentuk tunai atau tidak tunai waktu terjadinya pembatalan dan pelarangan tersebut. 2. Meninggal salah seorang dari keduanya. 3. Salah seorang dari keduanya menjadi gila. 4. Pemilik modal menjadi murtad. 5. Hancurnya harta mudharabah ditangan pekerja. 26 25 Wahbah Zuhaili, Al Mu’amalat Al Maliyah Al Mu’ashirah, h. 110 26 Ibid., h.112 43 Risiko yang terdapat dalam mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan relatif tinggi, diantaranya: 1 Side Treaming: nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak. 2 Lalai dan kesalahan yang disengaja. 3 Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur. 27 27 Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, h. 98.