Ruang Lingkup Penyuluhan Agama Islam
beragam dengan tujuan mengubah khalayak sasaran menjadi tahu, mau dan mampu menerapkan informasi dari penyuluh agama.
17
Dalam penggunaannya , ―metode‖ penyuluhan dapat pula dikatakan
sebagai ―teknik‖. Penyamaan kata tersebut dikarenakan keduanya dipahami sebagai ―cara‖ yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan dengan
mudah guna mencapai maksud yang ditentukan. Perbedaannya ―metode‖
diartikan sebagai ―cara‖ yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan guna mencapai tujuan sedangkan ―teknik‖ diartikan sebagai ―seperti apa‖
penerapan cara metode tersebut dalam penggunaannya, langsung atau tidak langsung. Singkatnya kata teknik tersebut menurut Ainur Rahim Faqih dalam
Rini L. Prihatini merupakan penerapan metode dalam praktik.
18
Menurut peraturan menteri pertanian Nomor 52 Permentan OT.140 12 2009 menyebutkan bahwa metode penyuluhan berdasarkan teknik
komunikasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. metode penyuluhan langsung, yaitu penyuluhan yang dilakukan melalui tatap muka dan dialog
langsung antara penyuluh dengan pelaku utama dan pelaku usaha melalui demonstrasi, kursus tani dan obrolan sore, b. metode penyuluhan tidak
langsung, yaitu penyuluhan dilakukan melalui perantara media komunikasi seperti: pemasangan poster, penyebaran brosurleafletmajalah, siaran radio,
televisi, pemutaran slide dan film.
19
17
Rini Laili Prihatini, Draft Buku Ajar: Dasar-dasar Penyuluhan Sosial Keagamaan, UIN Jakarta, 2014, h. 16
18
Ibid, h. 17
19
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 Tahun 2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian, www.pertanian.go.id, diakses tanggal 05 Mei 2014
Metode yang biasa digunakan dalam proses penyampaian materi menurut Rayidul Basri dalam Rini L. Prihatini diantaranya sebagai berikut
20
: a. Metode ceramah, yaitu metode yang biasa disebut tabligh atau khutbah.
Namun tabligh lebih dapat dikatakan ceramah karena khutbah biasanya hanya berlaku dalam ibadah formal seperti Shalat Jumat, Nikah, Haji
dan Idain. Keduanya memiliki kesamaan makna, tapi tetap memiliki ciri khas masing-masing. Metode ceramah ini biasanya menggunakan media
mimbar dan pengajian. b. Metode wisata religi, yiatu metode yang dikenal dengan wisata ziarah,
dilakukan dengan cara mengunjungi tempat-tempat bersejarah dari masa lalu. Selain itu dapat dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap telah
lebih baik kehidupan keberagamaannya sehingga menjadi komparasi yang memadai untuk meningkatkan gairah keberagamaan khalayak
sasaran. c. Metode tanya jawab, yaitu metode dengan ciri keterlibatan aktif sasaran
untuk mengungkapkan hal-hal yang masih belum difahami atau menjadi persoalan bersama.
d. Metode diskusi kelompok atau Foccus Group Discussion FGD, yaitu metode yang mirip dengan tanya jawab. Perbedaan metode diskusi
kelompok dengan tanya jawab, yaitu metode tanya jawab hanya menerima keterlibatan sasaran sebatas bertanya dan penyuluh menjawab.
Sedangkan metode diskusi kelompok sasaran tidak hanya bertanya
20
Rini Laili Prihatini, Draft Buku Ajar: Dasar-dasar Penyuluhan Sosial Keagamaan, UIN Jakarta, 2014, h. 18-21
kepada penyuluh, tapi juga bersama-sama dengan penyuluh dan anggota kelompok diskusi lainnya menuntaskan suatu pokok kajian.
e. Metode demontrasi terplot, yaitu metode untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya praktis dan memerlukan penjelasan secara demonstratif.
Metode ini memerlukan model yang tepat agar materi dapat dipahami sasaran. Dalam ajaran Islam, sepeti contoh praktik wudlu, sholat, atau
manasik haji. f. Metode konseling, yaitu metode penyuluhan itu sendiri. Namun dalam
hal ini konseling menjadi metode tertentu dalam penyuluhan agama dimana penyuluh agama dalam hal ini menjadi pembimbing agama atau
konselor spiritual. Penyuluhan model ini lebih bersifat konsultatif, atau terapi bagi klien
—sasaran. Jika pada metode-metode sebelumnya ceramah, diskusi, wisata religi, dan demontratif penyuluh memerankan
fungsi edukatif dan preventif, maka pada metode ini penyuluh memerankan fungsi konsultatif dan kuratif.
g. Metode peragaan yang biasanya menggunakan media wayang, baik wayang golek, wayang kulit maupun wayang orang
Berdasarkan penjelasan metode-metode penyuluhan di atas, penggunaan metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode ceramah, diskusi
kelompokFoccus Group Discussion FGD dan demonstrasi plot. 3. Media Penyuluhan Agama Islam
Rogers dalam Totok Mardikanto menyatakan bahwa media merupakan alat atau saluran komunikasi yang dapat dimanfaatkan sumber atau pengirim
untuk ―menyalurkan‖ atau menyampaikan pesan-pesannya. Dengan kata lain,
media, alat atau saluran komunikasi dapat dimanfaatkan oleh individu danatau kelompok yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan
messages penyuluhan mereka. Tentang hal ini, Berlo dalam Totok Mardikanto mengartikan media dalam beragam pengertian, yaitu
21
: a. Saluranmedia sebagai alat pembawa pesan
b. Saluran yang dilalui oleh alat pembawa pesan c. Mediawahana yang memungkinkan alat pembawa pesan itu melalui
jalan atau saluran yang harus dilaluinya d. Mediawahana yang dapat dijadikan sarana untuk berkomunikasi, seperti:
pertemuan, pertunjukan dan lain-lain. Secara konseptual, Totok Mardikanto membagi media komunikasi
menjadi tiga macam, yaitu: saluran antar pribadi inter-personal, media massa mass media, dan forum media yang dimaksudkan untuk
menggabungkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki saluran antar pribadi dan media massa.
22
Penyuluhan sebagai proses penyebaran informasi tentu memerlukan media sebagai alat atau saluran menyampaikan pesan penyuluhan. Menurut
Yetti Wira Citerawati SY, media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh
kepada sasaran sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilakunya kearah positif. Media penyuluhan juga
dapat diartikan sebagai wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
21
Totok Mardikanto, Komunikasi Pembangunan –Acuan bagi Akademisi, Praktisi, dan
Peminat Komunikasi Pembangunan, Surakarta:UNS Press, 2010, h. 127
22
Ibid
penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian atau minat.
23
Menurut H.A.W Widjaja media komunikasi yang dapat digunakan dalam penyuluhan seperti: a. the printed word, termasuk didalamnya majalah, surat
kabar, booklet dan pamplet, pedoman, surat-surat dan bulletin, papan pengumuman, poster dan reklame, b. the spoken word, yang terdiri dari
rapat-rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya, dan c. media lainnya, seperti televisi, radio, pameran, open house, dan sandiwara. Secara umum
lingkup media komunikasi tersebut terdiri dari dua: pertama, media umum yang terdiri dari surat, telepon, telegraf, telex dan sebagainya. Kedua, media
massa yang terdiri dari pers, radio, film, televisi dan lain-lain.
24
Berdasarkan fungsi, media penyuluhan dibagi menjadi Tiga 3, antara lain
25
: a. Media cetak, merupakan media yang biasanya menggunakan pesan-pesan
visual yang terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dan tata warna, seperti leaflet, selebaran, poster, foto dan lain-lain.
b. Media elektronik, merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar yang penyampainnya melalui alat bantu elektronika,
seperti televisi, radio, film, kaset, DVD dan lain-lain.
23
Yetti Wira Citerawati SY, Media Penyuluhan, h.2, www.e-bookspdf.org, diakses tanggal 08 Mei 2014
24
H.A.W. Widjaja, Komunikasi –Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi
Aksara, 2002, Cet. Ke-2, h. 7-77
25
Yetti Wira Citerawati SY, Media Penyuluhan, h.2, www.e-bookspdf.org, diakses tanggal 08 Mei 2014
c. Media luar ruang, merupakan media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan, bisa melalui media cetak maupun elektronik seperti papan
reklame, spanduk, pameran, televisi layar lebar dan lain-lain. Berdasarkan sifat, media penyuluhan dapat dibagi menjadi media
tradisional dan modern yang terdiri dari wayang dengan metode peragaan, mimbar dan pengajian dengan metode ceramah, penyuluhan keliling
penyuling, arisan dan outbond. Sedangkan berdasarkan bentuk, media penyuluhan dapat dibagi menjadi media audio, seperti; radio, telepon, kaset,
media visual, seperti; koran, majalah, leaflet, internet twitter, fb, instagram dan sebagainya, dan media audio-visual, seperti; tv, slide ppt., internet
youtube, web, film, kaset, DVD, dan lain-lain.
26
Dengan demikian, media yang digunakan untuk penyuluhan agama dalam penelitian ini adalah media pengajian, alat peragaan, dan pemanfaatan
sampah kering.