Pasar Modal URAIAN TEORITIS

ditunjukkan pada koefisien regresi berikut: Y = 4,549 + 0,8X 1 – 0,161X 2 + 0,498X 3 - 0,553X 4 – 0,842X 5 + 0,245X 6 . Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien konstanta 4,549 memiliki makna apabila semua variabel independen diasumsikan sama dengan nol 0, maka Y adalah 4,549. Hal ini berarti bahwa jika reputasi underwriter, umur perusahaan, ukuran perusahaan, nilai penawaran, financial leverage dan fractional holding nilainya nol, maka saham perusahaan akan mengalami underpricing sebesar 4,549 454,9 . Secara simultan variabel-variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu tingkat underpricing. Namun secara parsial hanya variabel reputasi underwriter, nilai penawaran dan financial leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat underpricing dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05. Sedangkan variabel lainnya yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan dan fractional holding pengaruhnya tidak signifikan.

B. Pasar Modal

Pasar modal Indonesia khususnya pasar saham mulai berkembang sejak tahun 1977, namun perkembangannya berjalan sangat lambat. Perkembangan yang cukup signifikan baru terasa sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Desember 1988 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan yang akan go public dan mengijinkan sektor swasta untuk menyelenggarakan bursa. Perkembangan bursa saham semakin positif setelah pemerintah menswastanisasi Bursa Efek Jakarta BEJ pada tahun 1992, Universitas Sumatera Utara yang kemudian dilanjutkan dengan modernisasi sistem perdagangan pada bulan Mei 1995 dengan memperkenalkan Jakarta Automated Trading System JATS. Pengertian pasar modal menurut UU No. 8 Th. 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya dan lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut Samsul 2006 pasar modal adalah tempat atau saran beremunya antara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 satu tahun. Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Dari sudut pandang emiten, pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya diperoleh di pasar modal. Bentuk instrumen yang diperdagangkan di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran, dan produk turunan lainnya yang disebut derivative. Terdapat empat jenis pasar yang ada di pasar modal Samsul, 2006:46, antara lain: 1. Pasar Perdana Primary Market Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Dikatakan pertama kali karena sebelumnya perusahaan ini milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan sekarang menawarkan kepada masyarakat umum. Penawaran umum perdana ini disebut dengan Initial Universitas Sumatera Utara Public Offering IPO. Apabila jumlah saham yang diminta investor lebih besar daripada jumlah saham yang ditawarkan, maka penawaran umum akan mengalami kelebihan pesanan yang disebut oversubscribed. Sebaliknya, apabila jumlah saham yang diminta investor lebih kecil daripada jumlah saham yang ditawarkan, maka penawaran umum akan mengalami kekurangan pesanan, yang disebut undersubscribed. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh emiten dan penjamin emisi underwriter berdasarkan faktor-faktor fundamental dan faktor lain yang perlu diidentifikasi. Underwriter selain menentukan harga saham bersama emiten, juga melakukan proses penjualannya. Ciri-ciri perdagangan di pasar perdana antara lain; harga saham yang ditawarkan tetap atau tidak terjadi perubahan harga fixed price, proses transaksi tidak dikenakan komisi, transaksi hanya terbatas pada transaksi beli, pemesanan dilakukan melalui underwriter atau agen penjual, dan jangka waktu penawaran terbatas. 2. Pasar Kedua Secondary Market Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada berada dalam satu gedung di lantai perdagangan trading floor. Dikatakan sarana karena perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam satu jaringan sistem perdagangan. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan istilah order driven market. Ciri-ciri pasar sekunder antara lain; harga berfluktuasi sesuai dengan kekuatan pasar, proses transaksi dikenakan komisi baik untuk pembelian Universitas Sumatera Utara maupun penjualan, pemesanan dilakukan melalui anggota bursa dan jangka waktu transaksi tidak dibatasi 3. Pasar Ketiga Third Market Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker merupakan anggota bursa, para market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker. 4. Pasar Keempat Fourth Market Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Pasar keempat ini hanya dapat dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukan di pasar sekunder.

C. Proses Go Public

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 100 91

Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 41 129

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 36 97

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 46 97

Pengaruh Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI tahun 2005-2012)

0 7 142

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 6 137