Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 managemen yang baik bilamana sebuah bank tidak mampu menggulirkan dana yang ada kepada nasabah peminjam. Selain untuk mengembangkan modalnya tersebut, bank memberikan pinjaman kepada nasabah yang lebih membutuhkan. Pemberian fasilitas pembiayaan oleh bank kepada nasabahnya akan dimulai dengan diajukannya permohonan aplikasi oleh nasabah. Aplikasi yang diajukan nasabah harus dilengkapi dengan data yang dikehendaki bank. Selanjutnya berdasarkan data tersebut bank akan menganalisis sesuai ketentuan dan prosedur untuk sampai pada keputusan, disetujui atau tidak permohonan pembiayaan yang akan dilakukan. Contohnya untuk pendirian usaha atau mendirikan rumah, dan keperluan yang lain sebagainya. Tentunya sebelum memberikan pinjaman, bank tidak akan memberikan pinjaman dengan mudah terhadap sembarang orang, bank akan melihat nasabah tersebut layak atau tidak layaknya diberikan pinjaman berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Karena bank tentunya tidak akan mau rugi dan berharap pinjamannya tersebut akan bertambah dengan hasil yang didapatkan oleh peminjam berdasarkan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh pihak bank dengan nasabah peminjam. Begitu juga dalam hal kerugian, jika kerugian disebabkan oleh nasabah itu sendiri maka nasabah tersebut yang harus bertanggung jawab dalam mengganti segala kerugiannya dan jika kerugian terjadi bukan karena kesalahan nasabah maka kerugian tersebut ditanggung bersama antara nasabah dengan bank. 4 Untuk itu, agar bank tidak mengalami kerugian yang besar, sebelum memberikan pinjaman bank akan melihat terlebih dahulu atau menguji berdasarkan kelayakan nasabah tersebut bisa diberi pinjaman atau tidak. Menurut Ibu Elvy yang merupakan salah satu staf bank yang langsung terjun kelapangan, menurutnya “berbagai macam cara dan penyimpangan yang dilakukan oleh calon nasabah peminjam untuk mendapat pinjaman dari bank, dikarenakan prosedur di bank yang sangat rumit dan bank akan benar-benar mengecek kelapangan hal-hal mengenai calon nasabah peminjam tersebut”. Misalnya, seorang calon nasabah peminjam yang melakukan permintaan pinjaman pada suatu bank. Kemudian akan mengisi form sebagai bentuk data dirinya, setelah itu bank tidak akan langsung memberikan pinjaman secara tunai, tentunya bank akan melakukan survey langsung berdasarkan data diri dari calon nasabah peminjam tersebut. Apakah data yang diberikan benar-benar valid atau tidak. Terbukti ada satu nasabah yang berbohong dengan data yang diberikannya, contohya besar penghasilan selama sebulan, bank akan mencoba untuk menghubungi pihak perusahaan atau tempatnya bekerja, apakah benar gaji sebulan sebanyak itu dan apa kedudukan dia di tempat ia bekerja. Padahal, dia sama sekali tidak bekerja disitu, karena sebelumnya ia sudah bekerjasama dengan pihak tempatnya bekerja tersebut. Oleh karena itu, tentunya bank akan menjumpai sesekali pinjaman yang membawanya risiko lebih besar dari pada perkirakan saat memberikan 5 persetujuan permohonan pembiayaan. Bank akan menjumpai pinjaman yang mungkin membawa resiko yang jauh lebih besar dari pada lazimnya dihadapi, hal itu mungkin terjadi akibat kelemahan dalam memperhatikan pertimbangan dalam memberikan pinjaman atau disebabkan oleh keadaan perekonomian yang memburuk. Disebabkan pula oleh karena salah urus mismanagement dalam perusahaan atau pemberian gambaran yang salah misrepresentation oleh nasabah, atau akibat dari sesuatu hal yang tidak dapat dicegah oleh manusia, misalnya nasabah yang bersangkutan meninggal. Pinjaman-pinjaman tersebut biasanya disebut problem loan atau pinjaman yang membawa bermasalah dengan kata lain kredit macet. Terlepas dari faktor kelalaian bank sendiri ataupun kesengajaan yang mungkin dilakukan mudharib. Penyebab umum terjadinya kredit bermasalah adalah faktor ketidak pastian uncertainty mengenai mungkin apa yang akan terjadi di masa mendatang. Sebagai contoh, berubahnya peraturan yang ditetapkan pemerintah, terjadinya resesi ekonomi, munculnya tekhnologi yang lebih maju sehingga tekhnologi yang digunakan mudharib menjadi using dan bencana alam. Faktor- faktor di atas merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol dan diramal secara pasti pada waktu pemberian pembiayaan. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis menganggap begitu penting untuk membahas lebih lanjut sehingga untuk lebih memudahkan, penulis 6 mempersempit pembahasan yang akan dituangkan dalam skripsi ini dengan judul “KELAYAKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK SYARIAH MANDIRI BINTARO”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masih banyak permasalahan yang harus diuji kembali secara luas. Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah dilihat dari manajemen Bank Syariah Mandiri Bintaro dalam memberikan pembiayaan mudharabah kepada nasabah, dan perkembangan pembiayaan mudharabah dari tahun 2008 hingga 2010. Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan rumusan yang dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Bagaimana prosedur kelayakan yang harus dipenuhi nasabah untuk memperoleh pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro? 2. Bagaimana penerapan pemberian pembiayaan mudharabah kepada nasabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro? 3. Apa bentuk pengawasan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Bintaro setelah memberikan pinjaman pada nasabah pembiayaan mudharabah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan 7 a. Untuk memperoleh penjelasan tentang prosedur yang harus dilakukan untuk menjadi nasabah pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Bintaro b. Untuk mengetahui penerapan pemberian pinjaman pada nasabah pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Bintaro. c. Untuk mengetahui sampai dimana pengawasan BSM Bintaro terhadap pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. 2. Manfaat a. Bagi Objek Penelitian Bank Syariah Mandiri Bintaro Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, dan sebagai rujukan bagi Bank Syariah Mandiri Bintaro mengenai saran-saran dan temuan- temuan terutama yang berkaitan dengan aktifitas pemberian pinjaman kepada nasabah. b. Bagi Pembaca Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan rujukan yang akan dijadikan referensi. c. Bagi Dunia Pustaka Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkarya dan menjadi sumber inspirasi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan. 8

D. Review Studi Terdahulu

1. Siti Nurul Mariana 2009, Mahasiswa SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penelitiannya tentang “Konsep Kelayakan Nasabah dalam Pengajuan Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Pada BTN Syariah”. Masalah yang diteliti oleh Siti adalah tentang bagaimana konsep pembiayaan KPR syariah bersubsidi pada BTN Syariah, perkembangan pembiayaan KPR syariah bersubsidi, dan apakah pembiayaan KPR Syariah yang dipraktekkan di BTN Syariah telah sesuai dengan prinsip syariah. Pendekatan yang digunakan adalah empiris, sedangkan sumber yang digunakan adalah peraturan Menpera tentang pembiayaan KPR Syariah bersubsidi, jurnal KPR Syariah, buku dll. Menyimpulkan bahwa yang berhak mendapatkan pembiayaan KPR syariah bersubsidi ini terbagi dalam beberapa kelompok yakni Kelompok pertama yang berpenghasilan +1.700.000-2.500.000. Kelompok ke dua yang berpenghasilan +1000.000-1.700.000, dan Kelompok ketiga yang berpenghasilan 1000.000. Perkembangan pembiayaan KPR Syariah pada bank BTN Syariah mengalami perkembangan yang sangat cepat, dari awal tahun 2005 yang mengajukan pembiayaan KPR syariah bersubsidi di BTN syariah baru 5 nasabah, dan sampai tahun 2009 jumlah keseluruhan sudah ada 5000 nasabah serta beberapa syarat dalam permohononan KPR. Perbedaannya dengan yang penulis tulis yaitu tempat penelitiannya berada di BTN Syariah dan kalau penulis di BSM Bintaro, pembiayaan yang