Upaya Perawatan atau Penanggulangannya

37 ` ang harmonis dengan klien sehingga dalam proses pengobatan tidak menemui kendala. Ada baikn ` a konselor mengatakan kepada klien misaln ` a “anda merasa pahit sekali pengalaman, dan apakah anda ingin memperbaikin ` a. Dalam hal ini konselor sebaikn ` a menerima perasaan tanpa melakukan pujian, klien benar-benar akan mengenal dirin ` a dan pengenalan terhadap kandungan jiwan ` a dan rasa hatin ` a ` ang mendalam akan mulai muncul dengan sendirin ` a secara berangsur-angsur tentang pengetahuan, perenungan, serta penerimaan terhadap dirin ` a. Konselor memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan tetntang berbagai kemungkinan dan keinginan ` ang mengarah kepada a` a. Dan perlu diingatkan apa ` ang mungkin diungkapkan oleh penderita tentang rasa takut atau ketidak beranian menghadapi kemungkinan ` ang terjadi dalam proses pe a ` embuhan. Pengalaman-pengalamann ` a ` ang dilalui sendiri dalam menghadapi para penderita gangguan kejiwaan, ` aitu sangat eratn ` a hubungan antara agama dan ketenangan jiwa dan betapa besar sumbangan agama dalam mempercepat pe a` embuhan. Ter a` ata agama mempu a` ai peranan ` ang sangat penting dalam perawatan jiwa. Karena mas ` arakat Barat telah meninggalkan hidup beragama, atau sekurang-kurangn ` a tampak acuh tak acuh terhadap agaman ` a, maka kesukaran-kesukaran batin atau kompleks- kompleks jiwa ` ang diderita itu memerlukan perawatan ` ang langsung diberikan oleh para ahli jiwa. Mereka secara individu kurangtidak mampu menolong menentramkan batinn ` a, sedangkan kebutuhan hidup, kondisi 38 mas b arakat dan suasana lingkungan pada umumn b a, lebih mendorong kepada kegelisahan dan rasa tidak puas. Untuk menghadapi jumlah b ang begitu besar dari para penderita, baik b ang sadar ataupun tidak sadar bahwa mereka mempu c b ai problema jiwa, diperlukan ahli-ahli b ang cukup ba cb ak pula. Tentun b a jumlah ahli-ahli itu masih jauh dari mencukupi. Sebalikn b a kita mendengar betapa cepat menjalar dan berkembangn b a model-model kelakuan dan sikap hidup b ang merupakan pemantulan dari ketidak-tentraman jiwa. Misal cb a pemuda-pemudi hippies b ang meminta agar ada kebebasan bagi mereka untuk berhubungan seksuil semau-mau c b a, atau orang-orang b ang mempu c b ai kecenderungan homoseks, disamping tidak merasakan kebahagiaan pada tiap-tiap individu jadi masalahn b a bukan masalah kemampuan ahli jiwa, akan tetapi masalah kebutuhan b ang sangat meningkat. 18 Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam menghadapi para penderita gangguan jiwa tersebut, ditemui bahwa di samping merawat mereka secara teknis ilmiah, perlu pula mereka didorong untuk berusaha menolong dirin b a sendiri, terutama dalam melegakan perasaan hatin b a. Untuk maksud ini tern b ata bahwa agama mempu c b ai kekuatan b ang besar dalam mempercepat kesembuhan penderita gangguan jiwa tersebut. Di samping itu terbukti pula bahwa seseorang b ang kurang teguh pegangann b a terhadap agama seringkali membawa kepada gangguan jiwa.

e. Pengobatan Religi

18 Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Masagung, 2001, cet. Ke- XVI, h. 69.