Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan dalam Bab II sehingga peneliti mempunyai kerangka berfikir tentang hal-hal yang
ingin ditanyakan. Dalam pelaksanaannya, pedoman wawancara tidak digunakan secara kaku sehingga tidak menutup kemungkinan peneliti menanyakan hal-hal
diluar pedoman wawancara agar data yang dihasilkan lebih akurat dan lengkap.
3. Panduan Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan proses wawancara. Hal-hal yang terjadi selama wawancara dicatat dalam panduan observasi. Catatan observasi ini
akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan dan mengingat garis besar yang terjadi selama proses wawancara seperti penampilan fisik partisipan, setting
wawancara, sikap partisipan kepada peneliti selama wawancara, hal-hal yang mnegganggu wawancara, hal-hal yang unik, menarik dan tidak biasa dilakukan
partisipan yang muncul selama menjawab pertanyaan peneliti.
D. KREDIBILITAS PENELITIAN
Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2007. Kredibilitas penelitian
kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang
kompleks.
Universitas Sumatera Utara
Kredibilitas penelitian ini terletak pada keberhasiln penelitian dalam mengungkapkan permasalahan mengenai aspek-aspek dari self-efficacy yang
terdapat dala diri anak jalanan. Marshall dalam Poerwandari, 2007 menyarankan adanya patokan-patokan
yang perlu dipahami untuk meningkatkan kredibilitas laporan penelitian kualitatif. Peneliti mengikuti saran Marshall tersebut dengan berusaha meningkatkan
kredibilitas penelitian melalui beberapa langkah seperti : peneliti menjelaskan metode pengumpulan data, mengungkap secara terbuka langkah-langkah
pengumpulan data dan analisa data, menyimpan kelengkapan data yang didapat di lapangan, peneliti juga mengembangkan konstruk analisa data yang sebenarnya
didapatkan di lapangan, dimana analisa tersebut bukan rekaan peneliti. Selain itu peneliti berusaha meningkatkan generalibilitas dan kredibilitas
penelitian ini dengan melakukan triangulasi. Peneliti juga berusaha meningkatkan kredibilitas penelitian dengan cara melakukan diskusi dan meminta saran
mengenai analisa dan interpretasi data yang diperoleh di lapangan dengan dosen pembimbing. Hal tersebut dilakukan peneliti sesuai dengan saran dari Patton
dalam Poerwandari, 2007.
E. PARTISIPAN DAN LOKASI PENELITIAN 1.
Prosedur Pengambilan Partisipan
Patton dalam Poerwandari, 2001 mengemukakan sepuluh teknik pengambilan sampel namun penelitian ini menggunakan teknik pengambilan
sampel berdasarkan teori atau konstruk operasional theory basedoperational
Universitas Sumatera Utara
construct sampling dimana sampel dipilih dengan kriteria tertentu berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai dengan studi-studi sebelumnya dan sesuai
tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar mewakili bersifat representatif berdasarkan fenomena yang dipelajari.
2. Jumlah Partisipan
Menurut Patton dalam Poerwandari, 2007, desain kualitatif memiliki sifat yang luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah sampel
yang harus diambil dalam penelitian kualitatif. Jumlah sampel sangat tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan
sumber daya yang tersedia. Penelitian kualitatif tidak mementingkan jumlah subyek penelitian, yang
terpenting dalam penelitian kualitatif adalah subyek yang bisa memberikan sebanyak mungkin informasi yang ingin didapatkan. Waktu, biaya, kemampuan
partisipan, ketertarikan partisipan dan faktor lain yang mempengaruhi banyaknya subyek menjadi hal yang harus diperhatikan dalam mengambil sampel penelitian
Gay dan Airasian, 2003. Dalam penelitian ini peneliti merencanakan 3 tiga partisipan dengan pertimbangan tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai self-efficacy pada anak jalanan secara menyeluruh.
3. Karakteristik Partisipan
Pada penelitian ini terdapat beberapa karakteristik partisipan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Anak jalanan, yaitu anak-anak yang melakukan aktivitas atau pekerjaan di jalanan untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat
umum lainnya paling sedikit enam jam dalam sehari dan enam hari dalam seminggu.
b. Usia antara 7 – 12 tahun dan bersekolah. c. Tinggal dengan orang-tua.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kota Medan dengan mengambil subjek yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini penting
dalam memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian, mengingat peneliti juga berdomisili di kota Medan sekaligus menghemat biaya penelitian.
F. PROSEDUR PENELITIAN 1.
Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian, yaitu :
a. Mengumpulkan data Mengumpulkan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang
berhubungan dengan anak jalanan, melalui wawancara awal, artikel, jurnal- jurnal, dosen, teman-teman dan lingkungan sekitar serta mengumpulkan teori-
teori yang berhubungan dengan hal tersebut, kemudian menguraikan faktor- faktor yang berhubungan self-efficacy pada anak jalanan.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyusun pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun berdasarkan kerangka teoritis untuk menjadi
pedoman dalam proses wawancara. Pedoman wawancara berisikan tentang aspek-aspek self-efficacy dan teori-teori yang terdapat pada Bab II.
c. Menghubungi calon partisipan Mengumpulkan informasi tentang calon partisipan. Peneliti mendapatkan
informasi mengenai calon partisipan melalui informan. Setelah mendapatkan beberapa calon partisipan, selanjutnya peneliti menghubungi calon partisipan
untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan dan menanyakan kesediaan calon partisipan untuk menjadi subjek penelitian
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah : a. Informed consent, yaitu partisipan menyatakan persetujuannya untuk terlibat
dalam penelitian, setelah ia mendapatkan informasi yang benar tentang penelitian yang melibatkannya tersebut Kvale Neuman dalam Poerwandari,
2007. b. Peneliti meminta izin partisipan untuk merekam pembicaraan dengan
menggunakan alat perekam dari awal sampai akhir wawancara. c. Melakukan rapport yang diawali dengan percakapan-percakapan ringan agar
suasana tidak kaku pada saat wawancara.
Universitas Sumatera Utara
d. Wawancara dimulai dari pertanyaan-pertanyaan umum yang kemudian makin lama makin khusus berdasarkan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
3. Tahap Pencatatan Data
Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat perekam dengan persetujuan subjek penelitian sebelumnya. Hasil rekaman ini
kemudian akan ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa. Verbatim adalah mendengarkan lalu menulis kata per kata hasil rekaman wawancara kemudian
diketik Poerwandari, 2007. Data yang telah diperoleh dari wawancara dituangkan ke dalam bentuk
verbatim berupa tulisan. Sedangkan data yang didapatkan dengan metode observasi berupa data deskriptif berbentuk narasi. Data ini selanjutnya akan
dianalisa sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
G. PROSEDUR ANALISA DATA
Poerwandari 2007 mengatakan bahwa setelah wawancara, peneliti kemudian menganalisa dan menginterpretasi data yang dimulai dengan membuat verbatim
dari hasil wawancara. Data akan dianalisa menurut prosedur penelitian kualitatif dengan mengumpulkan verbatim wawancara dan mengolah data dengan metode
kualitatif. Menurut Poerwandari 2007, proses analisa data adalah : 1. Peneliti melakukan organisasi data secara sistematis untuk memperoleh
kualitas data yang baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Setelah melakukan organisasi data, peneliti melakukan koding dan analisis. Peneliti kemudian menyusun transkripsi verbatim dengan menyediakan kolom
kosong sebelah kanan transkrip untuk tempat kode-kode tertentu, kemudian secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip.
Selanjutnya peneliti memberi pemaknaan pada substansi data yang telah dikumpulkan.
3. Peneliti melakukan pengujian terhadap dugaan. Peneliti akan mempelajari data dan kemudian akan mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan
kesimpulan sementara. Pengujian terhadap dugaan berkaitan erat dengan upaya mencari penjelsan yang berbeda mengenai data yang sama, dalam hal
ini peneliti harus mengikutsertakan berbagai perspektif untuk memungkinkan keluasan analisa serta memeriksa bias-bias yang mungkin terjadi tanpa
disadari oleh peneliti. 4. Peneliti kemudian melakukan strategi analisis. Proses analisa dilakukan
dengan melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata subjek maupun konsep yang dikembangkan peneliti untuk menjelaskan
fenomena yang dianalisa. 5. Peneliti melakukan interpretasi data yang mengacu pada upaya untuk
memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data
melalui perpektif tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami self-efficacy pada anak jalanan,
maka data akan dijabarkan, dianalisa dan diinterpretasi per partisipan. Dalam bab ini akan digunkan kode-kode yang memudahkan melihat hasil wawancara yang
terdapat pada lampiran. Contoh kode yang digunakan seperti W1P1B078-086 hal. 2, yang berarti pernyataan tersebut terdapat pada wawancara pertama untuk
parsipan pertama yang terdapat pada baris 78 sampai 86, dimana pernyataan tersebut terdapat pada lampiran halaman 2.
Penelitian ini melibatkan 3 tiga partisipan penelitian. Masing-masing partisipan akan dianalisa satu per satu dan kemudian akan dibandingkan hasil
analisa masing-masing dalam tabel analisa banding.
A. Partisipan 1 RS