Hubungan Jenis Kelamin dengan Mekanisme Koping
Dari hasil penelitian klien yang paling banyak menggunakan mekanisme koping maladaptif adalah perempuan sebanyak 63.3 dibandingkan dengan klien laki
– laki. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan penggunaan strategi koping. Beberapa
penelitian telah menemukan bahwa perempuan cenderung menggunakan strategi koping yang bertujuan mengubah respon emosi mereka terhadap keadaan yang
stresfull, sedangkan laki – laki lebih banyak menggunakan koping yang berfokus
pada masalah dalam mengatasi keadaan yang stresssfull Endler and Parker, 1990; Matud, 2004; Ptacek et.al., 1994 dalam Kelly et.al., 2008
Perbedaan gender antara perempuan dan laki – laki secara khas dalam mengatasi
stres merupakan salah satu alasan mengapa perempuan cenderung menunjukkan distres psikologis, tanda
– tanda depresi, dan cemas dibandingkan dengan laki – laki. Matud, 2004; Mazure and Maciejweski, 2003. Oleh karena itu, perempuan
cenderung menggunakan koping yang berfokus pada emosi untuk mengatur stresor yang lebih banyak dihubungkan dengan depresi dan cemas dibanding laki
– laki Mezulis et.al., 2002 dalam Kelly et.al., 2008
Menurut Yin et.al. dalam Affandi 2009 ada perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan dalam kontrol diri. Anak laki-laki lebih sering menunjukkan perilaku-
perilaku yang kita anggap sulit yaitu gembira berlebihan dan kadang-kadang melakukan kegiatan fisik yang agresif, menentang, menolak otoritas. Perempuan
diberi penghargaan atas sensitivitas, kelembutan, dan perasaan kasih, sedangkan laki- laki didorong untuk menonjolkan emosinya, juga menyembunyikan sisi lembut
mereka dan kebutuhan mereka akan kasih sayang serta kehangatan.
Billings Moos 1981, Hamilton Fagot 1988 dan Ptacek et.al. 1992 dalam Lindvisqt et.al. 2000 menemukan bahwa pasien wanita sebagaimana wanita
pada populasi umum menggunakan koping yang berfokus pada emosi dan dukungan sosial, sedangkan laki
– laki lebih banyak menggunakan koping yang berfokus pada masalah. Folkman Lazarus 1980 menekankan bahwa masalah dan tuntutan
psikologis mungkin merupaka faktor confounding ketika menginterpretasikan perbedaan jenis kelamin. Oleh karena itu, jika laki
– laki dan perempuan menghadapi tuntutan yang berbeda setiap hari, mungkin dipengaruhi penggunaan strategi koping.