Definisi Kelayakan Pembiayaan Teori Kelayakan Pembiayaan

17 Lembaga keuangan seperti bank, baik bank konvensional maupun syariah, dan lembaga keuangan mikro syariah LKMS telah dikenal masyarakat memiliki fungsi sebagai perantara antara pihak surplus fund dan deficit fund. Dana yang telah dihimpun oleh lembaga keuangan tersebut harus diputar ke sektor yang potensial untuk dapat mengahasilkan keuntungan baik bagi pihak yang terkait. Penyaluran dana pihak ketiga harus dilakukan secara terencana dan memperhatikan aspek kehati-hatian, sebab kegiatan usaha yang dilakukan seseorang tentunya mengandung resiko kerugian, untuk itu diperlukan suatu proses penelitian untuk mengetahui tingkat resiko yang terjadi.

2. Tujuan dan Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan

Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan sebelum mengambil keputusan pembiayaan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Menghindari resiko kerugian Kerugian yang akan terjadi dimasa depan merupakan suatu ketidakpastian, ada kerugian yang dapat diramalkan dan ada pula kerugian yang terjadi di luar perkiraan pengusaha. Analisis kerugian dilakukan untuk meminimalisasi resiko yang terjadi. 2. Memudahkan perencanaan Informasi yang didapat dari hasil analisis kelayakan pembiayaan digunakan dalam proses perencanaan hingga operasional usaha yang akan dilakukan. 18 3. Memudahkan pengawasan Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan usaha agar tidak keluar dari rencana yang ditetapkan. Pengawasan dilakukan terhadap kegiatan usaha secara menyeluruh dan dapat difokuskan kepada beberapa sektor yang dianggap kritis. 4. Memudahkan pengendalian Apabila dalam proses pengawasan ditemukan penyimpangan, maka harus segera dikendalikan agar tujuan usaha untuk mendapatkan keuntungan dapat tercapai 5 . Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain: 1 Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lainnya. 2 Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk mengganti peralatanmesin, untuk menambah mesin baru, untuk memperluas cakupan usaha, dan sebagainya. 3 Untuk memilih jenis usaha atau investasiproyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya. 5 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: Kencana, 2008, h.19 19

3. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kelayakan Pembiayaan

Sebelum melakukan analisis kelayakan pembiayaan ada beberapa pedoman-pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis kelayakan usaha. Secara umum ada beberapa aspek yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. 6 Prinsip analisis berdasarkan 5C, antara lain: a Character Adalah sifat atau karakter dari pihak pengelola usaha. Analisis seringkali dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada mudharib dan orang-orang disekitar lingkungannya. b Capacity Adalah kemampuan mudharib dalam menjalankan usaha dan mengembalikan modal yang diberikan shahibul mal. c Capital Adalah modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut. Terdiri dari tangible asset seperti dana dan material pendukung usaha. Tapi terdapat intangible asset yang penting untuk dimiliki pengusaha yaitu manajemen, keahlian, dan sistem tekhnologi. d Collateral 6 Kasmir, SE., MM. Manajemen Perbankan Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007, h.91