Interpretasi Intra Subjek Partisipan 2 LN

W3P2B220-222Hal.47 “ Heh? Apa ya? Nggak tahu. Eee itulah kak, malas aku buat pr kan. Tapi karena nggak bisanya aku belajar kalau di rumah, makanya jadi malas aku ngerjain pr ku. ” W3P2B228-231Hal.47 LN memiliki cita-cita ingin menjadi seorang penyanyi dan LN juga tidak ingin menjadi anak jalanan yang mencari uang di jalanan selamanya. “ Ah, ya nggak lah kak. Nantikan kalau udah besar aku kan, udah bisa aku cari kerja ya cari kerja lah aku, masa jadi anak jalanan terus, ngamen terus aku? Nggak lah. ” W2P2B197-200Hal.41 “ Iya kak. Pengen juga aku kek gitu. Daripada ngamen di jalanan terus panas- panas itupun belum tentu dapat. Kalau penyanyi kan emang dapat duit dia itu kan. ” W2P2B208-211Hal.42

3. Interpretasi Intra Subjek

Di bagian ini akan dijelaskan mengenai aspek-aspek pada partisipan 2 LN yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Aspek-aspek tersebut dihubungkan dengan teori yang telah dikemukakan di Bab II. Tabel 6 Interpretasi LN Tema Kesimpulan Konfirmasi Teoritis Klasifikasi anak jalanan ● LN berumur 9 tahun dan melakukan kegiatan di jalanan mengamen, menyapu, menyemprot dan berjualan aqua selama lebih kurang lima hari dalam seminggu dan 5-8 jam. ● Seseorang dapat dikatakan anak jalanan bila berumur dibawah 18 tahun, yang menggunakan jalan sebagai tempat mencari nafkah dan berada di jalan lebih dari enam jam sehari dan enam hari Universitas Sumatera Utara ● LN masih memiliki kedua orang-tua dan tinggal bersama dengan orang-tua serta keluarganya. ● LN masih bersekolah dan duduk di kelas IV SD serta masih memiliki keluarga dan selalu pulang ke rumah setelah selesai mencari uang di jalanan. LN menjadi anak jalanan agar ia memperoleh uang untuk membantu beban orang-tuanya. Uang yang diperoleh LN biasanya dipergunakan untuk keperluan sekolah LN serta untuk membeli kebutuhan sehari-hari keluarganya. seminggu Suwardi, 2007. ● Anak jalanan terbagi ke dalam empat tipe yaitu anak jalanan yang masih memiliki orang tua dan tinggal dengan orang tua, anak jalanan yang masih memiliki orang tua tapi tidak tinggal dengan orang tua, anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua tapi tinggal dengan keluarga, anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua dan tidak tinggal dengan keluarga Suwardi, 2007. ● Kategori anak jalanan termasuk ke dalam Children on the Street yaitu anak masih memiliki keluarga dan pulang ke rumah, bahkan sebagian masih bersekolah. Penghasilan orang tua yang menurun karena gelombang PHK dan krisis ekonomi yang melanda. Membantu orang tua termasuk membiayai sendiri biaya sekolah menjadi salah satu alasan mereka bekerja di jalan Tata Sudrajat dalam Mulandar, 1996. Latar belakang LN merupakan anak ketiga dari Tiga tingkat yang Universitas Sumatera Utara anak jalanan lima bersaudara. Ibu LN adalah seorang petani sedangkan ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan merangkap sebagai petani. Jumlah penghasilan orang-tua LN yang dirasa tidak mencukupi kebutuhan sehari- hari LN dan keluarganya membuat LN memutuskan untuk menjadi anak jalanan agar LN memperoleh uang untuk membantu beban orang- tuanya. LN tinggal di daerah persawahan dimana anak-anak di daerah tersebut banyak yang menjadi anak jalanan juga. menyebabkan munculnya fenomena anak jalanan : Tingkat mikro immediate causes yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi anak dan keluarganya, Tingkat meso underlying causes yaitu faktor-faktor yang ada di masyarakat tempat anak dan keluarga berada, Tingkat makro basic causes yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan struktur makro dari masyarakat seperti ekonomi, politik dan kebudayaan Tata Sudrajat dalam Mulandar, 1996. Tugas-tugas yang dihadapi anak jalanan berkaitan dengan aspek-aspek self-efficacy Magnitude Level LN merasa dirinya mampu untuk melakukan tugas- tugasnya di rumah, tugasnya sebagai seorang pelajar maupun tugas untuk mencari uang. Walaupun LN merasa kesulitan dalam menjalankan tugasnya mencari uang namun tugas tersebut harus tetap dilakukannya karena tidak ada pilihan lain. Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu dari peristiwa yang dihadapi dalam hidupnya dan hal ini akan mendorong suatu keinginan serta akan berpengaruh dalam pemilihan perilaku, usaha dan ketekunan seseorang Bandura dalam Feist Feist, Universitas Sumatera Utara Generality Strength LN merasa lebih mampu untuk melakukan tugasnya mencari uang daripada tugasnya sebagai pelajar yaitu belajar karena untuk mendapatkan uang LN hanya perlu bernyanyi. Namun apabila disuruh memilih, LN lebih menyukai menjadi anak biasa tanpa harus mencari uang di jalanan. Meskipun banyak rintangan dan tantangan yang dihadapi LN namun LN tetap merasa bahwa dirinya mampu melakukan semua tugas baik tugas sebagai pelajar maupun anak jalanan. Prestasinya sebagai seorang pelajar termasuk baik walaupun tidak mendapatkan juara. 2002. Aspek self-efficacy “generality” yang berkaitan dengan luas bidang perilaku dimana seseorang merasa yakin bahwa dirinya mampu untuk mengerjakan suatu tugas baik pada setiap bidang yang biasa dijalaninya maupun pada bidang yang belum pernah dilakukannya Bandura, 1997. Aspek self-efficacy “strength” yang berkaitan dengan ketahanan dan keuletan individu dalam pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki keyakinan dan kemantapan yang kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas akan terus bertahan dalam usahanya meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan Bandura, 1997. Faktor pendukung self- efficacy ● Orang-tua LN tidak terlalu memperhatikan prestasi belajar dan nilai-nilai pelajaran LN. Apabila LN memperoleh nilai yang bagus orang-tua LN tidak ● Salah satu faktor yang dapat meningkatkan self-efficacy adalah competent contingent incentive yaitu insentif yang diberikan oleh orang lain yang Universitas Sumatera Utara terlalu memedulikannya, mereka hanya memberikan pujian sekedarnya sehingga membuat LN tidak terlalu memikirkan masalah nilai dan prestasi belajarnya. ● LN kurang mendapat dukungan untuk belajar dari orang-tua dan saudaranya terutama ketika ia mengalami kesulitan dalam belajar sehingga membuat LN menjadi kurang semangat belajar. Akan tetapi dalam hal mencari uang, orang-tua LN memberikan dukungan agar LN dapat memperoleh uang setiap harinya. ● LN memiliki teman yang juga seorang anak jalanan tetapi memiliki prestasi belajar yang lebih baik dari dirinya. Hal merefleksikan keberhasilan seseorang dalam menguasai atau melaksanakan tugasnya Bandura, 1997. ● Salah satu faktor yang mempengaruhi self-efficacy adalah “sifat dari tugas yang dihadapi” yaitu derajat kompleksitas dan kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu akan mempengaruhi penilaian individu tersebut terhadap kemampuan dirinya sendiri. Semakin kompleksnya suatu tugas yang dihadapi oleh individu maka akan semakin rendah individu tersebut dalam menilai kemampuannya. Sebaliknya, jika individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana maka akan semakin tinggi individu tersebut akan menilai kemampuannya. Bandura, 1997. ● Sumber self-efficacy antara lain Vicarious Experience Pengalaman Orang Lain yaitu melihat orang lain yang Universitas Sumatera Utara tersebut mempengaruhi dirinya untuk dapat meningkatkan prestasi dirinya namun karena kondisi yang tidak memungkinkan maka prestasinya tidak dapat lebih meningkat seperti yang diinginkannya. sama dengan dirinya dalam memperoleh keberhasilan, maka akan meningkatkan harapan individu untuk melakukan tugas yang sama pula. Individu akan menilai bahwa dirinya juga mampu melakukan hal yang sama. Sementara jika individu tersebut melihat orang lain yang dinilai memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya mengalami kegagalan, maka hal tersebut dapat merendahkan penilaian terhadap kemampuan dirinya sendiri Bandura, 1997.

C. Partisipan 3 GG