Analisa Bivariat HASIL PENELITIAN
dimana P value 0.05 yaitu 0.013. Analisis keerataan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0.260 95 CI 0.096-0.698 artinya jenis kelamin laki
– laki meningkatkan resiko 0.260 kali untuk melakukan mekanisme koping maladaptif.
2. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan mekanisme koping
Tabel 5.8 Hubungan antara pendidikan klien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping
Pendidikan Klien
MEKANISME KOPING TOTAL
OR 95 CI
Maladaptif Adaptif
n n
N ExpB
Lower-upper Dasar
Menengah Tinggi
11 14
7 55.0
42.4 36.8
9 19
12 45.0
57.6 63.2
20 33
19 100
100 100
1.659 2.095
0.542-5.080 0.581-7.555
P value = 0.258 n = 72
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 72 klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis terdapat 9 orang 45.0 yang memiliki mekanisme koping
adaptif berpendidikan dasar, 19 orang 57.6 berpendidikan menengah, dan 12 orang 63.2 berpendidikan tinggi yang memiliki mekanisme koping adaptif.
Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme
koping dimana P value 0.05 yaitu 0.258. Dapat disimpulkan secara statistik belum
cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara tingkat pendidikan klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping.
3. Hubungan antara pengetahuan dengan mekanisme koping
Tabel 5.9 Hubungan antara pengetahuan klien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping
Pengetahuan klien
MEKANISME KOPING TOTAL
OR 95 CI
Maladaptif Adaptif n
n N
Cukup Baik
12 20
37.5 62.5
20 20
50.0 50.0
32 40
100 100
0.600 0.233-1.546
P value = 0.411 n = 72
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 72 klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis terdapat 20 orang 50.0 yang memiliki mekanisme koping
adaptif memiliki pengetahuan cukup dan 20 orang 50.0 yang memiliki mekanisme koping adaptif memiliki pengetahuan baik.
Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme
koping dimana P value 0.05 yaitu 0.411. Dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan klien GGK
yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping.
4. Hubungan antara harapan akan self-efficacy dengan mekanisme koping
Tabel 5.10 Hubungan antara harapan akan
self-efficacy klien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping
Harapan akan self-efficacy
klien MEKANISME KOPING
TOTAL OR
95 CI
Maladaptif Adaptif n
n N
Rendah Tinggi
17 15
68.0 31.9
8 32
32.0 68.1
25 47
100 100
4.533 1.602-12.830
P value = 0.007 n = 72
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 72 klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis terdapat 8 orang 32.0 yang memiliki mekanisme koping
adaptif memiliki harapan akan self-efficacy rendah dan 32 orang 68.1 yang memiliki mekanisme koping adaptif memiliki harapan akan self-efficacy tinggi.
Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara harapan akan self-efficacy klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme
koping dimana P value 0.05 yaitu 0.007. Analisis keerataan hubungan dua variabel didapatkan OR = 4.533 95 CI 1.602-12.830 artinya klien GGK yang menjalani
terapi hemodialisis yang memiliki harapan akan self-efficacy tinggi memiliki peluang
4.533 kali untuk melakukan mekanisme koping maladaptif dibandingkan dengan klien yang memiliki self-eficacy rendah.
5. Hubungan antara optimisme dengan mekanisme koping
Tabel 5.11 Hubungan antara optimisme klien gagal ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisis dengan mekanisme koping
Optimisme klien
MEKANISME KOPING TOTAL
OR 95 CI
Maladaptif Adaptif n
n N
Pesimis Optimis
17 15
47.2 41.7
19 21
52.8 58.3
36 36
100 100
1.253 0.494-3.179
P value = 0.813 n = 72
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 72 klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis terdapat 19 orang 52.8 yang memiliki mekanisme koping
adaptif memiliki sikap pesimis dan 21 orang 58.3 yang memiliki mekanisme koping adaptif memiliki sikap optimis.
Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara optimisme klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping
dimana P value 0.05 yaitu 0.813. Dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara optimisme klien GGK yang
menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping.
6. Hubungan antara dukungan sosial dengan mekanisme koping
Tabel 5.12 Hubungan antara dukungan sosial klien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping
Dukungan sosial klien
MEKANISME KOPING TOTAL
OR 95 CI
Maladaptif Adaptif n
n N
Kurang Banyak
10 22
45.5 44.0
12 28
54.5 56.0
22 50
100 100
1.061 0.387-2.906
P value = 1.000 n = 72
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 72 klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis terdapat 12 orang 54.5 yang memiliki mekanisme koping
adaptif memiliki dukungan sosial yang kurang dan 28 orang 56.0 yang memiliki mekanisme koping adaptif memiliki banyak dukungan sosial.
Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme
koping dimana P value 0.05 yaitu 1.000. Dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara dukungan sosial yang
dimiliki klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping.
50