Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

sekunder P1 dan harga penawaran perdana offering price Po di bagi harga penawaran perdana. Pada tabel dapat dilihat bahwa tingkat underpricing terendah dialami oleh saham PT. Bumi Serpong Damai, Tbk yaitu sebesar 1,8. Sementara tingkat underpricing terbesar dimiliki oleh saham PT. Ryane Adibusana, Tbk yaitu sebesar 480,0. Rata-rata tingkat underpricing sebesar 48,80. Sehingga dapat dilihat bahwa terdapat 39 perusahaan yang memiliki tingkat underpricing di atas rata-rata dan 65 perusahaan yang memiliki tingkat underpricing di bawah rata- rata.

B. Metode Regresi Linear Berganda

Penulis melakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan analisis regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE Best Linier Unbiased Estimation atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal Situmorang, 2009:55. Dasar pengambilan keputusannya, bila grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan grafik normal plot menyebar teratur mengikuti garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Sedangkan pada Uji Kolmogorov- Universitas Sumatera Utara Smirnov, bila nilai signifikansi lebih besar dari derajat kepercayaan 0,05 maka data terdistribusi normal. Gambar 4.1 : Histogram Sumber : Hasil Olahan SPSS 16, 9 Juni 2010 Gambar 4.2 : Normal P-Plot Sumber : Hasil Olahan SPSS 16, 9 Juni 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui apakah Financial Leverage, Return On Equity ROE, Ukuran dan Umur Perusahaan berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah tabel hasil uji Kolmogorov Smirnov. Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 84 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.08971648 Most Extreme Differences Absolute .109 Positive .055 Negative -.109 Kolmogorov-Smirnov Z .997 Asymp. Sig. 2-tailed .273 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Olahan SPSS 16, 9 Juni 2010 Menurut Situmorang 2009:62 bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig 2-tailed lebih besar dari 0,05 α = 5, tingkat signifikan maka data berdistribusi normal. Probabilitas hasil uji Kolmogorov Smirnov pada Tabel 4.8 yaitu 0,273 lebih besar dari 0,05 0,273 0.05 sehingga model regresi yang didapat adalah berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi dapat dilihat melalui angka Durbin-Watson pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .534 a .285 .249 1.11696 1.929 a. Predictors: Constant, Ln_Umur Perusahaan, Ln_ROE, Ln_Financial Leverage, Ln_Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Ln_Underpricing Sumber : Hasil Olahan SPSS 16, 9 Juni 2010 Data Tabel 4.7 di atas menunjukkan angka Durbin-Watson sebesar +1,929. Sesuai dengan Tabel 1.4 pada BAB I, maka apabila nilai Durbin-Watson berada pada kisaran 1,55 – 2,46, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen atau tidak terjadi multikolinearitas. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Universitas Sumatera Utara Tolerance dan Variance inflation Factor VIF. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 8.215 1.116 7.363 .000 Ln_Financial Leverage -.541 .326 -.190 -1.659 .101 .689 1.451 Ln_ROE -.174 .105 -.171 -1.658 .101 .854 1.171 Ln_Ukuran Perusahaan -.199 .072 -.323 -2.776 .007 .667 1.500 Ln_Umur Perusahaan .022 .154 .014 .142 .887 .893 1.120 a. Dependent Variable: Ln_Underpricing Sumber : Hasil Olahan SPSS 16, 9 Juni 2010 Data Tabel 4.8 di atas menunjukkan semua variabel independen memiliki angka VIF tidak lebih besar dari 5 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1. Sehingga dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terkena multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Varians dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya jika tetap maka terjadi homoskedastisitas jika berbeda Universitas Sumatera Utara maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas Situmorang, 2009:65. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dari Gambar 4.3, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Gambar 4.3 : Scatterplot Sumber : Hasil Olahan SPSS 16, 9 Juni 2010 Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linear Berganda sebagai berikut: LnY= 8.215 - 0,541LnFL – 0,174LnROE– 0,199LnUP + 0.022LnUM+ e Universitas Sumatera Utara Dimana: Y = Ln Underpricing X 1 = Ln Financial Leverage X 2 = Ln Return On Equity ROE X 3 = Ln Ukuran Perusahaan X 4 = Ln Umur Perusahaan e = error Interpretasi model: 1 Konstanta a = 8,215 artinya tanpa mempertimbangkan variabel independen, maka tingkat underpricing akan diperoleh sebesar 8,215. 2 Koefisien regresi Financial Leverage X 1 = -0,541 artinya setiap penambahan Financial Leverage sebesar 1, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan negatif tingkat underpricing sebesar 0,541. 3 Koefisien regresi Return On Equity ROE X 2 = -0.174 artinya setiap penambahan ROE sebesar 1, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan negatif tingkat underpricing sebesar 0.174. 4 Koefisien regresi Ukuran Perusahaan X 3 = -0.199 artinya setiap penambahan ukuran perusahaan sebesar 1, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan negatif tingkat underpricing sebesar 0.199. 5 Koefisien regresi Umur Perusahaan X 4 = 0.022 artinya setiap penambahan umur perusahaan sebesar 1, jika variabel lainnya dianggap Universitas Sumatera Utara konstan, maka akan menambah positif tingkat underpricing sebesar 0,022.

3. Pengujian Kelayakan Model Uji Goodness of Fit Table 4.9

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 166 91

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 100 91

Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 41 129

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 36 97

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 46 97

Pengaruh Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI tahun 2005-2012)

0 7 142

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 6 137