Struktur Kepribadian Islam Adjustment to his environment

Muslim yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan.

3. Bentuk-Bentuk Tipologi Kepribadian dalam Islam

Tipologi kepribadian dalam Islam yang dimaksud di sini adalah satu pola karakteristik berupa sekumpulan sifat-sifat yang sama, yang berperan sebagai penentu ciri khas seseorang muslim. Perbedaan pola kararteristik itu baik antara sesame muslim atau antara sesorang muslim dengan non-Muslim. Bentuk-bentuk tipologi kepribadian dalam Islam adalah: 1 Kepribadian Ammarah Nafs al-Ammarah Kepribadian ammarah adalah kepribadian yang cenderung pada tabiat jasad dan mengejar pada prinsip-prinsip kenikmatan. 39 Kepribadian ammarah juga cenderung melakukan perbuatan-perbuatan rendah sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga ia merupakan tempat dan sumber kejelekan dan perbuatan tercela. 40 Firman Allah dalam surat Yusuf ayat 53, yaitu:               “Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. ” QS. Yusuf 12: 53 41 Kepribadian ammarah dapat beranjak kepada kepribadian yang lebih baik apabila ia telah diberi rahmat oleh Allah Awt. Yaitu dengan cara menahan hawa nafsu dan melatih diri untuk berbuat baik, seperti dengan berpuasa, shalat, sedakah, tolong menolong dan sebagainya. 2 Kepribadian Lawwamah Nafs al-Lawwamah Kepribadian lawwamah adalah kepribadian yang mencela perbuatan buruknya setelah memperoleh cahaya kalbu. Ia bangkit untuk 39 Netty Hartati. Dkk, Islam dan Psikologi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004 cet. Ke-1, h. 166. 40 Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam.., h. 176. 41 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an…, h. 357. memperbaiki kebimbangannya dan kadang-kadang tumbuh perbuatan yang buruk yang disebabkan oleh watak gelapnya. Tetapi kemudian ia diingatkan lagi oleh nur Ilahi, sehingga ia bertaubat dan memohon ampunan. 42 3 Kepribadian Muthmainnah Nafs al-Muthmainnah Kepribadian muthmainnah adalah kepribadian yang tenang setelah diberi kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat tercela dan tumbuh sifat-sifat yang baik. Kepribadian ini selalu berorientasi ke komponen kalbu untuk mendapatkan kesucian dan menghilangkan kotoran. 43 Firman Allah Swt:           Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. QS. Al-Fajr 89:27-28. 44

4. Pengembangan Kepribadian dalam Islam

Dalam pengembangan kepribadian Islam, hal yang paling utama untuk diperhatikan adalah pengembangan qalb hati. Hati yaitu tempat bermuara segala kebaikan Ilahiyah kerana ruh ada di dalamnya. Secara psikologis, hati adalah cerminan baik buruk seseorang. 45 Pengembangan kepribadian Islam dapat ditempuh dengan dua cara pendekatan, yaitu: 1 Pendekatan Konten Pendekatan Konten, yaitu serangkaian metode dan materi dalam pengembangan kepribadian yang secara hierarkis dilakukan oleh individu, dari jenjang yang terendah menuju jenjang yang paling tinggi, untuk penyembuhan dan peningkatan kepribadiannya. 46 42 Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, h. 176. 43 Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam,… h. 177. 44 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an,..h. 1059. 45 Rafy Safuri, Psikologi Islam,…h. 113. 46 Rafy Safuri, Psikologi Islam,…h. 115. Kiat-kiat pengembangan kepribadian Islam menurut pendekatan konten dapat ditempuh melalui tiga tahap, yaitu: Pertama, Tahapan permulaan al-bidayah. Pada tahapan ini manusia merasa rindu kepada Khaliknya. Ia sadar bahwa keinginan untuk berjumpa itu terdapat tabir al-hijab yang menghalangi interaksi dan komunitasnya, sehingga ia berusaha menghilangkan tabir tersebut. Tahapan ini disebut juga dengan tahapan Takhalli, yaitu mengosongkan diri dari segala sifat-sifat yang kotor, maksiat, dan tercela. Kedua, Tahapan sesungguhan dalam menempuh kebaikan al- mujahadah. Pada tahapan ini kepribadian seseorang telah bersih dari sifat-sifat tercela dan maksiat. Untuk kemudia ia berusaha secara sungguh- sungguh denga cara mengisi diri dengan perilaku yang mulia. Tahapan kedua ini harus ditopang oleh tujuh pendidikan dan oleh batin riyadhat al-nafs, yaitu sebagai berikut: a Musyarathah, yaitu menetapkan syarat-syarat atau kontrak pada jiwa agar ia dapat melaksanakan tugas dengan baik dan menjauhi segala larangan. b Muraqabah, yaitu mawas diri dan penuh waspada dengan seganap kekuatan jiwa dan pikiran dari perilaku maksiat, agar ia selalu dekat kepada Allah. c Muhasabah, yaitu intripeksi, membuat perhitingan atau melihat kembali tingkah laku yang diperbuat, apakah sesuai dengan apa yang disyaratkan sebelumnya atau tidak. d Mu’aqabah, yaitu menghukum diri karena dalam perniagaan rabbani selalu mengalami kerugian. Dalam aktivitasnya, prilaku buruk individu lebih dominant dari pada yang baik. e Mujahadah, yaitu berusaha menjadi baik dengan sungguh-sungguh, sehinga tidak ada waktu, tempat dan keadaan untuk main-main, apalagi melakukan perilaku yang buruk. Segala tindakan yang diaktualkan harus sesuai dengan apa yang ada di dalam jiwa terdalamnya. f Mu’atabah, yaitu menyesali dan mencela diri atas perbuatan dosanya dengan cara berjanji untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi serta melakukan perbuatan yang positif untuk menutup perbuatan yang negatif. g Mukasyafah, yaitu membuka penghalang atau tabir agar tersingkap ayat-ayat dan rahasia-rahasia Allah. Mukasyafah juga diartikan jalinan dua jiwa yang jatuh cinta dan penuh kasih saying, sehingga masing-masing rahasia diketahui satu dengan yang lainnya. Ketiga, tahapan merasakan al-mudziqat. Pada tahapan ini seorang hamba tidak sekedar menjalankan perintah Khalik-Nya dann menjahui larangan-Nya, tetapai ia merasakan kelezatan, kedekatan, kerinduan bahkan bersamaan dengan-Nya. Tahapan ini disebut dengan tahapan tajalli. Tajalli adalah menampakkan sifat-sifat Allah Swt pada diri manusia setelah sifat-sifat buruknya dihilangkan dan tabir yang menghalangi menjadi sirna. 47 Apabila seseorang yang mampu membuka tabir dan menjadi dekat kepada Allah Swt. dalam kepribadian islam lebih dikenal dengan insan al- kamil manusia sempurna. Ia tidak bersatu dengan apa yang disekitarnya, tetapi hanya bersatu dengan sifat-sifat Tuhan. 2 Rentang Kehidupan Pendekatan rentang kehidupan, yaitu serangkaian perilaku yang dikaitkan dengan tugas-tugas perkembangan menurut rentang usia. 48 Di dalam Al-Quran terdapat tiga fase besar, yaitu fase sebelum kehidupan dunia, fase dunia, dan fase kehidupan setalah mati. Upaya- upaya pengembangan kepribadian hanya dipilih fase kehidupan didunia yang memiliki delapan fase, yaitu: Petama, Fase pra-konsepsi, yaitu fase perkembangan manusia sebelum masa pembuahan seperma dan ovum. Di dalam Islam seseorang dianjurkan bahkan diwajibkan menikah untuk melestarikan keturunan. 47 Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam ,…h. 389-394. 48 Rafy Safuri, Psikologi Islam,…. 117. Upaya-upaya pengembangan fase ini adalah: a Mencari pasangan hidup yang baik, segera menikah secara sah setelah cukup umur. b Membangun keluarga yang sakinah. c Senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi keturunan yang baik. Kedua, Fase pra-natal, yaitu fase perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Upaya-upaya pengembangan kepribadian pada fase ini adalah sebagai berikut: a Memelihara lingkungan psikologis yang ssakinah, rahmah dan mawaddah, agar secara psikologis janin dapat berkembang secara normal. Bayi yang lahir dari keluarga broken home akan mewarisi sifat-sifat atau karakter orang tua yang buruk. b Senantiasa meningkatkan ibadah dan meninggalkan maksiat, terutama bagi ibu, agar janinnya mendapat nur hidayah dari Allah Swt. Ketiga, Fase neo-natus, dimulai kelahiran sampai kira-kira minggu keempat. Upaya-upaya pengembangan kepribadian pada fase ini yang dilakukan orang tua adalah: a Membaca azan di telinga kanan dan membaca iqamah di telinga kiri ketika anak baru lahir. b Memotong akikah yaitu menunjukkan rasa syukur kepada Allah juga sebagai lambing atau symbol pengorbanan dan kepedulian sang orang tua terhadap kelahiran bayinya c Memberi nama yang baik, yaitu nama secara psikologis mengingat atau berkolerasi dengan perilaku yang baik, d Memberi ASI sampai usia dua tahun, selain itu ASI memiliki komposisi gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Keempat, Fase kanak-kanak, fase kanak-kanak, yaitu fase yang dimulai usia sebulan sampai usia sekitar tujuh tahun. Upaya-upaya pengembangan kepribadian pada fase ini adalah:

Dokumen yang terkait

INTERAKSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Interaksi guru pendidikan agama islam dan peserta didik dalam membentuk kepribadian muslim di sekolah menengah kejuruan (smk) negeri 1

0 1 17

INTERAKSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Interaksi guru pendidikan agama islam dan peserta didik dalam membentuk kepribadian muslim di sekolah menengah kejuruan (smk) negeri 1

0 1 24

PERAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES PEMBINAAN MORAL SISWA Peran Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembinaan Moral Siswa (Studi Pendekatan Fenomenologi di SMK Tekno-Sa Surakarta).

0 1 13

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SDIT FATAHILLAH Peran Keluarga dalam Pendidikan Agama Islam Kelas V di SDIT Fatahillah Sukoharjo.

0 0 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 2 12

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA DI MTS DARUL ULUM WARU SIDOARJO.

1 7 133

PERAN LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK ( Studi Kasus di SMA Negeri 3 Malang)

0 0 31

View of PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA

0 1 14

PERAN KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAM BAGI REMAJA

0 0 15