Kesimpulan Penyesuaian Diri Lanjut Usia di Panti Wredha

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa hasil yang diperoleh dari kedua partisipan pada penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kedua partisipan dalam penelitian ini memilih untuk melanjutkan hidupnya di panti wredha yang dipengaruhi oleh berbagai alasan dan kondisi yaitu: a. Pada partisipan I: status ekonomi dan anak-anak, dimana ketika uang pensiunan suami Hj. Amanah yang selama ini menjadi sumber keuangan bagi dirinya telah diberhentikan oleh perusahaan tempat suaminya bekerja, sehingga anak-anaknyalah yang membiayai hidupnya. Selain itu, Hj. Amanah mendengar pertengkaran antara anak-anaknya dalam mempersoalkan dirinya tinggal dengan siapa, sehingga membuat Hj. Amanah merasa dirinya adalah beban bagi anak-anaknya dan akhirnya membuat keputusan untuk tinggal di panti wredha. b. Pada partisipan II: alasan status ekonomi yang sangat mempengaruhi keputusannya untuk tinggal di panti wredha, dimana partisipan kehilangan pekerjaannya akibat penyakit jantung yang dideritanya secara tiba-tiba sehingga partisipan tidak sanggup lagi untuk bekerja dan tidak dapat menanggung kebutuhan hidupnya lagi, dan bahwa alasan dan kondisi yang mempengaruhi pilihan hidup di panti wredha dilihat dari jenis kelamin adalah pria lanjut usia lebih menyukai untuk tinggal di panti wredha daripada wanita lanjut usia. Universitas Sumatera Utara 2. Ketika kedua partisipan memutuskan untuk tinggal di panti wredha, maka akan diperoleh akibat atau efek tinggal di panti wredha yaitu dilihat dari segi keuntungannya dan kerugiannya, yaitu: a. Pada partisipan I: 1 Keuntungan tinggal di panti wredha: a Hj. Amanah lebih tenang tinggal di panti wredha sebab Hj. Amanah dapat beribadah dengan tenang dan dapat menenangkan fikirannya dari masalah-masalahnya dengan anak-anaknya. b Di dalam panti wredha Hj. Amanah memiliki teman-teman yang senasib dengan dirinya sehingga Hj. Amanah tidak merasa kesepian seperti yang ia alami di rumah anaknya terdahulu. 2 Kerugian tinggal di panti wredha: Pilihan makanan di panti wredha terbatas dan seringkali diulang- ulang sehingga membuat Hj. Amanah bosan. b. Pada partisipan II: 1 Keuntungan tinggal di panti wredha: Segala kebutuhan mudah di dapat Radi tanpa membayar, karena ditanggung oleh pemerintah. 2 Kerugian tinggal di panti wredha: Radi tidak memiliki teman yang cocok dengan dirinya di panti wredha, sehingga ia berhubungan dekat dan menetap dengan beberapa orang yang tidak menyenangkan baginya. 3. Sebagai akibat atau efek yang diperoleh setelah tinggal di panti wredha, maka kedua partisipan melakukan penyesuaian diri di panti wredha, dimana dalam melakukan Universitas Sumatera Utara penyesuaian diri tersebut terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri partisipan yaitu: a. Pada partisipan I: 1 Anak-anak yang telah dewasa: Hj. Amanah merasa sedih sebab anak- anaknya tidak ada yang menjenguknya selama di panti wredha sehingga menciptakan hubungan yang kurang baik dengan anak- anaknya tetapi lamban laun hubungan itu semakin membaik seiring dengan anak-anak Hj. Amanah telah menerima keputusan Hj. Amanah untuk tinggal di panti wredha 2 Kepuasan kebutuhan: Dalam memenuhi kebutuhan pribadi Hj. Amanah dan berbuat sesuai dengan harapan-harapan orang lain, maka Hj. Amanah mengikuti aktivitas-aktivitas di dalam panti seperti ikut dalam gotong-royong sehingga Hj. Amanah tidak merasa bosan tinggal di panti wredha. b. Pada partisipan II: 1 Persiapan untuk hari tua: Radi kurang melakukan persiapan untuk hari tua, baik itu dalam hal psikis dan ekonomi. Hal ini terlihat dari permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh Radi karena penyakit jantung yang tiba-tiba dideritanya sehingga ia tidak memiliki penghasilan yang dapat menopang hidupnya lagi. 2 Kenangan akan persahabatan lama: Radi masih terus mengingat teman- teman lamanya ketika ia masih bekerja. Radi lebih menyukai teman- teman lamanya daripada teman di panti wredha. Universitas Sumatera Utara 3 Kondisi: Radi menderita penyakit jantung dan masih tidak dapat menerima kondisi penyakit jantungnya yang menyebabkan ia harus tinggal di panti wredha. 4 Kondisi ekonomi: Radi terpaksa berhenti bekerja karena penyakit jantung yang dideritanya yang mempengaruhi kondisi ekonominya, dimana Radi tidak dapat membiayai hidupnya lagi dan tidak mampu untuk bekerja kembali. 5 Kondisi hidup: Karena kondisi ekonomi dan kesehatanlah yang memaksa Radi untuk tinggal di panti wredha, sehingga timbul perasaan menyesal, merasa malu atas kondisi yang menimpanya dan terus bertanya-tanya dalam hatinya mengapa ia berada di panti wredha. 4. Bentuk-bentuk penyesuaian diri yang dilakukan kedua partisipan yaitu: a. Partisipan I: 1 Rasionalisasi: Untuk menghadapi para penghuni panti yang berasal dari berbagai kalangan, Hj. Amanah berusaha untuk menerima segala perbedaan-perbedaan seseorang dengan cara membina komunikasi yang baik sesama penghuni panti dan mengikuti aturan serta kegiatan yang ada di panti wredha agar tercipta suasana yang kondusif bagi Hj. Amanah untuk tinggal bersama di dalam panti wredha. 2 Sublimasi: Melakukan ibadah, berdoa dan ikut beraktivitas di panti dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong-royong dan pengajian yang dilakukan setiap dua kali dalam seminggu di dalam panti wredha. b. Parisipan II: Universitas Sumatera Utara 1 Melamun: Untuk menghilangkan perasaan sedih, maka Radi biasanya akan duduk di luar panti, dan termenung. 2 Represi concious forgetting: Untuk menghilangkan perasaan bosan di dalam panti wredha dan untuk melupakan permasalahan yang sedang dihadapinya, Radi pergi keluar panti untuk berjalan-jalan dan menenangkan pikirannya. Radi berusaha untuk melupakan segala permasalahan yang dianggapnya sangat mengganggu pikirannya. 5. Gambaran penyesuaian diri kedua partisipan adalah: a. Partisipan I: Melakukan penyesuaian diri yang efektif, dilihat dari: 1 Persepsi yang akurat terhadap realita: Pertentangan diperoleh Hj. Amanah dari anak-anaknya yang kurang menyetujui Hj. Amanah untuk tinggal di panti, tetapi hal ini tidak mengubah keputusan Hj. Amanah untuk tetap tinggal di panti. Akan tetapi Hj. Amanah menerima segala resikonya dan Hj. Amanah merasa dirinya harus bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil. 2 Kemampuan untuk beradaptasi dengan tekanan atau stres dan kecemasan: Menerima dengan berbesar hati atas perlakuan anaknya yang tidak ingin mengunjunginya di panti wredha, dan Hj. Amanah memahami perlakuan anak-anaknya itu sebagai wujud dari kasih sayang dan perhatian anak-anaknya terhadap dirinya. 3 Mempunyai gambaran diri yang positif tentang dirinya: Memandang dirinya sendiri sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya dan nenek bagi cucunya dan hanya mempunyai keinginan melihat anak-anaknya dan seluruh keluarganya bahagia. Universitas Sumatera Utara 4 Kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya: Mampu dalam mengutarakan perasaannya kepada anak-anaknya dengan mengatakan bahwa ia telah bahagia tinggal di panti wredha dan tetap berkeinginan untuk berkunjung ke rumah anak-anaknya sewaktu-waktu ia inginkan. 5 Relasi interpersonal baik: Hubungan Hj. Amanah dengan penghuni di panti wredha yang terjalin dengan baik dengan cara saling mengerti satu sama lain dan saling membantu dan tidak ingin meributkan hal-hal kecil. b. Partisipan II: Melakukan Penyesuaian diri yang tidak efektif, dilihat dari: 1 Mengalami kesulitan, gangguan, atau ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif dalam kehidupan sehari-hari atau tidak bisa menjalankan peran dan status yang dimilikinya dalam masyarakat: Radi tidak mampu dalam menjalin hubungan yang baik dengan penghuni panti lainnya. Radi tidak ingin berbincang-bincang dengan teman-teman yang berada di panti wredha dan lebih suka menyendiri. 2 Mengalami distres subjektif yang sering atau kronis: Radi takut untuk menjalin hubungan dengan penghuni panti lainnya sehingga ia berusaha menghindari komunikasi. Hal ini dikarenakan Radi merasa malu karena umurnya yang dirasanya lebih muda dari yang lainnya sehingga belum pantas berada di panti wredha dibandingkan dengan penghuni panti lainnya yang jauh lebih tua daripada dirinya sehingga Radi sering marah tanpa sebab yang jelas kepada teman-temannya di panti wredha. Universitas Sumatera Utara 6. Dari kedua partisipan dapat kita lihat bahwa pada partisipan pertama melakukan penyesuaian diri yang efektif di panti wredha sehingga menimbulkan perasaan bahagia. Pada partisipan kedua penyesuaian diri yang dilakukannya di panti wredha tidak efektif sehingga menimbulkan perasaan cemas, rasa bersalah, menyesal, rasa malu, kemarahan pada kondisi yang dialaminya dan belum dapat menerima keadaannya yang sedang dihadapi.

B. Diskusi