B. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Rosmaini S, Evi Suryawati dan Mariani Natalia dalam jurnalnya yang berjudul ”Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share TPS
untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas I
7
20 Pekanbaru pada Konsep Keanekaragaman Hewan tahun pelajaran
20022003” memberikan kesimpulan sebagi berikut: Rata-rata hasil belajar siswa meningkat dengan daya serap siswa 74,85 kategori baik,
ketuntasan belajar siswa 90,48 kategori tuntas, dan aktivitas siswa meningkat dengan rata-rata 69,27 kategori baik.
33
Usman dalam jurnalnya yang berjudul ”Penerapan Perangkat Pembelajaran melalui Model Think Pair Share pada SLTP Negeri 4 Sigli”
mendapatkan hasil penelitian bahwa prestasi belajar siswa pada konsep listrik statik yang diajarkan melalui metode think pair share pada SLTP 4
Sigli terjadi peningkatan keseluruhan sebesar 1081 atau dengan peningkatan 42,24 dan dari aktivitas guru dan siswa telah menunjukkan
bahwa terlaksananya pembelajaran model think pair share pada konsep listrik statik menjadi lebih baik, hal ini sesuai dengan hasil instrumen
aktivitas guru dan siswa bahwa koefisien rata-ratanya adalah 88,05 dan 90,25 dengan demikian instrumen dalam kategori baik.
34
Yula Miranda dalam skripsinya yang berjudul ” Pembelajaran Metakognitif dalam Srategi Kooperatif Think Pair Share TPS dan Think
Pair Share+Metakognitif TPS+M terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa Pada Biologi di SMA Negeri Palangkaraya”, dengan hasil
33
Rosmaini S., dkk, “Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share TPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas 1.7 SLTPN 20 Pekanbaru
pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan.”Jurnal Biogenesis, vol. 1, no. 1, Juli 2004, hal. 13.
34
Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran melalui Model Think Pair Share dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik Statik pada SLTP Negeri 4 Sigli, Jurnal
Pendidikan Serambi ilmu. Vol. 2, no. 1, hal 56-57
penelitiannya menunjukan bahwa: Strategi pembelajaran kooperatif TPS+M secara signifikan lebih berpotensi meningkatkan kemampuan
metakognitif dibanding strategi pembelajaran lainnya. TPS+M memiliki kemampuan metakognitif 8,94 lebih tinggi daripada TPS dan 7,82
lebih tinggi daripada Konvensional. Karena itu, strategi TPS+M efektif digunakan membelajarkan siswa di Kalimantan Tengah dalam
meningkatkan kemampuan metakognitif dibanding strategi lainnya. Hal ini terkait sekali dengan karakteristik strategi TPS+M yang cocok dengan
karakteristik siswa di Kalimantan Tengah. Faktor-faktor karakteristik siswa ini, meskipun masih memerlukan penelitian lebih cermat, diduga
ikut mempengaruhi kesesuaian penerapan strategi TPS+M lebih baik daripada strategi lainnya pada siswa di Kalimantan Tengah. Selain itu,
juga diduga ikut berpengaruh adalah kesesuaian strategi TPS+M dengan karakteristik materi pembelajaran.
35
Vera Apnia Handayani dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Metode Pembelajaran
Kooperatif Teknik Think Pair Share TPS pada Konsep Hidrokarbon di SMA Islamiyah Sawangan Depok”, dengan hasil penelitiannya
berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II secra umum mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa indiator keberhasilan
pada penelitian ini telah tercapai, yaitu tidak ada lagi siswa yang mendaptkan nilai hasil belajar kimia
≤60 dan rata-rata hasil belajar kimia meningkat yaitu sebesar 9,03 angka yaitu dari 66,0 pada siklus I menjadi
75,03 pada siklus II. Penelitian ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kooperatif teknik think pair share memberikan dampak yang
positif bagi siswa dalam proses belajar mengajar terutama dalam
35
Yula Miranda, Pembelajaran Metakognitif dalam Srategi Kooperatif Think Pair
Share TPS dan Think Pair Share+Metakognitif TPS+M terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa Pada Biologi di SMA Negeri Palangkaraya. Skripsi Universitas
Palangkaraya, FKIP. Jurusan pendidikan MIPA, Prodi Biologi. http:www.ilmupendidikan.net20100316pembelajaran-metakognitif.php
, diakses 06072010
peningkatan hasil belajar kimia dan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
36
Muslimin dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
di MAN 3 Rawasari, Jakarta Pusat”, dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: terdapat pengaruh positif pembelajaran kooperatif
teknik think pair share terhadap hasil belajar biologi siswa. Skor rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif teknik
think pair share sebesar 73,1 lebih besar daripada skor rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensinal yang
sebesar 72,5.
37
Husnul Chotimah dalam jurnalnya yang berjudul “Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui
Model Pembelajaran Think Pair Share pada Peserta Didik Kelas X-6 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang”, dengan hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa hasil belajar pada peserta didik pada siklus I dan siklus II memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Hasil belajar pada
siklus I masih belum memenuhi criteria keberhasilan, hal ini terjadi karena peserta didik belum pernah melakukan metode think pair share dan
peserta didik kurang percaya diri ketika mengemukakan pertanyaan, jawaban dan pendapat. Kegiatan diskusi pada siklus II mengalami
perubahan. Aktivitas diskusi sudah mengalami kemajuan baik diskusi pada tahap pair maupun share. Hal ini dapat dilihat pada nilai proses dan hasil
belajar siklus II, yang mana pada siklus II 100 peserta didik
36
Vera Apniya Handayani, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share TPS pada Konsep
Hidrokarbon. Skripsi Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. FITK, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia. Hal. 74-77
37
Muslimin, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa di MAN 3 Rawasari, Jakarta Pusat. Skripsi
Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, FITK, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Biologi, hal.59
mendapatkan nilai proses sudah memenuhi standar kompetensi belajar minimal yang ditetapkan, begitu pula dengan nilai hasil belajar 100
peserta didik telah tuntas belajar. Nilai hasil belajar terendah pada siklus II adalah 72 dan nilai tertinggi adalah 91. Hal ini menunjukkan bahwa think
pair share sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
38
C. Kerangka Berpikir