Teori Kesadaran Lingkungan TINJAUAN TEORITIS
Berdasarkan dimensi-dimensi kesadaran yang diuraikan di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan dimensi kesadaran menurut B.S. Bloom
yang dikombinasikan dengan tingkatan kesadaran menurut Geller. Hal ini dikarenakan penyuluhan agama sebagai proses perubahan perilaku harus
dilihat dari ketiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorikkonatif dengan tahapan-tahapan dalam tingkatan perubahan kesadaran.
3. Kesadaran Lingkungan Pengelolaan kualitas lingkungan sangat diperlukan agar semua kegiatan
manusia tidak kembali merugikan manusia beserta harta bendanya, tetapi betul-betul dapat mencapai kesejahteraan yang dituju. Berbagai ahli
diperlukan untuk secara bersama mengelola lingkungan, bahkan seluruh masyarakat perlu ikut serta dalam pengelolaannya. Secara khusus, para ahli
lingkungan dan teknik lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam pengelolaan ini.
39
Untuk mencapai harapan tersebut, terlebih dahulu diperlukan upaya membangun kesadaran pengelolaan lingkungan secara
bersama-sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI kesadaran lingkungan
adalah pengertian yang mendalam pada seseorang atau sekelompok orang yang terwujud dalam pemikiran, sikap dan tingkah laku yang mendukung
pengembangan lingkungan.
40
Kesadaran lingkungan menurut M.T. Zen dalam Amos Neolaka adalah usaha melibatkan setiap warga Negara dalam
menumbuhkan dan membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan,
39
Juli Soemirat ed., Toksikologi Lingkungan, Yogyakarta: UGM Press, 2005, Cet. Ke- 2, h. 3
40
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet. Ke-3, h. 975-976
berdasarkan tata nilai, yaitu tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara damai dengan alam lingkungannya.
41
Menurut Emil Salim dalam Amos Neolaka kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah,
pencemaran, penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari itu semua, membangkitkan kesadara lingkungan manusia Indonesia khususnya
pemuda masa kini agar mencintai tanah dan air untuk membangun tanah air Indonesia yang adil, makmur serta utuh lestari.
42
Dasar yang menjadi penyebab kesadaran lingkungan menurut Danil Chiras dalam Amos Neolaka adalah etika lingkungan.
43
Etika lingkungan menurut Sony Keraf adalah disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma,
nilai, kaidah dan prinsip moral yang mengatur dan menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam. Selanjutnya prinsip-prinsip Etika
Lingkungan Hidup diantaranya sebagai berikut
44
: a. Sikap hormat terhadap alam Respect for Nature, yaitu suatu prinsip dasar
bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Manusia mempunyai kewajiban menghargai hak semua makhluk hidup untuk
berada, hidup, tumbuh dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan penciptaannya. Singkatnya manusia perlu memelihara, merawat,
melindungi dan melestarikan alam beserta seluruh isinya. b. Tanggung jawab Moral Responsibility for Nature, yaitu manusia sebagai
bagian dari alam semesta, memiliki tanggung jawab untuk menjaganya.
41
Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2008, h.20
42
Ibid
43
Ibid
44
A. Sony Keraf, Etika Lingkungan Hidup, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010, h.40
Prinsip tanggung jawab ini menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam
semesta dengan segala isinya. Wujud konkretnya, semua orang harus bisa bekerjasama bahu membahu menjaga dan melestarikan alam dan
mencegah serta memulihkan kerusakan alam dan segala isinya. c. Solidaritas kosmis Cosmic Solidarity, yaitu prinsip yang mendorong
manusia untuk mengambil kebijakan pro-alam, pro-lingkungan hidup, atau menentang setiap tindakan yang merusak alam dengan tujuan
menyelematkan lingkungan. d. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam Caring for Nature, yaitu
prinsip moral satu arah, menuju yang lain tanpa mengharapkan balasan semata-mata demi kepentingan alam bukan pribadi.
e. No harm, yaitu kewajiban dan tanggung jawab moral bisa dinyatakan dalam bentuk maksimal dengan melakukan tindakan merawat care,
melindungi, menjaga dan melestarikan alam. Sebaliknya, kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama bisa mengambil bentuk minimal dengan
tidak melakukan tindakan yang merusak alam semesta dan segala isinya. f. Hidup sederhana dan selaras dengan alam, yaitu manusia harus
memanfaatkan alam secukupnya. Bersamaan dengan itu, manusia akan hidup seadanya sebagaimana alam dan akan mengikuti hukum alam seperti
hidup dengan memanfaatkan alam sejauh dibutuhkan dan berarti hidup selaras dengan alam itu sendiri. Manusia tidak perlu rakus, tidak perlu
banyak menimbun sehingga membuatnya mengeksploitasi alam tanpa batas.
g. Keadilan, yaitu prinsip yang berbicara tentang bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam kaitan dengan alam semesta dan
bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak positif pada kelestarian lingkungan hidup.
h. Demokrasi, yaitu setiap orang yang peduli kepada lingkungan hidup adalah orang yang demokratis. Sebaliknya orang yang demokratis sangat
mungkin seorang pemerhati lingkungan hidup. Prinsip demokratis terkait dengan pengambilan kebijakan di bidang lingkungan hidup yang
menentukan baik-buruk, rusak tidaknya dan tercemar tidaknya lingkungan. i. Integritas moral, yaitu prinsip yang menuntut pejabat publik agar
mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mangamankan kepentingan publik.
Secara nyata prinsip ini berlaku baik dalam kaitan dengan kebijakan publik yang berdampak pada rusaknya lingkungan hidup maupun dalam kaitan
dengan pemberian izin yang mempunyai dampak merugikan bagi lingkungan hidup.
Berdasarkan teori di atas, konsep kesadaran lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman
kelompok majelis taklim Nurul Falah tentang lingkungan menjadi tahu, mau dan mampu menjaga dan mengelola lingkungan tempat tinggal sekitar.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesadaran Lingkungan Amos Neolaka menyebutkan terdapat empat faktor yang memengaruhi
kesadaran lingkungan. Keempat faktor tersebut antara lain
45
:
45
Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2008, h. 41-65
a. Ketidaktahuan Kata ketidaktahuan merupakan lawan kata dari ketahuan, sehingga
apabila dikaitkan antara pengetahuan dan kesadaran yang menurut teori adalah sama, maka faktor ketidaktahuan dapat mempengaruhi kesadaran
dalam hal
ini kesadaran
pengelolan lingkungan.
Singkatnya ketidaktahuan sama artinya dengan ketidaksadaran sehingga Amos
Neolaka menyebutkan ketidaktahuan kepada lingkungan dapat menyebabkan ketidaksadaran pada lingkungan hidup sehingga
berpengaruh kepada kesadaran pengelolaan lingkungan. b. Kemanusiaan
Manusia merupakan makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungan, tentu dapat mempengaruhi danatau dipengaruhi lingkungan.
Oleh karena manusia mengusahakan sumber daya alam lingkungan untuk mempertahankan kehidupan dan keturunannya. Manusia bersama dengan
lingkungan merupakan suatu ekosistem sehingga kedudukannya tidak dapat terpisahkan. Kelangsungan manusia tergantung pada kelestarian
lingkungan dan menurut Amos Neolaka manusia menjadi faktor dominan mempunyai kecenderungan sifat sebagai perusak lingkungan. Oleh
karena itu, faktor kemanusiaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran pengelolaan lingkungan.
c. Gaya Hidup Perkembangan dunia yang semakin canggih dan modern termasuk
didalamnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK menyebabkan perubahan gaya hidup manusia yang selalu ingin memiliki semua
peralatan duniaalat canggih walaupun tidak dibutuhkan untuk memuaskan dirinya. Gaya hidup mewah, mementingkan materi,
bersenang-senang, dan ingin mengikuti mode terbaru sudah menyebar ke desa-desa. Hal tersebut apabila dibiarkan tanpa kendali manusia itu
sendiri akan sangat merugikan atau merusak lingkungan. Oleh karena itu, gaya hidup dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
kesadaran pengelolaan lingkungan. Beberapa gaya hidup tersebut antara lain: 1 gaya hidup yang menekan pada kenikmatan, foya-foya dan
berpesta pora hedonisme; 2 gaya hidup yang mementingkan materi materialisme; 3 gaya hidup yang konsumtif konsumerisme; 4 gaya
hidup sekuler atau yang mengutamakan keduniaan sekulerisme; dan 5 gaya hidup yang mementingkan diri sendiri individualisme.
d. Kemiskinan Kemiskinan adalah perihal miskin tidak berharta benda, serba kurang,
kemelaratan, dan
kepapaan. Kemiskinan
merupakan keadaan
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum. Menurut Ismail Arianto yang dikutip oleh Amos Neolaka menyebutkan bahwa
kemiskinan sebagai salah satu masalah yang paling berpengaruh terhadap masalah sosial. Dalam keadaan miskin menurut Amos Neolaka, akan
lebih sulit berbicara mengenai kesadaran lingkungan karena dalam pikiran orang miskin adalah bagaimana caranya mengatasi masalah
hidupnya. Oleh karena itu, kesadaran pengelolaan lingkungan seperti pengelolaan limbah atau sampah, drainase yang bersih, sungai yang
bersih dari sampah dan lain sebagainya tidak akan sempat terpikirkan.
Dengan demikian pemikiran yang beranggapan bahwa kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran pengelolaan
lingkungan dapat diterima atau mengandung kebenaran.