Observasi Umum partisipan II

Radi memutuskan untuk kembali ke Binjai. Di Binjai ia bekerja di sebuah bengkel selama setahun dan akhirnya berhenti dari pekerjaannya karena terkena penyakit Jantung sehingga Radi tidak kuat lagi bekerja. Sedangkan Istri Radi tetap tinggal dengan anaknya yang pertama di Riau. Karena Radi telah berhenti bekerja, dan menderita penyakit Jantung maka ia memutuskan untuk tinggal di panti wredha, sebab partisipan sudah tidak dapat membiayai hidupnya lagi. Di dalam panti, Radi memiliki satu ruangan kamar tersendiri yang memiliki satu buah tempat tidur 3 kaki, sebuah lemari pakaian, satu buah meja dan satu buah kursi yang menghadap ke jendela. Di dalam kamar partisipan juga terdapat tempat gantungan pakaian, dan peralatan makan seperti piring, gelas dan sendok beberapa buah yang diletakkan di atas meja. Setiap harinya di panti, Radi melakukan berbagai aktivitas seperti setiap pagi sarapan, mandi dan mengikuti aktivitas-aktivitas yang ada di panti setiap harinya. Jika tidak ada aktivitas di panti, maka partisipan biasanya pergi ke luar dari panti untuk berjalan-jalan, baik itu di sekitar panti ataupun terkadang partisipan pergi ke luar kota Binjai, biasanya partisipan pergi ke Medan untuk membuang rasa bosan ataupun penat bila ada masalah yang sedang ia hadapi. Setelah tiba sore harinya maka partisipan kembali lagi ke panti wredha dan ikut makan malam bersama penghuni panti wredha di ruang makan sambil menonton televisi atau terkadang partisipan membawa makanannya ke dalam kamarnya.

2. Observasi Umum partisipan II

Tabel 9. Waktu wawancara partisipan II No Partisipan Haritangga l wawancara Waktu Wawancara Tempat wawancara 1. Radi Sitompul 27 Juni 2009 12.30-14.30 WIB Panti Wredha Abdi Dharma Binjai 2. Radi Sitompul 10 Februari 2010 14.00-16.00 WIB Panti Wredha Abdi Dharma Binjai Universitas Sumatera Utara Peneliti mengenal partisipan untuk yang pertama kalinya, setelah peneliti mengunjungi sebuah panti yang berada di Binjai. Pada pertemuan pertama sebagaimana telah dijanjikan oleh peneliti sebelumnya, Radi bersedia untuk terlibat sebagai partisipan dalam penelitian ini. Pertemuan ini adalah upaya peneliti untuk membangun rapport dan juga menjelaskan maksud kedatangan peneliti. Peneliti juga ingin memastikan apakah Radi sesuai dengan karakteristik subjek penelitian yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya dan setelah peneliti memerhatikan bahwa Radi sesuai dengan karakteristik responden tersebut, maka peneliti meminta kesediaan Radi dan Radi pun bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini untuk menjadi salah seorang partisipan penelitian. Pertemuan pertama ini hanya bertujuan untuk meminta kesediaan Radi menjadi partisipan penelitian. Pada saat itu peneliti ditemani oleh petugas panti. Setelah itu peneliti menjelaskan tentang penelitian ini, apa tujuannya dan bagaimana Radi akan terlibat dalam penelitian ini, dan Radi bersedia untuk diwawancarai. Setelah itu, peneliti dan partisipan menentukan jadwal pertemuan untuk mengadakan wawancara pertama. Tidak ada gangguan pada saat wawancara awal dilakukan dan mengingat ini adalah wawancara awal, maka peneliti tidak menggunakan tape recorder untuk merekan hasil wawancara. Pertemuan ini diadakan pada tanggal 20 Juni 2009 pukul14.00-15.30 WIB di dalam panti Abdi Dharma Binjai. Pada pertemuan kedua yang merupakan wawancara pertama, peneliti datang ke panti Abdi Dharma Binjai didalam Rumah panti yang bernama Melati. Didalam panti wredha, ada sekitar 20 rumah yang terpisah-pisah yang menjadi rumah bagi setiap penghuni panti. Di dalam satu rumah biasanya diisi oleh 4-7 orang. Radi menempati rumah panti yang bernama Melati. Wawancara dilakukan pada tanggal 27 Juni 2009 pukul 12.30-14.30 WIB. Wawancara dilakukan di dalam kamar partisipan. Universitas Sumatera Utara Pada pertemuan ini Radi mengenakan baju kaus berwarna kuning dan celana pendek berwarna cokelat. Pada saat wawancara Radi tetap memelihara kontak mata dengan peneliti saat bercerita. Saat bercerita tentang bagian masa lalu Radi ketika partisipan masih bekerja dulu, nada suara Radi tinggi terlihat antusias dan bangga. Akan tetapi, ketika Radi menceritakan alasannya untuk tinggal di panti wredha nada suaranya menurun dan menunjukkan kesedihan. Hal ini dapat terlihat dengan berbicara terhenti sejenak dan berfikir panjang, lalu menarik nafas panjang. Pada wawancara pertama ini partisipan bercerita mengenai kehidupan partisipan sebelum tinggal di panti wredha, hubungan dengan keluarganya, perasaan partisipan terhadap keluarganya, alasan partisipan tinggal di panti wredha, perasaan partisipan setelah tinggal di panti wredha, kegiatan partisipan di panti wredha, masalah-masalah yang dihadapi partisipan, bentuk-bentuk penyesuaian diri yang digunakan partisipan untuk mengatasi masalah-masalah selama di panti wredha. Wawancara kedua dilakukan dengan jarak rentang waktu yang jauh setelah wawancara pertama selesai dilakukan. Wawancara kedua berlangsung pada tanggal 10 Februari 2010 pada pukul 14.00-16.00 WIB. Wawancara dilakukan di dalam kamar partisipan. Waktu peneliti datang, Radi sedang membaca buku di atas tempat tidurnya. Pada wawancara ini, Radi tetap memelihara kontak mata dengan peneliti dan partisipan pun tetap menjawab semua pertanyaan dengan jelas. Karena jarak antara wawancara pertama dan kedua rentang waktunya lama, maka partisipan banyak mempertanyakan kabar peneliti dan setelah itu partisipan mulai menceritakan tentang kehidupannya di panti. Wawancara yang kedua ini, peneliti memfokuskan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, dan ciri-ciri penyesuaian diri.

3. Data wawancara partisipan II