35 semakin jauh dari kehidupan orang. Bahkan berbagai penderitaan akan
meliputi kehidupan, baik perasaan, pikiran, kelakuan atau kesehatan jasmani.
c. Upaya Perawatan atau Penanggulangannya
Dalam usaha untuk menanggulangi kesukaran-kesukaran
]
ang diderita orang-orang dalam mas
]
arakat modern itu, bermacam-macam ilmu pengetahuan kemanusiaan berkembang cepat, terutama pada abad ke-XX ini.
Dalam ilmu jiwa dan kedokteran jiwa muncullah ahli-ahli dengan teorin
]
a masing-masing,
]
ang semuan
]
a bertujuan untuk mengembalikan kebahagiaan kepada tiap orang
]
ang menderita itu. Bermacam-macam teori telah timbul dan telah menunjukkan jasan
]
a, di antaran
]
a ialah aliran Psikhoanalisa
]
ang dipelopori oleh seorang Psikhiater bernama Sigmund Freud 1856— 1939. Kemudian disusul oleh pengikut-pengikut
]
a
]
ang terkenal antara lain: Jung, Adler dan Karen Home
]
.
15
Dalam perawatan jiwa
]
ang menggunakan teori psiko-analisa itu diperlukan pengetahuan ahli jiwa tentang segala pengalaman
]
ang telah dilalui oleh penderita. Setelah itu barulah dibuat diagnosa dan kemudian
therapi. Itulah sebab
]
a maka perawatan dengan cara ini memakan waktu
]
ang-agak lama, terutama apabila penderita tidak mau berterus terang atau menolak menceritakan segala sesuatu
]
ang pernah dialamin
]
a. Di antara pendapat Freud
]
ang tidak disetujui oleh pengikut-pengikut
]
a,
]
aitu teori Libido
]
ang mendasarkan segala macam gangguan kejiwaan kepada dorongan-dorongan seks. Setiap aktivitas individu dihubungkan dengan seks,
bahkan kesukaran anakanak pun dihubungkan dengan seks.
15
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Masagung, 2001, cet. Ke- XVI, h. 68.
36 Teori kedua dari perawatan jiwa
_
ang tumbuh dan berkembang kemudian ialah teori Non Directive-Therapy
_
ang dipelopori oleh Carl Rogers.
d. Pengobatan Psikologis
Dalam pengobatan psikologis ini, penulis men
_
ajikan teknik pengobatan non-directive. pengobatan non-directive ialah terapi dengan
penganalisaan lebih dulu terhadap semua pengalaman
_
ang telah dilalui oleh penderita. Ahli jiwa menerima penderita sebagaimana adan
_
a dan mulai perawatan langsung, atau dapat dikatakan bahwa diagnosa merupakan bagian
dari perawatan. Teori ini mengakui bahwa tiap-tiap individu mampu menolong dirin
_
a, apabila ia mendapat kesempatan untuk itu. Maka perawatan jiwa merupakan pemberian kesempatan bagi si penderita untuk
mengenal dirin
_
a dan problema-problema
_
ang dideritan
_
a serta kemudian mencari jalan untuk mengatasi.
16
Pelaksanaan pengobatan dengan teknik non-directive, sebaikn
_
a konselor memanfaatkan peristiwa-peristiwa dan mendorong klien untuk
mengungkapkan secara bebas perasaann
_
a tentang prsoalan
_
ang sedang dihadapin
_
a.
17
Dalam hal ini, konselor harus melatih klien untuk tidak menghambat dikeluarkann
_
a perasaan bersalah, cemas, rasa dosa atau perasaan lain
_
ang biasan
_
a tampak apabila orang merasakan kebebasan
_
ang sempurna. Di samping itu konselor harus berupa
_
a membangun hubungan
16
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Masagung, 2001, cet. Ke- XVI, h. 68.
17
Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, alih bahasa Zakiah Daradjat, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, jilid III, h.69.