LN mengatakan bahwa uang yang diperolehnya dari jalanan selalu diberikannya kepada ibunya dengan jumlah yang tidak ditetapkan, tergantung dari
berapa yang diperolehnya pada hari itu. Namun apabila LN tidak memperoleh apa-apa, terkadang orang-tua LN akan memarahi dirinya. Pendapatan LN
biasanya digunakan orang-tua LN untuk membeli kebutuhan mereka sehari-hari, untuk membayar keperluan sekolah LN misal membeli buku ataupun sekedar
untuk uang ‘jajan’ LN. Menurut pengakuannya, rata-rata pendapatan LN sekitar Rp10.000,- sd Rp15.000,- setiap harinya dan itu uang yang sedikit apabila
dibandingkan dengan pendapatan teman dekat LN, namun LN termasuk seorang anak yang mensyukuri segala yang diberikan oleh-Nya dan ia percaya bahwa ia
pasti akan mendapatkan rejeki yang lebih banyak lagi di kemudian hari. Hal tersebut terbukti dari kalimat yang sangat sering diucapkan LN yaitu ‘rejeki nggak
kan kemana’.
Tabel 5 Waktu Wawancara Partisipan 2 LN
Partisipan HariTanggal wawancara
Waktu wawancara
Tempat wawancara
LN Minggu18 Oktober
2009 16.45 - 18.00 WIB
Rumah singgah LN
Kamis22 Oktober 2009 10.30 - 11.20 WIB
Rumah makan LN
Minggu08 Nopember 2009 14.00 - 15.00 WIB Rumah singgah
2. Deskripsi Hasil Wawancara
LN merupakan seorang anak berusia 9 tahun yang terjun menjadi anak jalanan pada usia 8 tahun dan duduk di kelas IV empat SD 060972 yang berada di
daerah Simpang Pemda. Ayah LN seorang tukang bangunan yang merangkap sebagai petani dan Ibu LN juga bekerja sebagai seorang petani membantu
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan ayahnya. LN terlahir sebagai anak ketiga dari lima bersaudara dimana mereka sekeluarga tinggal dalam satu atap. Setiap harinya LN pergi ke Simpang
Pos untuk melakukan kegiatan di jalanan seperti mengamen, menyapu ataupun berjualan aqua agar LN dapat memperoleh uang. LN biasanya melakukan
kegiatan tersebut rutin setiap hari pada sore harinya sepulangnya ia dari sekolah namun karena sekolah LN sedang melakukan perbaikan maka jadwal sekolah LN
yang seharusnya pagi hari berubah menjadi siang hari dan hal itu berpengaruh juga pada jadwal LN untuk turun ke jalanan.
a. Klasifikasi anak
jalanan
LN yang masih berusia 9 tahun dan duduk di kelas empat IV SD 060972 ini menjadi anak jalanan ketika berusia 8 tahun dan dengan alasan utama LN
memutuskan untuk menjadi anak jalanan adalah karena masalah ekonomi keluarganya. Pada awalnya, LN memang diajak oleh temannya yang sudah lebih
dahulu menjadi anak jalanan, namun akhirnya LN merasa tertarik ingin mengikuti apa yang dilakukan temannya tersebut karena dengan begitu ia akan dapat
memperoleh uang. “Eee, itulah kak, diajak kawanku, dekat rumah, si Rosi ini lah, ayo Lena
jualan aqua kita di simpang pos katanya. Trus ikutlah aku, kuajak juga kawanku si Nora itu.”
W1P2B113-116Hal.27 “Eee, itulah kak, diajak si Rosi aku waktu itu. Dibilangnya kan, ayok Lena
jualan aqua kita, biar dapatmu duit, aku bisa dapatku sepuluh ribu kemaren itu. Gitu lah dibilang si Rosi.”
W3P2B072-076Hal.44 “Tapi ya itulah kak, biar dapatku duit kan, biar bisa aku beli buku.”
W3P2B095-096Hal.44
Universitas Sumatera Utara
Setelah LN melakukan kegiatannya di jalanan, ia selalu pulang ke rumah dimana LN tinggal bersama dengan kedua orang-tuanya, keempat saudaranya
serta keluarga tantenya. “Iyalah, sama orang tua lah.”
W1P2B017Hal.25 Meskipun LN mendapat dukungan dari orang-tuanya, namun ibu LN juga
memberikan nasihat padanya agar ia tidak gampang percaya dengan orang asing karena ibu LN merasa khawatir jika LN ‘diculik’.
“Mana?? Nggak lah. Kutanya dulu mamakku kan. Mak, diajak si Rosi aku ke simpang pos, jualan aqua katanya, pernah dia dapat sepuluh ribu. Gitu
kubilang mamak. Trus dibilang mamak ya udah jualan lah kau, tapi hati-hati katanya. Jangan mau kalau diajak-ajak sama orang, sama ibu-ibu, nanti
dibawa lari kata mamak.” W3P2B078-085Hal.44
Uang yang diperoleh LN biasanya diberikan LN pada ibunya dan uang tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari keluarga mereka
ataupun sekedar untuk keperluan pribadi LN. Apabila pendapatan LN lebih dari jumlah biasanya, maka LN akan menyisihkan sedikit uangnya untuk ditabung.
“Buat jajan kami, trus buat ongkos kakakku.” W1P2B247Hal.29
“Kadang-kadangnya kak, kalau banyak dapatku, kumasukkan celengan. Kalau cuma dikitnya dapatku, ya nggak bisalah kutabung.”
W1P2B590-593Hal.36 Namun uang yang didapatkan LN tersebut juga digunakan untuk membayar
keperluan sekolah LN bahkan ibu LN pernah menjadikan keperluan sekolah LN menjadi alasan agar LN mau mencari uang di jalanan terutama ketika ayah LN
sedang tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan mereka sekeluarga.
Universitas Sumatera Utara
“Baru eee hari itu. Eee misalnya sekarang, besoknya kan besoknya sekali lagi, mau ikut aku renang. Kubilang sama mamak, mak ikut aku renang ya. Trus
dibilang mamak, enggak enggak, cari dulu tiga puluh. Baru aku carilah tiga puluh.”
W1P2B233-238Hal.29
“Dapatku dua puluh delapan ribu waktu itu. Baru kubilang mamak kan, mak dapat ku dua lapan, ikut aku renang ya, iya iya katanya.”
W1P2B241-244Hal.29 “Yah, minta sama bapak lah kak, tapi kalau udah nggak ada uang bapak, ya
disuruh lah aku cari sendiri biar bisa kubeli buku ku kan. Kalau nggak gitu, nggak ada buku lah. Yah, rejeki nggak kemana nya itu kak.”
W3P2B063-067Hal.44 LN biasanya pergi ke jalanan pada siang atau sore hari setelah pulang sekolah,
namun karena sekolah LN sedang melakukan perbaikan maka jadwal sekolah LN yang awalnya pagi hari berubah menjadi siang hari sehingga pada hari Senin
sampai Kamis LN jarang pergi ke jalanan. LN lebih sering ke jalanan pada hari Jumat, Sabtu ataupun Minggu karena di hari Jumat dan Sabtu sekolah LN lebih
cepat selesainya. “Agak jarang juga jadinya kak. Kalau hari senin sampai kamis, kadang-
kadang aja aku ngamen. Pagi-pagi lah jadinya. Tapi itupun kadang-kadang. Karena kak, pagi-pagi aku harus jaga adekku yang masih kecil.”
W1P2B391-395Hal.32 “Hari itulah kak, hari Jumat, Sabtu sama Minggu.”
W1P2B397-398Hal.32 LN mengaku bahwa pada pagi hari ia hanya sekali-kali pergi mengamen
karena banyak tugas yang harus dilakukannya. Namun apabila LN pergi mengamen pada pagi hari, ia akan segera pulang sebelum jam dua belas siang
karena LN harus masuk sekolah jam satu. Namun apabila pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu LN akan pergi ke jalan sekitar jam dua belas sampai jam dua siang
Universitas Sumatera Utara
dan LN akan pulang pada jam enam atau bahkan jam delapan malam tergantung dari jumlah uang yang sudah didapatkannya.
“Nggak kak, kadang-kadangnya kak ngamen aku, karena itulah tadi, banyak kerjaanku kalau pagi itu, jaga adek, lipat kain, jaga burung, itulah kak.”
W1P2B421-424Hal.33 “Eee, sebelum jam dua belas lah, karena kan aku masuk jam satu. Belum lagi
nanti mandi sama makan.” W2P2B021-023Hal.38
b. Latar belakang anak jalanan
LN bertempat tinggal di daerah persawahan tepatnya di Simalingkar B, Medan dan kebanyakan warga sekitar rumahnya memang bermatapencaharian sebagai
petani. “Iya lah. Orang-orang disitu kan memang petani nya itu semua. Makanya
bapak sama mamak ku juga kan.” W3P2B027-029Hal.43
Selain itu, kebanyakan teman-teman LN yang berada di sekitar rumahnya menjadi anak jalanan namun hanya beberapa orang saja yang dekat dengan LN.
“Iya lah, kebanyakan anak jalanan itu. Kayak si Rosi sama kakaknya juga, si Nora, si Grace, tapi itu nya kami yang sering sama-sama. Ada juga yang lain
tapi nggak pernah kami sama.” W3P2B036-040Hal.43
Orang-tua LN adalah seorang petani akan tetapi ayah LN memiliki pekerjaan lain yaitu sebagai tukang bangunan. Apabila ayah LN sedang tidak ada kerja
untuk membangun maka ia akan membantu ibu LN di sawah yang berada di daerah sekitar rumah mereka.
“Ya dua-duanya kak. Ganti-ganti lah. Kalau lagi nggak ada kerja bangunannya, ya ke sawah dia bantu-bantu mamak.”
W3P2B031-033Hal.43
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan orang-tua LN dapat dikatakan tidak tidak memiliki penghasilan yang tetap setiap bulannya karena tergantung dari panen padi mereka. Oleh karena
itu, terkadang ibu LN menugaskan LN untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan mereka sekeluarga.
“Satuuu buu, satu minggu, nggak tahu itu dapat berapa, tiga ratus mungkin.” W1P2B534-435Hal.35
“Nggak lah, kan sekali-kalinya panen itu, nggak terus, makanya disuruh mamak aku cari duit.”
W2P2B067-069Hal.39 “Heh? Nggak lah. Kadang eee aku juga. Kalau udah nggak ada lagi uang
bapak, dibilang mamak, bagus-bagus kau cari uang ya nak, terpaksalah bagus- bagus awak mencari, kadang sampai nggak makan awak.”
W1P2B537-542Hal.35 c. Tugas-tugas yang dihadapi anak jalanan berkaitan dengan aspek-aspek
self-efficacy 1. Magnitude Level
Selain memiliki tugas untuk mencari uang di jalanan, LN juga memiliki tugas rumah yang juga harus dilakukannya seperti menyapu, melipat kain, menyuci
piring, menjaga adik serta menjaga padi apabila orang-tuanya sedang pergi. “
Yah mereka jaga ladang juga, tapi kadang-kadang kalau mamak sama bapak lagi nggak bisa jagain, disuruh aku yang jaga.
” W1P2B068-070Hal.26
Tugas sebanyak itu harus dilakukan oleh anak usia 9 tahun, namun LN merasa sanggup untuk melakukan semuanya daripada ia dimarahi orang-tuanya.
“ Eee, he-eh lah. Daripada dimarahin sama mamak. Karena mamak mau juga
marah kalau misalnya kan nggak kulipat kain itu. ”
W1P2B074-076Hal.26
Universitas Sumatera Utara
Selama menjadi anak jalanan, LN pernah berjualan aqua namun karena LN merasa keuntungan yang diperolehnya hanya sedikit dengan berjualan aqua maka
LN mulai mengamen. LN lebih menyukai kegiatan mengamen karena LN memang sangat suka menyanyi.
“Ngamen lah…dulu, dulunya itu, jualan aqua. Tapi nggak ada selalu untungnya, jadi ngamen lah kami. Pertama kami lihat si Ronda, kami lihat
gini-gini dia, trus kami gini-gini juga, jadi ikut juga lah kami ngamen. Nyanyi pake krincing-krincingan kami. Abis itu baru pake gitar kami.”
W1P2B122-128Hal.27 “Suka aja aku nyanyi-nyanyi kayak gitu.”
W1P2B184Hal.28 Kegiatan
mengamen juga tidak selamanya mendapatkan uang yang cukup untuk mereka bawa pulang karena untuk mengamen mereka harus mengeluarkan
uang sewa gitar sebesar Rp2.000,- perjam sehingga akan mengurangi jumlah pendapatan mereka. Oleh karena itu, mereka mencari cara agar mereka dapat
memperoleh uang yang lebih banyak lagi. “Iya lah, kami sewa lah. Kek hari tu kami, aku gabung sama si Rosi, kami
sewa berdua. Satu jam dapat kami, berapa itu ya? Uang kertasnya tiga puluh lima ribu, trus uang recehnya dua ribu gitu. Banyak dapat kami berdua.”
W1P2B138-143Hal.27 LN yang seorang anak kelas empat SD ini juga merasa bahwa dirinya sanggup
untuk menjalani semua tugasnya tersebut termasuk tugas sekolahnya serta tugasnya mencari uang sebagai anak jalanan.
“Sanggup lah makanya masih ngamen aku kak. Orang mamak ku juga yang bilang, Lena bagus-bagus kau cari duit yah biar ada duit kita, gitu kata mamak
kalau udah nggak ada lagi duit bapak.” W2P2B057-061Hal.39
“Ya sangguplah, kalau nggak nanti nggak dapat duit kami buat makan.” W3P2B052-053Hal.44
Universitas Sumatera Utara
Namun meskipun demikian, LN merasa bahwa tugas untuk mencari uang merupakan tugas yang paling sulit untuk dilakukan.
“ Eee cari duit itulah kurasa kak. Susah kali kurasa. Nanti udah capek awak
kan, panas kali lagi, tapi nggak ada yang kasih. Ah, susah kali itu. ”
W2P2B083-086Hal.39
2. Generality