Pengobatan Psikologis Konsep Zakiah Daradjat dalam Perawatan Kesehatan Jiwa

38 mas b arakat dan suasana lingkungan pada umumn b a, lebih mendorong kepada kegelisahan dan rasa tidak puas. Untuk menghadapi jumlah b ang begitu besar dari para penderita, baik b ang sadar ataupun tidak sadar bahwa mereka mempu c b ai problema jiwa, diperlukan ahli-ahli b ang cukup ba cb ak pula. Tentun b a jumlah ahli-ahli itu masih jauh dari mencukupi. Sebalikn b a kita mendengar betapa cepat menjalar dan berkembangn b a model-model kelakuan dan sikap hidup b ang merupakan pemantulan dari ketidak-tentraman jiwa. Misal cb a pemuda-pemudi hippies b ang meminta agar ada kebebasan bagi mereka untuk berhubungan seksuil semau-mau c b a, atau orang-orang b ang mempu c b ai kecenderungan homoseks, disamping tidak merasakan kebahagiaan pada tiap-tiap individu jadi masalahn b a bukan masalah kemampuan ahli jiwa, akan tetapi masalah kebutuhan b ang sangat meningkat. 18 Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam menghadapi para penderita gangguan jiwa tersebut, ditemui bahwa di samping merawat mereka secara teknis ilmiah, perlu pula mereka didorong untuk berusaha menolong dirin b a sendiri, terutama dalam melegakan perasaan hatin b a. Untuk maksud ini tern b ata bahwa agama mempu c b ai kekuatan b ang besar dalam mempercepat kesembuhan penderita gangguan jiwa tersebut. Di samping itu terbukti pula bahwa seseorang b ang kurang teguh pegangann b a terhadap agama seringkali membawa kepada gangguan jiwa.

e. Pengobatan Religi

18 Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Masagung, 2001, cet. Ke- XVI, h. 69. 39 Dalam pengobatan religi penulis akan men d ajikan lima konsep perawatan atau penanggulangan antara lain: 1 Dengan Sabar Allah men d uruh orang Islam agar menjadikan sabar dan shalat untuk menolong dirin d a. Sabar dapat manjadi obat terhadap gangguan kejiwaan, sabar juga dapat mencegah agar tidak terserang oleh gangguan kejiwaan dan sabar dapat pula meninggakatkan kesehatan jiwa. 19 Ada orang d ang mudah tersinggung, cepat marah, dan tidak dapat bepikir jernih, karena ia tidak sabar. Sungguh ba e d ak pertengkaran dan permusuhan bahkan saling membunuh akibat tidak ada e d a kesabaran. Dalam kehidupan berkeluarga, sering terjadi pertikaian karena kurangn d a kesabaran antara suami, istri, dan anak-anak, bahkan perceraianpun sering terjadi akibat ketidaksabaran kedua belah pihak. Untuk meraih kesabaran itu perlu latihan dan pembiasaan, serta doa kepada Allah, sebab sabar itu berat dan manusia biasan d a tidak sabar bila ia diganggu, ditakuti, atau disinggung harga dirin d a dan juga jika hakn d a diambil orang lain. Allah men d uruh orang memanfaatkan kesabaran dan shalat sebagai penolongn d a. 20 2 Dengan Taubat Nasuha Sesungguhn d a ban d ak orang d ang melakukan kesalahan dan pelangggaran terhadap ketentuan agama Islam, akan tetapi tidak semua orang d ang bersalah itu merasa dirin d a berdosa, boleh jadi karena keinginan d ang 19 Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002, h. 142. 20 Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002, h. 136. 40 amat besar terhadap sesuatu, akan tetapi tidak ada kemampuan untuk mencapai secara wajar.\ Dalam Islam dijelaskan bahwa Allah Maha Pengampun Maha Penerima tobat dan orang f ang bersalah dianjurkan agar bertobat, bahkan setiap orang f ang beriman disarankan suapa f a membiasakan diri untuk memohon ampun kepada Allah, baik dia merasa bersalah ataupun tidak, karena orang tidak selaman f a sadar atas perkataann f a, perbuatan dan kelakuann f a. Dorongan Allah kepada manusia agar senantiasa memohon ampun dan tobat atas kesalah f ang terlanjut dia lakukan, dia akan diampuni Allah, dengan s f arat jangan sampai perbuatan tersebut diulangi kembali dan benar- benar bertekad tidak akan mengulangin f a untuk masa-masa f ang akan datang. Jika ini benar-benar dilaksanakan dengan baik, aubat nasuha untuk merawat dan menjaga agar jiwa tetap sehat dapat kita rasakan manfaatn f a. 3 Dengan Tawakkal Kepada Allah Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar orang berkata “tawakkal sajalah”. Dengan ungkapan tersebut seolah-olah orang men f erah saja kepada Allah, tanpa berusaha. Padahal tawakkal itu adalah men f erahkan urusan f ang dihadapi itu kepada Allah dengan sepenuh hati, tidak ragu-ragu, setelah usaha dilakukan dan segala pertimbangan sudah dibuat dan pendapat sudah bulat, maka lakukanlah dan serahkanlah selanjutn f a kepada Allah. 21 21 Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002, h. 136.