menentukan langkah yang harus ia ambil untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.
Walaupun hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan mekanisme koping namun data menunjukkan bahwa klien yang
berpendidikan dasar lebih banyak menggunakan mekanisme koping yang maladaptif sebanyak 55 orang dibandingkan dengan klien yang berpendidikan menengah
42.4 dan tinggi 36.8. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak informasi yang diterima sehingga memberikan kesempatan pada individu untuk
mengeksplorasi pilihan yang ada untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi termasuk masalah kesehatan dan masalah perubahan
– perubahan yang diakibatkan oleh sakit.
Tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan menkanisme koping yang
digunakan kemungkinan disebabkan oleh hal – hal lain seperti kurang jelasnya
informasi yang diterima, banyaknya informasi yang diterima dan harus dijalani.
E. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Mekanisme Koping
Pada penelitian ini diketahui proporsi klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis memiliki pengetahuan yang cukup dan baik sama yaitu yang memiliki
pengetahuan yang cukup sebanyak 20 orang 50 dan yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 20 orang 50. Berdasarkan hasil uji statistik di dapatkan P
value 0.05 yaitu sebesar 0.411 dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti
untuk menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis dengan mekanisme koping.
Hasil penelitian menunjukkan klien yang paling banyak menggunakan mekanisme koping maladaptif adalah klien yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 62.5. Meskipun pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal,
pada penelitian ini tidak sepenuhnya mekanisme koping yang digunakan oleh klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis didahului oleh pengetahuan yang baik.
Ketidak seimbangan antara koping individu dengan banyaknya informasi yang tersedia dapat menghambat kesembuhan. Pada suatu penelitian, pasien
– pasien penyakit jantung pengguna koping represif mengandalkan penyangkalan yang
menerima informasi lengkap tentang keadaan mereka menunjukkan tingkat komplikasi medis yang lebih tinggi daripada pasien yang menggunakan koping
represif tapi tidak menerima informasi lengkap tentang keadaan mereka Shaw dkk, 1985 dalam Nevid, 2005.
Dengan hasil penelitian yang menunjukkan belum ada cukup bukti untuk menyatakan hubungan antara pengetahuan dengan mekanisme koping yang
digunakan oleh klien GGK yang menjalani terapi hemodialisis. Menurut peneliti kemungkinan desebabkan oleh banyaknya informasi yang diterima dan harus
dipahami oleh pasien terkait penyakit dalam rangka untuk memelihara kesehatan dan komplikasi terkadang membuat bingung sehingga klien tidak tahu harus berbuat apa.