TEMUAN DAN ANALISIS DATA, yang terdiri dari karakteristik PENUTUP,
                                                                                luas  dan  permasalahan  yang  dihadapi  semakin  kompleks.  Oleh  karenanya Penyuluh  Agama  Islam  tidak  mungkin  sendiri  dalam  melaksanakan  amanah
yang cukup berat  ini, ia  harus mampu bertindak  selaku motivator,  fasilitator, dan sekaligus katalisator dakwah Islam.
11
Mengenai tugas atau kewajiban penyuluh agama Islam yang berat, Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya:”Dan  hendaklah  di  antara  kamu  ada  segolongan  orang  yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang- orang yang beruntung”. Q.S.
Ali Imran : 104
12
Dalam  ayat  lain  dijelaskan  juga  tugas  atau  kewajiban  penyuluh  agama sebagaimana  firman  Allah  dalam  surat  An-Nahl  ayat  125  yang  berbunyi
sebagai berikut: 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Artinya: ―Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran  yang  baik,  dan  berdebatlah  dengan  mereka  dengan  cara  yang baik.  Sesungguhnya  Tuhanmu,  Dialah  yang  lebih  mengetahui  siapa  yang
mendapat petunjuk”.Q.S. An-Nahl : 125
13
Beberapa  ayat  di  atas  menggambarkan  bahwa  penyuluhan  agama  itu diperlukan  demi  terciptanya  kehidupan  manusia  yang  selaras  dan  seimbang
dalam  lingkungan  hidupnya.  Sejalan  dengan  uraian  di  atas,  Rasyidul  Basri
11
Rini  Laili  Prihatini,  Draft  Buku  Ajar:  Dasar-dasar  Penyuluhan  Sosial  Keagamaan, UIN Jakarta, 2014,  h. 29
12
Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2007, h. 63
13
Ibid, h. 281
menjelaskan  bahwa  penyuluhan  agama  merupakan  upaya  membangun masyarakat berdasarkan nilai-nilai keagamaan dengan menumbuhkan kualitas
keberagamaannya.  Dalam  pelaksanaannya,  penyuluhan  agama  dapat dilakukan  melalui  dua  pendekatan  utama,  pertama  dengan  pendekatan
normatif  yaitu  merefleksikan  nilai-nilai  keberagamaan  ke  dalam  tatanan masyarakat  sebagaimana  yang diinspirasikan oleh agama, dan kedua dengan
pendekatan  kultural  yaitu    membangun  nilai-nilai  luhur  dalam  kultur  lokal yang relevan dengan nilai-nilai agama.
14
2.  Metode Penyuluhan Agama Islam Metode  berasal  dari  bahasa  Inggris  ―method‖,  dari  bahasa  Latin
“methodus”,  dan  dari  bahasa  Yunani  “methodos”  yang  artinya  ‗cara  ke seberang‘  atau  suatu  cara,  alat  mengamati,  mendekati,  menganalisis  dan
menjelaskan  suatu  fenomena.
15
Menurut  Soesmono  yang  dikutip  Totok Mardikanto dalam
Rini L. Prihatini menjelaskan metode sebagai ―cara yang terpilih
‖  sehingga  apabila  metode  dikaitkan  dengan  penyuluhan  diartikan sebagai suatu ―cara yang terpilih‖ untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang
dilaksanakannya.
16
Lebih  lanjut  menurut  Rini  L.  Prihatini  sebelum  melakukan  penyuluhan agama  metode  penyuluhan  tersebut  harus  dipersiapkan  dengan  matang  oleh
penyuluh  agama  mengingat  tugas  dan  tanggung  jawab  penyuluh  agama sangat berat, yaitu mentransformasikan materi kepada khalayak sasaran yang
14
Rasyidul  Basri,  artikel:‖Kajian  Diklat  Terhadap  Strategi  dan  Metode  Penyuluhan Agama Islam, 2013,  h. 14, sumbar.kemenag.go.id, diakses tanggal 30 Maret 2014
15
Dewan Redaksi Kebahasaan Indonesia, Ensiklopedi Kebahasaan Indonesia Jilid III L- P, Bandung: Angkasa, 2009, h. 767
16
Rini  Laili  Prihatini,  Draft  Buku  Ajar:  Dasar-dasar  Penyuluhan  Sosial  Keagamaan, UIN Jakarta, 2014,  h. 15
beragam  dengan  tujuan  mengubah  khalayak  sasaran  menjadi  tahu,  mau  dan mampu menerapkan informasi dari penyuluh agama.
17
Dalam  penggunaannya ,  ―metode‖  penyuluhan  dapat  pula  dikatakan
sebagai  ―teknik‖.  Penyamaan  kata  tersebut  dikarenakan  keduanya  dipahami sebagai  ―cara‖  yang  digunakan  untuk  melakukan  suatu  kegiatan  dengan
mudah  guna  mencapai  maksud  yang  ditentukan. Perbedaannya  ―metode‖
diartikan sebagai ―cara‖ yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan guna mencapai  tujuan  sedangkan  ―teknik‖  diartikan  sebagai  ―seperti  apa‖
penerapan  cara  metode  tersebut  dalam  penggunaannya,  langsung  atau  tidak langsung. Singkatnya kata teknik tersebut menurut Ainur Rahim Faqih dalam
Rini L. Prihatini merupakan penerapan metode dalam praktik.
18
Menurut peraturan menteri pertanian Nomor 52 Permentan OT.140 12 2009  menyebutkan  bahwa  metode  penyuluhan  berdasarkan  teknik
komunikasi  dibagi  menjadi  dua  bagian,  yaitu:  a.  metode  penyuluhan langsung,  yaitu  penyuluhan  yang  dilakukan  melalui  tatap  muka  dan  dialog
langsung  antara  penyuluh  dengan  pelaku  utama  dan  pelaku  usaha  melalui demonstrasi,  kursus  tani  dan  obrolan  sore,  b.  metode  penyuluhan  tidak
langsung,  yaitu penyuluhan dilakukan melalui perantara media komunikasi seperti:  pemasangan  poster,  penyebaran  brosurleafletmajalah,  siaran  radio,
televisi, pemutaran slide dan film.
19
17
Rini  Laili  Prihatini,  Draft  Buku  Ajar:  Dasar-dasar  Penyuluhan  Sosial  Keagamaan, UIN Jakarta, 2014, h. 16
18
Ibid, h. 17
19
Peraturan  Menteri  Pertanian  Nomor  52  Tahun  2009  tentang  Metode  Penyuluhan Pertanian, www.pertanian.go.id, diakses tanggal 05 Mei 2014
                                            
                