36 Teori kedua dari perawatan jiwa
_
ang tumbuh dan berkembang kemudian ialah teori Non Directive-Therapy
_
ang dipelopori oleh Carl Rogers.
d. Pengobatan Psikologis
Dalam pengobatan psikologis ini, penulis men
_
ajikan teknik pengobatan non-directive. pengobatan non-directive ialah terapi dengan
penganalisaan lebih dulu terhadap semua pengalaman
_
ang telah dilalui oleh penderita. Ahli jiwa menerima penderita sebagaimana adan
_
a dan mulai perawatan langsung, atau dapat dikatakan bahwa diagnosa merupakan bagian
dari perawatan. Teori ini mengakui bahwa tiap-tiap individu mampu menolong dirin
_
a, apabila ia mendapat kesempatan untuk itu. Maka perawatan jiwa merupakan pemberian kesempatan bagi si penderita untuk
mengenal dirin
_
a dan problema-problema
_
ang dideritan
_
a serta kemudian mencari jalan untuk mengatasi.
16
Pelaksanaan pengobatan dengan teknik non-directive, sebaikn
_
a konselor memanfaatkan peristiwa-peristiwa dan mendorong klien untuk
mengungkapkan secara bebas perasaann
_
a tentang prsoalan
_
ang sedang dihadapin
_
a.
17
Dalam hal ini, konselor harus melatih klien untuk tidak menghambat dikeluarkann
_
a perasaan bersalah, cemas, rasa dosa atau perasaan lain
_
ang biasan
_
a tampak apabila orang merasakan kebebasan
_
ang sempurna. Di samping itu konselor harus berupa
_
a membangun hubungan
16
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Masagung, 2001, cet. Ke- XVI, h. 68.
17
Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, alih bahasa Zakiah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, jilid III, h.69.
37
`
ang harmonis dengan klien sehingga dalam proses pengobatan tidak menemui kendala.
Ada baikn
`
a konselor mengatakan kepada klien misaln
`
a “anda merasa pahit sekali pengalaman, dan apakah anda ingin memperbaikin
`
a. Dalam hal ini konselor sebaikn
`
a menerima perasaan tanpa melakukan pujian, klien benar-benar akan mengenal dirin
`
a dan pengenalan terhadap kandungan jiwan
`
a dan rasa hatin
`
a
`
ang mendalam akan mulai muncul dengan sendirin
`
a secara berangsur-angsur tentang pengetahuan, perenungan, serta penerimaan terhadap dirin
`
a. Konselor memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan tetntang
berbagai kemungkinan dan keinginan
`
ang mengarah kepada
a`
a. Dan perlu diingatkan apa
`
ang mungkin diungkapkan oleh penderita tentang rasa takut atau ketidak beranian menghadapi kemungkinan
`
ang terjadi dalam proses pe
a `
embuhan. Pengalaman-pengalamann
`
a
`
ang dilalui sendiri dalam menghadapi para penderita gangguan kejiwaan,
`
aitu sangat eratn
`
a hubungan antara agama dan ketenangan jiwa dan betapa besar sumbangan agama dalam
mempercepat pe
a`
embuhan. Ter
a`
ata agama mempu
a`
ai peranan
`
ang sangat penting dalam perawatan jiwa. Karena mas
`
arakat Barat telah meninggalkan hidup beragama, atau sekurang-kurangn
`
a tampak acuh tak acuh terhadap agaman
`
a, maka kesukaran-kesukaran batin atau kompleks- kompleks jiwa
`
ang diderita itu memerlukan perawatan
`
ang langsung diberikan oleh para ahli jiwa. Mereka secara individu kurangtidak mampu
menolong menentramkan batinn
`
a, sedangkan kebutuhan hidup, kondisi