Sumber-sumber Self-Efficacy Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy

terintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Akibatnya, dalam situasi yang sama dan orang yang berbeda dapat menghasilkan prestasi yang berbeda. Demikian juga orang yang sama dalam situasi yang berbeda dapat menghasilkan prestasi yang berbeda pula Akbar Hawadi, 2004. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulan bahwa proses perkembangan self- efficacy yang dimiliki oleh seseorang berlangsung dari sejak masa bayi, kanak- kanak, remaja, dan seterusnya sampai usia dewasa. Dalam perkembangannya, self-efficacy seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman sosial bersama orang tua, saudara dan lingkungan di sekitarnya.

3. Sumber-sumber Self-Efficacy

Bandura 1997 mengatakan bahwa terdapat empat sumber informasi yang dapat diperoleh individu mengenai kemampuan dirinya, yaitu : a. Enactive Mastery Experiences Pengalaman Keberhasilan Umpan balik terhadap hasil kerja seseorang merupakan sumber informasi yang paling berpengaruh terhadap self-efficacy. Bila seseorang berhasil mencapai kesuksesan yang diinginkan, maka akan dapat meningkatkan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, bila seseorang mengalami kegagalan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan, maka akan dapat mengurangi keyakinan terhadap kemampuan dirinya Bandura, 1997. b. Vicarious Experience Pengalaman Orang Lain Melihat orang lain yang sama dengan dirinya dalam memperoleh keberhasilan, maka akan meningkatkan harapan individu untuk melakukan Universitas Sumatera Utara tugas yang sama pula. Individu akan menilai bahwa dirinya juga mampu melakukan hal yang sama. Sementara jika individu tersebut melihat orang lain yang dinilai memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya mengalami kegagalan, maka hal tersebut dapat merendahkan penilaian terhadap kemampuan dirinya sendiri Bandura, 1997. c. Verbal Persuasion Persuasi Verbal Individu dapat memperoleh informasi mengenai kemampuan dirinya melalui persuasi verbal yang disampaikan oleh orang lain dan biasanya merupakan orang-orang yang mempunyai pengaruh terhadap dirinya. Pada dasarnya persuasi digunakan untuk membantu individu percaya akan kemampuan yang dimilikinya Bandura, 1997. d. Physiological State Keadaan Fisiologis Individu dapat mengetahui bahwa kondisi fisiknya dalam suatu situasi yang menekan, sebagai tanda bahwa ia tidak mampu melakukan suatu tugas. Dalam menghadapi suatu aktifitas yang menuntut kekuatan fisik dan stamina, seseorang dapat membaca kelelahannya sebagai indikasi ketidakmampuan, sehingga keyakinan dirinya akan menurun Bandura, 1997.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy

Menurut Bandura 1997 ada beberapa faktor yang mempengaruhi self- efficacy individu antara lain : a. Jenis kelamin Universitas Sumatera Utara Orang tua seringkali memiliki pandangan yang berbeda terhadap kemampuan anak laki-laki dan perempuannya. Zimmerman dalam Bandura, 1997 dalam penemuannya melaporkan bahwa terdapat perbedaan pada perkembangan kemampuan dan kompetensi anak laki-laki dan perempuan. Ketika anak laki- laki berusaha untuk sangat membanggakan kemampuan dirinya, anak perempuan malah seringkali meremehkan kemampuan mereka. b. Sifat dari tugas yang dihadapi Derajat kompleksitas dan kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu akan mempengaruhi penilaian individu tersebut terhadap kemampuan dirinya sendiri. Semakin kompleksnya suatu tugas yang dihadapi oleh individu maka akan semakin rendah individu tersebut dalam menilai kemampuannya. Sebaliknya, jika individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana maka akan semakin tinggi individu tersebut akan menilai kemampuannya. c. Insentif eksternal Bandura 1997 mengatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan self-efficacy adalah competent contingent incentive yaitu insentif yang diberikan oleh orang lain yang merefleksikan keberhasilan seseorang dalam menguasai atau melaksanakan tugasnya. d. Status peran serta individu dalam lingkungan Individu yang memiliki peran di dalam lingkungan akan memperoleh derajat kontrol yang lebih besar sehingga self-efficacy yang dimilikinya juga tinggi. Sedangkan individu yang tidak terlibat dalam lingkungan akan memiliki kontrol yang lebih kecil sehingga self-efficacy yang dimilikinya juga rendah Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan orang yang aktif dalam lingkungan. Peran dalam lingkungan dapat ditunjukkan dengan mengikuti satu atau lebih organisasi- organisasi sosial yang ada. e. Informasi tentang kemampuan diri Seseorang akan memiliki self-efficacy yang tinggi jika ia memperoleh informasi yang positif mengenai dirinya dan akan memiliki self-efficacy yang rendah jika memperoleh informasi yang negatif mengenai dirinya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi self-efficacy yaitu jenis kelamin, sifat dari tugas yang dihadapi, insentif eksternal, status peran serta individu dalam lingkungan dan informasi tentang kemampuan diri.

5. Aspek-aspek Self-Efficacy