mengganggu pikiran pasien serta keluarganya. Individu dengan hemodialisis jangka panjang sering merasa khawatir akan kondisi sakitnya yang tidak dapat
diramalkan dan gangguan dalam kehidupannya. Mereka biasanya menghadapi masalah finansial, dorongan seksual yang menghilang serta impotensi, depresi
akibat sakit yang kronis dan ketakutan akan kematian. Pasien
– pasien yang lebih muda khawatir terhadap perkawinan mereka, anak
– anak yang dimilikinya, dan beban yang ditimbulkan pada keluarga mereka. Gaya hidup terencana berhubungan dengan terapi dialisis dan
pembatasan asupan makanan serta cairan sering menghilangkan semangat hidup pasien dan keluarganya.
2. Dependensi
Klien memerlukan dialisis untuk mempertahankan hidup dan secara fisiologis tergantung pada mesin dialisis. Konsep diri mereka berubah dari
manusia mandiri menjadi manusia yang harus bergantung pada sesuatu. Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia, 2008
Selain itu pasien hemodialisis harus mengikuti jadwal rutin yang telah ditetapkan dan memasukkannya ke dalam kegiatan kehidupan mereka
sehingga energi mereka dipusatkan untuk menjalani terapi dialisis.
3. Perasaan kehilangan
Pada awal menjalani hemodialisis respon pasien seolah – olah tidak
menerima atas kehilangan fungsi ginjalnya, marah dengan kejadian yang ada
dan merasa sedih dengan kejadian yang dialami sehingga memerlukan penyesuaian diri yang lama terhadap lingkungan yang baru dan harus
menjalani hemodialisis dua kali seminggu. Barangkali sulit bagi pasien, pasangan dan keluarganya untuk
mengungkapkan rasa marah serta perasaan negatif. Meskipun perasaan tersebut normal dalam situasi ini. Smeltzer Barre, 2002
G. Periode penyesuaian psikologis
Hemodialisis akan menjadi gaya hidup bagi pasien dan keluarganya, waktu yang dihabiskan untuk hemodialisis, berobat ke dokter, serta penyakit kronis dapat
menciptakan konflik, frustasi, marah, dan depresi. Hal ini dapat menyulitkan pasien, pasangan dan keluarga untuk mengekspresikan perasaan. Daugirdas, 2001 dalam
Pratiwi, 2008 Menurut Iyus Yosep, 2007 penyesuaian psikologis memiliki beberapa tahap, yaitu
1. Pengingkaran atau denial
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi. Dengan
mengatakan atau menolak kenyataan kehilangan itu terjadi dengan mengatakan “tidak saya tidak percaya bahwa itu terjadi”, “itu tidak mungkin”.
Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus menerus mencari informasi tambahan.