mendapatkan nilai proses sudah memenuhi standar kompetensi belajar minimal yang ditetapkan, begitu pula dengan nilai hasil belajar 100
peserta didik telah tuntas belajar. Nilai hasil belajar terendah pada siklus II adalah 72 dan nilai tertinggi adalah 91. Hal ini menunjukkan bahwa think
pair share sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
38
C. Kerangka Berpikir
Peranan guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting dalam menentukan bentuk kegiatan belajar
mengajar yang dipilih. Dalam hal ini, guru dapat membuat suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa terlibat dalam pengalaman belajar
sehingga pembelajarannya lebih bermakna dan pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam.
Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan interaksi aktif dengan teman, lingkungan atau nara sumber lainnya.
Interaksi yang dilakukan dengan sesama siswa akan membuat siswa lebih aktif, dibandingkan dengan siswa bekerja secara individu. Melalui
kerjasama dengan siswa lainnya pembelajaran akan lebih efektif, karena latar belakang pengalaman dan pengetahuan para siswa yang lebih mirip
dibandingkan dengan guru. Selain itu interaksi siswa dalam menyelesaikan tugas, dapat mempermudah mereka dalam memahami
konsep-konsep yang sulit dan akan meningkatkan hasil belajar mereka. Keadaan ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk menentukan
model pembelajaran yang akan digunakan, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalaui model
pembelajaran yang tepat.
38
Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran Think Pair Share pada Peserta
Didik Kelas X-6 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, Jurnal Penelitian Kependidikan, No. 1, Juni 2007, hal. 105
Model pembelajaran yang menekankan interaksi antar siswa adalah cooperative learning. Ada banyak teknik pembelajaran dalam cooperative
learning. Strategi think pair share adalah salah satu metode dalam cooperative learning, yang memberi siswa waktu lebih banyak untuk
berpikir, bekerja sama dan menjelaskan hasil pemikirannya dengan saling membantu satu sama lain. Dengan menjelaskannya kepada orang lain,
informasi yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi siswa. Karena masing-masing siswa
mempunyai kesempatan untuk berpikir secara individu, sebelum berdiskusi dengan siswa lain atau dengan pasangannya. Kemudian pada
tahap berbagi, setiap pasangan dapat mempresentasikan hasil pikirannya ke depan kelas secara bergantian. Karena itu, penerapan cooperative
learning tipe think pair share, dapat menjadi pilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan memudahkan untuk memahami
materi sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share dapat
membuat siswa berpartisipasi optimal dalam kegiatan belajar mengajar, baik secara individu maupun secara kelompok.
D. Hipotesis Penelitian