dan angka sehingga akan lebih ‘etis’ dan kontekstual bila diteliti dalam setting alamiah, dimana artinya adalah tidak cukup hanya mencari “what” dan “how
much”, tetapi perlu juga memahaminya “why” dan “how” dalam konteksnya. Menurut Patton dalam Afiatin, 1997 kelebihan dari metode kualitatif adalah
bahwa dengan prosedur yang khusus menghasilkan data detail yang kaya tentang sejumlah kecil orang dan kasus-kasus. Kelebihan lainnya adalah bahwa
pendekatan kualitatif menghasilkan data yang mendalam dan detail serta penggambaran yang hati-hati tentang situasi, kejadian-kejadian, orang-orang,
interaksi dan perilaku yang teramati. Penelitian dengan pendekatan kualitatif memberi kesempatan kepada peneliti
untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti serta untuk mengungkap hal-hal yang tersimpan dalam pikiran,
perasaan dan keyakinan-keyakinan partisipan yang sulit diungkap dengan pendekatan kuantitatif, sehingga dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
tujuan dari penelitian ini akan tercapai.
B. METODE PENGUMPULAN DATA
Lofland Lofland dalam Moleong, 2000 berpendapat bahwa sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Metode pengumpulan
data yang digunakan disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian dan sifat objek yang diteliti. Metode-metode yang dapat digunakan dalam penelitian
kualitatif antara lain wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, analisis
Universitas Sumatera Utara
terhadap dokumen, analisis dokumen, analisis catatan pribadi, studi kasus, dan studi riwayat hidup Poerwandari, 2007.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam in-depth interviewing. Wawancara mendalam dilakukan
dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud
melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, satu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister dkk. dalam Poerwandari, 2007. Wawancara
akan dilakukan terhadap anak-anak jalanan yang sesuai dengan karakteristik partisipan penelitian dan akan dilakukan juga wawancara terhadap significant
other seperti orang tua, teman dekat, dll agar data yang dikumpulkan dapat lebih valid dan terpercaya serta lebih memperkaya data-data yang akan diperoleh.
Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik funneling oleh Smith dalam Poerwandari, 2007 yaitu memulai dari
pertanyaan-pertanyaan yang umum dan makin lama makin khusus. Selama wawancara dilakukan, peneliti menggunakan pedoman wawancara
agar hal-hal yang ingin diketahui tidak ada yang terlewatkan. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk menanyakan sesuatu di luar pedoman untuk
menambah keakuratan data penelitian. Pada saat proses wawancara, juga akan disertai dengan proses observasi
terhadap perilaku partisipan. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan
Universitas Sumatera Utara
mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut Poerwandari, 2007.
Observasi dilakukan pada saat wawancara berlangsung untuk melihat bagaimana reaksi calon partisipan ketika peneliti meminta kesediaannya untuk
diwawancarai, bagaimana sikap partisipan terhadap peneliti, bagaimana sikap dan reaksi partisipan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bagaimana
keadaan partisipan pada saat wawancara, hal-hal yang sering dilakukan partisipan dalam proses wawancara dan respon-respon nonverbal dari partisipan. Dalam
penelitian ini akan digunakan observasi nonpartisipan dimana peneliti hanya bertindak sebagai peneliti total yang tidak terlibat dalam peristiwa tersebut
Minauli, 2002.
C. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA