Konsep Dadang Hawari dalam Perawatan Kesehatan Jiwa

53 obat penawarn ‘ a ‘ aitu obat dengan nama generik Thrihe ’ ‘ phenidr ‘ l HCL, Ben “ hecol HCL, Lvodapa + Bensera “ ide dan Bromocriptine Mesilate, sedangkan nama dagann ‘ a adalah Arkine, Artane, Madopar dan Parlodel. 34 b Perawatan Psikologis Perawatan pikologi diberikan dengan catatan bahwa penderita masih tetap mendapat terapi psikofarmaka. Dan perawatan ini ban ‘ ak macam ragamn ‘ a tergantung dari kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit pramorbid. Perawatan ini dapat berupa suportif, re-edukatif, rekonstruktif, kognitif, psiko-dinamik, perilaku dan keluarga. 1 Perawatan suportif Perawatan ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan atau semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangn ‘ a fighting spirit dalam menghadapi hidup. 2 Perawatan Re-edukatif Perawatan ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang serta dapat mengubah pola pendidikan sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar. 3 Perawatan Re-konstruktif Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali re- kontruksi kepribadian ‘ ang telah mengalami keretakan. 4 Perawatan Kognitif 34 Dadang Hawari, Pendekatan Holistik Gangguan Jiwa Ski ” ofrenia, Jakarta: FKUI, 2002, cet. Ke-II, h. 9-10. 54 Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali re- konstruksi kepribadian • ang telah mengalami keretakan. Perawatan ini juga dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif da • a pikir dan da • a ingat rasional. 5 Perawatan Psiko-dinamik Perawatan ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan • ang dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upa • a untuk mencari jalan keluarn • a. 6 Perawatan Perilaku Perawatan ini dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku • ang terganggu mal adaptif menjadi perilaku • ang adaptif mampu men • esuaikan diri. 7 Perawatan Keluarga Perawatan ini dimaksudkan untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluargan • a. 35 c Perawatan Psiko-sosial Re-adaptasi Parawatan Psiko-sosial dimaksudkan agar penderita kembali beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarn • a dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan mas • arakat. Dan selama menjalani ini hendakn • a masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka. Terapi Psiko-sosial ini penting karena salah satu kebutuhan manusia selain kebutuhan fisik adalah kebutuhan “psiko-sosio”, misaln • a rasa diakui, rasa bebas, rasa diperhatikan 35 www. Madanionline.org, 20 Mei 2013. 55 dianggap modern. Menurut Dadang Hawari, perawatan psiko-sosial harus disesuaikan dengan jenis stresor psiko-sosial – ang dihadapi. Tehnik ini bisa dilakukan dengan cara analisa SWOT. Strength, Weakness, Opportunity dan Threat sebagai berikut. 36 1 Strenght adalah upa – a untuk mencari aspek-aspek – ang positif dari diri seseorang – ang merupakan kekuatan – ang perlu digali dan dikembangkan agar ia mempu —– ai kemampuan untuk mengatasi stresor psikososial – ang sedang dihadapin – a. 2 Weakness adalah upa – a untuk mengetahui faktor-faktor apa saja – ang merupakan kelemahan atau kekurangan pada diri seseorang. 3 Opportunity adalah usaha untuk melihat ke depan akan adan – a kesempatan atau peluang – ang lebih baik untuk dijadikan faktor – ang menentukan bagi keberhasilan penanggulangan stresor psiko-sosial pada diri seseorang. 4 Threat adalah upa – a untuk mengetahui dan men – adari ada —– a “ancaman” – ang dapat merupakan faktor pengganggu bagi penanggulangan stresor. d Perawatan Psikoreligius Perawatan spiritual dimaksudkan untuk memperkuat iman pasien dan bukan sekali-kali mengubah keperca – aan atau agama pasien – ang dapat berupa kegiatan keagamaan, seperti sembah – ang, berdo’a memanjatkan puji- pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan dan kajian kitab suci dan lain sebagain – a. Dengan terapi psikoreligius ini gejala patologis dengan pola sentral keagamaan dapat diluruskan, dengan demikian ke – akinan atau 36 Dadang Hawari,. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Jakarta: BP-FKUI, 2002, Edisi ke-I, cet. Ke-3, h. 4. 56 keimanan penderita dapat dipulihkan kembali di jalan ˜ ang benar. Praktek ajaran agama ˜ ang membuat orang sembuh dari gangguan jiwa dapat diambil dalam dasar agama ˜ aitu rukun Islam dan rukun Iman. Disamping menjalankan sepenuh hati rukun Islam dan rukun Iman, juga harus melaksanakan do’a dan d ™ ikir. Menurut Dadang Hawari, bagi mereka ˜ ang dapat menjalankan dengan khus ˜ u’ artin ˜ a mengha ˜ ati serta mengerti apa ˜ ang diucapkan akan ban ˜ ak memperoleh manfaat; antara lain ketenangan hati, perasaan aman dan terlindung dari berperilaku salah. 37 Dan terapi keagamaan ini diberikan dengan menekankan bahwa apa ˜ ang dialamin ˜ a itu sebagai ujian atau cobaan keimanan dengan shalat, doa, dan d ™ ikir sebagai obat. 38 Dadang Hawari mengungkapkan pemikirann ˜ a tentang rukun iman dan implementasin ˜ a bagi kesehatan jiwa dalam buku ˜ ang berjudul “al-Qur- an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa”. Dalam buku tersebut, ia menuangkan pendapat š˜ a dalam bab tujuh mulai halaman 429 sampai dengan 440. Konsep Dadang Hawari dapat dikategorisasikan sebagai berikut: 1 Iman Kepada Allah SWT FirmanAllah dalam surat Ar Ra’d a ˜ at 28: 37 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yo ›œ akarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004, cet. Ke-XI, h. 444. 38 Dadang Hawari,. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi, Jakarta: BP-FKUI, 2002, Edisi ke-I, cet. Ke-3, h. 192. 57 Artin  a: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah- lah hati menjadi tenteram” Q.S.13:28. Iman atau perca  a bahwa Allah SWT itu ada, Pencipta alam semesta ini termasuk manusia sebagai makhluk-N  a, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Pengampun, Maha Adil, Maha Mengetahui, dan seterusn  a; serta kepada-N  a kita semua kelak akan kembali, merupakan keimanan  ang besar pengaruhn  a bagi kesehatan mental manusia. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan akan rasa aman dan terlindung security feeling. Menurut ž a, rasa aman dan terlindung ini tumbuh dan dirasakan sebagai suatu kekuatan spiritual dengan doa atau salat  ang dilakukan 5 kali sehari semalam, belum lagi dengan salat sunnah lainn  a. Dengan beriman kepada Allah SWT, berarti orang akan menjauhi larangan-N  a, dan melaksanakan apa  ang diperintahkan, agar diperoleh keselamatankesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Orang  ang beriman adalah orang  ang selalu ingat kepada Allah SWT d Ÿ ikrullah Ÿ ikir, perasaan tenang, aman dan terlindung selalu men  ertain  a. Dalam menjalani kehidupan di dunia ini tiada  ang perlu ditakutkan selain Allah SWT karena Allah SWT selalu memberikan petunjuk, taufik, serta hida  ah-N  a; sehingga orang  ang beriman itu senantiasa memperoleh bimbingan dan perlindungan-N  a. Orang  ang beriman akan malu berbuat sesuatu  ang tidak baikmungkar meski tiada satu orang lain pun  ang mengetahui atau melihat atas perbuatann  a itu. Bukankah Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Melihat? Kalau seseorang itu benar-benar beriman dalam arti sesungguhn  a, 58 mengha ati dan mengamalkan apa ang diimanin a itu bahwa Allah Maha Mengetahui dan Melihat, pastilah ia tidak akan berbuat ang melanggar hukum, moral dan etika kehidupan serta tidak merugikan orang lain. Keimanan inilah ang sebenarn a merupakan waskat pengawasan melekat dalam arti sesungguhn a. Kalau ang diminta untuk waskat tadi adalah sesama manusia untuk saling mengawasi, bukankah manusia dapat diajak kolusi? Keimanan kepada Allah SWT ini kalau benar-benar diha ati dan diamalkan besar manfaatn a bagi kesehatan mental manusia, rasa sejahtera well being akan di rasakan tidak han a bagi perorangan, tetapi juga dirasakan bagi keluarga, mas arakat dan bangsa secara keseluruhan. 2 Iman Kepada Malaikat Firman Allah dalam surat Qaaf a at 17: Artin a: “Ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri” Q.S.50:17. Artin a: “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmu, yang mulia disisi Allah dan yang mencatat pekerjaan-pekerjaan itu, mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” Q.S.82:10-12. Selanjutn a Dadang Hawari menguraikan, ilmu jiwa adalah ilmu ang mempelajari perilaku manusia; dan perilaku manusia itu merupakan manifestasi dari alam pikir dan alam perasaann a. Perilaku manusia ini dalam perjalanan hidup ¡ a di dunia seringkali melanggar “rambu-rambu”, moral dan etika dalam hubungann a dengan sesama manusia lainn a, ang 59 pada gilirann ¢ a dapat merugikan dirin ¢ a dan juga orang lain. Dan, siapakah ¢ ang mengontrol, mencatat serta mengawasi apakah seseorang itu melakukan perbuatan ¢ ang baik buruk? Kalau ¢ ang di maksud itu juga sesama manusia, bukankah manusia juga dapat diajak kolusi? Di sinilah letak pentingn ¢ a keimanan kepada Malaikat makhluk Allah ¢ ang tidak dapat diajak kolusi. Bukankah pada setiap diri kita selalu di dampingi oleh dua Malaikat ¢ ang selalu terjaga tidak tidur meskipun kita tidur? Sejauh manakah kita beriman atau perca ¢ a bahwa disebelah kanan kita ada Malaikat ¢ ang selalu mencatat semua amal kebajikan, sedangkan di sebelah kiri kita ada Malaikat ¢ ang mencatat semua perilaku kita ¢ ang tidak baik? Semua catatan Malaikat itu merupakan penilaian konduite diri kita semasa hidup; ¢ ang akan dipertanggungjawabkan kelak pada Hari Pembalasan Hari Kiamat. Menurut Dadang Hawari, orang ¢ ang sehat mentaln ¢ a adalah orang ¢ ang pikiran, perasaan serta perilakun ¢ a baik, tidak melanggar hukum, norma, moral dan etika kehidupan serta tidak merugikan orang lain. Apa ¢ ang dilakukann ¢ a selalu berpedoman pada amar ma’ruf nahi munkar, berlomba-lomba dalam kebajikan amal saleh, karena ia tahu benar dan ¢ akin bahwa apa ¢ ang dilakukann ¢ a itu semua dicatat oleh Malaikat. Oleh karena itu ia selalu berhati-hati dalam bertindak. Iman kepada Malaikat, bila benar-benar diha ¢ ati dan diamalkan merupakan waskat pengawasan melekat dalam arti ¢ ang sesungguhn ¢ a, sebagaimana haln ¢ a iman kepada Allah SWT. 3 Iman Kepada Para Nabi Firman Allah dalam surat Al Ah £ ab a ¢ at 21: 60 Artin ¤ a: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah” Q.S.33:21. Allah SWT mengutus para Nabi adalah untuk memperbaiki akhlak perilaku manusia. Nabi Mahammad SAW adalah Nabi penutupterakhir ¤ ang merupakan suri teladan bagi umat manusia, ¤ aitu bagi mereka ¤ ang mengharapkan rahmat Allah serta keselamatan di dunia dan di akhirat kelak. Han ¤ a dalam waktu 23 tahun Nabi Muhammad SAW telah dapat merubah total mas ¤ arakat jahili ¤ ah menjadi mas ¤ arakat ¤ ang adil dan makmur dengan rida Allah SWT. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW lanjut Dadang Hawari telah diakui oleh dunia sebagaimana dituliskan oleh Michael H. Hart non muslim dalam buku ¥¤ a berjudul Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah; dan Nabi Muhammad SAW di tokohkan nomor 1 satu dari 100 tokoh dalam buku tersebut. Selanjutn ¤ a Dadang Hawari memaparkan, bila kita telaah sejarah para Nabi–Nabi terdahulu sebagaimana dikisahkan dalam kitab suci Al Qur’an, dapat disimpulkan bahwa para Nabi adalah tokoh panutan bagi umat ¥¤ a dalam ¦ amann ¤ a. Nabi Muhammad adalah tokoh panutan terakhir bagi umat Islam hingga nanti pada akhir ¦ aman. Salah satu ajaran Nabi Muhammad SAW adalah pengendalian diri; bahkan pernah dikatakan bahwa sesungguhn ¤ a peperangan terbesar di muka bumi ini adalah peperangan melawan hawa nafsu dirin ¤ a sendiri. Hal ini sesuai dengan salah satu asas 61 kesehatan mental, § aitu bahwa orang § ang sehat mentaln § a adalah orang § ang mampu mengendalikan diri self control terhadap segala rangsangan, baik § ang timbul dari lingkungan § a dunia luar maupun § ang datang dari dirin § a sendiri.dunia dalam Ambisi materi dan karier seseorang seringkali tidak mengindahkan hukum, norma, nilai dan etika kehidupan. Tidak jarang dijumpai bahwa untuk mencapai tujuann § a itu orang menghalalkan segala cara § ang justru bertentangan dengan hukum, norma, nilai dan etika dalam kehidupan berkeluarga, bermas § arakat dan berbangsa. Agama Islam § ang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah bukan sekedar agama § ang ritual sifatn § a, tetapi merupakan agama § ang memberikan tuntunan bagi tatanan kehidupan berkeluarga, bermas § arakat, dan berbangsa serta bernegara. 4 Iman Terhadap Kitab-Kitab Firman Allah dalam surah a ¨ -Zukhruf a § at 4: Artin § a: “Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al-Kitab Lauh Mahfu © h disisi Kami, adalah benar-benar tinggi nilainya dan amat banyak mengandung hikmah Q.S.43:4. Iman atau perca § a terhadap kitab-kitab § ang dibawa oleh para Nabi misaln § a kitab Zabur, Taurat, Injil dan terakhir Al Quran merupakan satu dan keenam Rukun Iman. Al Quran merupakan buku petunjuk bagi umat manusia agar dalam kehidupan ini serasi, selaras dan seimbang dalam hubungann § a dengan Tuhann § a vertikal, dengan sesama manusia dan lingkungan alam sekitarn § a hori © ontal. 62 Al Quran merupakan Kitabullah ª ang terakhir diturunkan melalui utusann ª a ª ang terakhir pula Nabi Muhammad SAW. Al Quran merupakan pe « ª empurnaan dari Kitab-Kitab sebelum « ª a, ibarat « ª a buku merupakan edisi terakhir dan terlengkap serta tersempurna, karena isin ª a merupakan wah ª u ilahi, bukan buah pikiran manusia, tiada seorang pun ª ang mencampuri dan selalu terjaga kesuciann ª a olehN ª a. Firman Allah dalam surah Yunus a ª at 37: Artin ª a: “Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi Al-Qur’an itu membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya diturunkan dari Tuhan semesta alam” Q.S. 10:37. Firman Allah dalam surah Al Hijr a ª at 9: Artin ª a: Sesungguhn ª a Kamilah ª ang menurunkan Al-Quran dan sesungguhn ª a Kami benar-benar perawatann ª a Q.S. 15:9. Orang ª ang sehat mentaln ª a adalah orang ª ang dapat membedakan mana ª ang halal dan mana ª ang haram, mana ª ang hak dan mana ª ang batil, mana ª ang baik dan mana ª ang buruk, mana ª ang boleh dan ª ang tidak, mana ª ang manfaat dan mana ª ang mudarat, dan lain sebagain ª a. Semua dimensi kehidupan manusia ª ang men ª angkut aspek hukum, norma, nilai dan etika kehidupan termaktub dalam kitab suci Al Quran; serta petunjuk pelaksanaann ª a juklak terdapat dalam Al Hadis sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bila para dokter selalu membaca textbook 63 kedokteran guna menambah ilmun ¬ a untuk diamalkan bagi kesehatan pasien; maka sesungguhn ¬ a Al Quran merupakan textbook kesehatan mental terlengkap dan tersempurna di dunia. Bagi mereka ¬ ang mengerti mengha ¬ ati dan mengamalkann ¬ a akan beroleh manfaat serta kesejahteraan lahir dan batin, selamat di dunia dan selamat pula di akhirat kelak. 5 Iman Terhadap Hari Kiamat Firman Allah dalam surah Al Anbi ¬ aa a ¬ at 47 Artin ¬ a: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan pahala nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan”. Q.S. 21:47. Iman atau perca ¬ a pada Hari Akhir atau Hari Kiamat mempu ­ ¬ ai makna penting bagi orang-orang ¬ ang beriman. Pada hari itu setiap diri manusia akan menjalani proses pengadilan Allah SWT; di mana setiap diri mempertanggungjawabkan terhadap apa-apa ¬ ang telah diperbuat ­ ¬ a selama hidup di dunia. Han ¬ a ada dua pilihan, ¬ aitu surga bagi mereka ¬ ang beramal kebajikan, dan neraka bagi mereka ¬ ang berbuat kejahatan. Dadang Hawari lebih lanjut mengatakan, suatu ken ¬ ataan ¬ ang tiada dapat dipungkiri, bahwa pengadilan manusia di dunia jauh dari rasa adil. Pelaksanaan hukum di dunia ¬ ang seharusn ¬ a tidak pandang bulu ter ¬ ata dalam praktekn ¬ a masih saja pandang bulu. Lagi pula masih ban ¬ ak mereka ¬ ang berbuat kejahatan selama di dunia lolos dari pengadilan manusia. 64 Tetapi kelak di akhirat pada Hari Kiamat tiada seorangpun dapat lolos dari pengadilan Allah SWT ® ang tidak pandang bulu. Allah SWT tidak memandang hamba-N ® a dari pangkat, keka ® aan, kekuasaan, serta atribut-atribut keduniawian lai ¯ ¯ ® a, melainkan ® ang dilihat adalah hati mereka, iman dan takwa serta amal kebajikan selama menjalani masa kehidupan di dunia. Oleh karena itu bagi orang ® ang beriman tidak perlu merasa stres apabila diperlakukan tidak adil oleh sesama manusia selama hidup di dunia. Bukankah Allah SWT Maha Adil, Pengasih dan Pen ® a ® ang ? 6 Iman Terhadap Takdir Firman Allah dalam surat At Taubah a ® at 105 : Artin ® a: “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul- Nya serta orang-orang mumin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan- Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan Q.S. 9:105. Iman atau perca ® a pada takdir penting artin ® a bagi kesehatan mental. Orang ® ang beriman pada takdir tidak akan mengalami frustrasi dan stres. Manusia boleh berusaha, tetapi Allah SWT ® ang menentukan. Ambillah sebuah contoh. Seseorang telah berusaha dengan berbagai cara secara sah untuk memperoleh suatu tujuan ® ang menurut ¯ ® a baik. Tetapi tern ® ata apa ® ang diinginkann ® a tidak berhasil, bukan semata-mata karena kesalahann ® a tetapi ada faktor lain di luar kemampuann ® a; nasib telah menentukan lain ia 65 tidak sampai pada tujuann ° a. Adakah orang ° ang beriman akan frustrasi dan stres karenan ° a? Jawabann ° a tentulah tidak, mengapa? Bagi orang ° ang beriman kegagalan itu dipandang sebagai takdir, bahwa Allah SWT berkehendak lain, Orang ° ang beriman ° akin bahwa tidak semua apa ° ang dipandangn ° a baik, di mata Allah SWT pun baik pula; begitu pula sebalikn ° a. 39 Bagi orang ° ang beriman, kegagalan ° ang dialamin ° a itu dianggap sebagai musibah ° ang pasti ada hikmahn ° a. Orang ° ang beriman akan bersabar dan berserah diri pada Allah SWT, mohon kekuatan lahir dan batin terhadap cobaan ° ang dialamin ° a; disertai doa Ya Allah, janganlah Engkau beri hamba beban serta cobaan ° ang hamba tidak mampu memikul dan mengatasin ° a. Dadang Hawari lebih lanjut menekankan, sekali lagi Iman pada takdir merupakan unsur kesehatan mental ° ang amat penting bagi terbentukn ° a kekebalan orang terhadap stres. “Terapi medis tanpa do’a dan d ± ikir, tidak lengkap; do’a dan ± ikir saja tanpa terapi medis tidak efektif” 40 39 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, Y ²³ ´ akarta: Dana Bhakti Prima Yasa 2004, h. 429-440. Cet. Ke- 2. 40 Dadang Hawari, Pendekatan Holistik Gangguan Jiwa Ski µ ofrenia, Jakarta: FKUI, 2002, cet. Ke-II, h. 114. 66 BAB IV ANALISIS KONSEP ZAKIAH DARADJAT DAN DADANG DADANG HAWARI DALAM PERAWATAN KESEHATAN JIWA

A. Analisis Konsep Zakiah Daradjat dan Dadang Dadang Hawari dalam Perawatan Kesehatan Jiwa

1. Analisis Konsep Zakiah Daradjat dalam Perawatan Kesehatan Jiwa

Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam menghadapi para penderita gangguan jiwa, ditemui bahwa di samping merawat mereka secara teknis ilmiah, perlu pula mereka didorong untuk berusaha menolong dirin ¶ a sendiri, terutama dalam melegakan perasaan hatin ¶ a. Untuk maksud ini tern ¶ ata bahwa agama mempu · ¶ ai kekuatan ¶ ang besar dalam mempercepat kesembuhan penderita gangguan jiwa tersebut. Di samping itu terbukti pula bahwa seseorang ¶ ang kurang teguh pegangann ¶ a terhadap agama seringkali membawa kepada gangguan jiwa. Unsur terpenting, ¶ ang membantu pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan manusia adalah iman ¶ ang direalisasikan dalam bentuk ajaran agama. Maka dalam Islam prinsip pokok ¶ ang menjadi sumbu kehidupan manusia adalah iman, karena iman itu ¶ ang menjadi pengendali sikap, ucapan, tindakan dan perbuatan. Tanpa kendali tersebut akan mudahlah orang terdorong melakukan hal-hal ¶ ang merugikan dirin ¶ a atau orang lain dan 67 menimbulkan pen ¸ esalan dan kecemasan, ¸ ang akan men ¸ ebabkan terganggun ¸ a kesehatan jiwa. 1

a. Pengobatan Psikologis

Dalam pengobatan psikologis ini, penulis men ¸ ajikan teknik pengobatan non-directive Pelaksanaan pengobatan dengan teknik non- directive, sebaikn ¸ a konselor memanfaatkan peristiwa-peristiwa dan mendorong klien untuk mengungkapkan secara bebas perasaann ¸ a tentang prsoalan ¸ ang sedang dihadapin ¸ a. 2 Dalam hal ini, konselor harus melatih klien untuk tidak menghambat dikeluarkann ¸ a perasaan bersalah, cemas, rasa dosa atau perasaan lain ¸ ang biasan ¸ a tampak apabila orang merasakan kebebasan ¸ ang sempurna. Selanjutn ¸ a adalah proses mendiagnosa, apa sesungguhn ¸ a pe ¹ ¸ ebab sehingga menimbulkan ganggguan pada si penderita. Dalam proses diagnosa ini perlu membangun keakraban antara klien dan konselor merupakan hal ¸ ang utama dalam pelaksanaan terapi non-directive, jika sudah terbangun keakraban antara klien dan konselor, maka proses pengobatan tidak menemui kendala. Menetukan waktu pemberian bantuan dan ruang lingkup ¹ ¸ a, serta keadaan klien. Artin ¸ a klien telah merasa pada pertemuan sebelumn ¸ a bahwa tugas konselor bukan untuk menjawab semua pertan ¸ aan dan men ¸ elesaikan seluruh persoalan, akan tetapi tugasn ¸ a adalah mempersiapkan suasana ¸ ang memungkinkan klien berbuat untuk mengatakan persoann ¸ a. 1 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1983, h. 11. 2 Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, alih bahasa Zakiah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, jilid III, h.69. 68 Setelah klien mengenal dirin º a, hubungan pribadin º a dengan konselor telah sampai pada derajat º ang paling tinggi. Pada tahap ini dalam pengobatan, klien mulai campur tangan dan ingin mengetahui pribadi konselor sebagai orang, dan klien ban º ak menjauhkan arti persahabatan dan kasih sa º ang, serta untuk pertama kalin º a klien men º ampaikan terima kasih atas bantuan º ang telah diberikan kepada »º a. Di samping pengobatan psikologis, penulis akan menganalisa lima konsep Zakiah Daradjat dengan cara religi antara lain: Pertama Sabar, Allah men º uruh orang Islam agar menjadikan sabar dan shalat untuk menolong dirin º a. Sabar dapat manjadi obat terhadap gangguan kejiwaan, sabar juga dapat mencegah agar tidak terserang oleh gangguan kejiwaan dan sabar dapat pula meninggakatkan kesehatan jiwa. 3 Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah a º at 153. Artin º a: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Al-Baqarah: 153. 4 Dalam contoh kasus º ang di uraikan oleh Zakiah Daradjat, ada seseorang telah berusia senja, telah ditipu dan bohongi oleh orang º ang telah lama dia kenal, sehingga dia merasa marah, kesewa dan sakit hatin º a. Sampai dia berjanji tidak akan menolong orang tersebut untuk masa º ang akan datang dan tidak akan memaafkan kesalahan orang tersebut. 3 Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002, h. 142. 4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan, Jakarta: PT. Pena Pundi Aksara, 2002, h. 47.