Pembahasan Data Partisipan II

“Ya itu sebenarnya karena kakek malu. Kan umur kakek paling muda disini, kalo dipikir-pikir sebenarnya belum pantaslah kakek disini. Tenggok aja, disini udah tua- tua kali semua. Saya paling muda. kalo bukan karena saya sakit, ya udah saya pergi dari panti ini. Ya malu lah sama orang-orang, saya masih muda tapi udah di panti jompo. Ya kan nak? Sama kamu aja kakek sebenarnya malu lah.” R2.W2b. 90-100hal. 4 Radi sering marah tanpa sebab yang jelas kepada teman-temannya di panti wredha. Ketika teman-temannya sedang mengobrol, Radi membentak mereka dan mengatakan bahwa dirinyalah yang sedang diperbincangkan oleh teman-temannya, sehingga mengakibatkan Radi adu mulut dengan teman-temannya tersebut. Akibatnya sampai sekarang Radi tidak berbicara lagi dengan teman-temannya tersebut. “Malas ngomong. Udah gak ngomongan lagi. Pernah waktu itu saya dengar mereka nyebut-nyebut nama saya. Mereka lagi ngobrol. Ya terus saya marahi aja mereka, saya bentak-bentak. Saya bilang kalian bicarakan saya ya? Gak kata orang itu. Tapi saya dengar ada nama saya tadi, gak kata mereka. Ya saya marah-marah gak jelas gitu. Saya pun sadar, saya itu marah-marah gak jelas. Gak tau apa sebabnya. Sensitif saya ini ya nak? Habis itu, yang kurang baiklah gitu hubungan saya sama mereka. Ya saya gak peduli, cuek aja.” R2.W2b. 108-122hal. 4-5

4. Pembahasan Data Partisipan II

Pemilihan untuk hidup di panti wredha dapat di pengaruhi oleh berbagai alasan dan kondisi. Alasan dan kondisi tersebut mencakup status ekonomi, status perkawinan, kesehatan, kemudahan dalam perawatan, jenis kelamin, anak-anak, keinginan untuk mempunyai teman dan iklim Hurlock, 1999. Pemilihan untuk hidup di panti wredha yang diambil oleh Radi dipengaruhi oleh alasan dan kondisi yaitu kesehatan, status ekonomi dan jenis kelamin. Radi menderita penyakit jantung yang mengakibatkan dirinya tidak mampu bekerja kembali, sehingga kondisi ini mengakibatkan Radi mengalami permasalahan ekonomi. Radi tidak mampu untuk membayar sewa rumahmya, biayai listrik rumah, dan segala keperluan lainnya, sehingga ia memutuskan untuk hidup dan tinggal di panti wredha. Kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan orang lanjut usia untuk memelihara rumah mereka maka mereka harus Universitas Sumatera Utara tinggal di panti wredha Hurlock, 1999. Kondisi kesehatan Radi yang semakin menurunlah yang menyebabkan timbulnya permasalahan ekonomi yang dihadapinya. Jika status ekonomi para lanjut usia semakin berkurang mereka terpaksa harus pindah ke kehidupan yang kurang diingini atau panti wredha Hurlock, 1999. Hal inilah yang dialami oleh Radi karena sudah tidak mampu membiayai hidupnya seperti biasanya lagi. Hal ini mengakibatkan Radi terpaksa pindah ke panti wredha. Menurut Hurlock 1999, jenis kelamin juga mempengaruhi pemilihan pola hidup dimana pria lanjut usia lebih menyukai untuk tinggal di panti wredha. Para lanjut usia yang memutuskan untuk melanjutkan hidup di panti wredha, memperoleh beberapa keuntungan tertentu dan kerugian dari pola hidup di panti wredha Hurlock, 1999. Hal inilah yang dirasakan oleh Radi selama tinggal di panti wredha, Radi merasa sedih ketika pertama kali berada di panti panti wredha, sebab Radi kurang dapat menerima kondisinya yang sekarang dan kurang mampu menerima kenyataan dirinya telah berada di panti wredha. Radi tidak memiliki teman yang cocok dengan dirinya di panti wredha, sebab ia merasa dirinya berbeda status dengan penghuni panti lainnya. Salah satu kerugian yang diperoleh ketika tinggal di panti wredha adalah berhubungan dekat dan menetap dengan beberapa orang yang tidak menyenangkan Hurlock, 1999. Agar dapat mengatasi akibat atau efek setelah tinggal di panti wredha, maka lanjut usia perlu melakukan penyesuaian diri. Hal ini juga dilakukan oleh Yusraidi, dimana dalam melakukan penyesuaian diri terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri tersebut. Hurlock 1999 mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pada lanjut usia salah satunya adalah persiapan untuk hari tua, kenangan akan persahabatan lama, kondisi, kondisi ekonomi dan kondisi hidup. Hal inilah yang mempengaruhi Radi dalam penyesuaian diri di panti wredha, dimana Radi kurang melakukan persiapan untuk hari tua, baik itu dalam hal psikis dan ekonomi. Hal ini terlihat dari Universitas Sumatera Utara permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh Radi karena penyakit jantung yang tiba-tiba dideritanya sehingga ia tidak memiliki penghasilan yang dapat menopang hidupnya lagi. Hal ini sangat mempengaruhi diri Radi dalam mengambil keputusan tinggal di panti wredha. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hurlock 1999 yang mengatakan bahwa bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri secara psikis dan ekonomi untuk menghadapi perubahan yang akan terjadi di hari tua, seringkali akan mengalami trauma dalam melakukan penyesuaian tersebut. Kenangan akan persahabatan lama juga mempengaruhi penyesuaian diri Radi di panti wredha, sebab apabila lanjut usia pindah ke wilayah lain atau meninggalkan teman-teman lamanya akan menghambat penyesuaian dengan lingkungan baru Hurlock, 1999. Hal ini terjadi pada Radi yang masih mengingat teman-teman lamanya ketika ia masih bekerja. Radi lebih menyukai teman-teman lamanya daripada teman di panti wredha, hal ini dikarenakan Radi merasa dirinya tidak sebaya dan tidak sama status sosialnya dengan penghuni panti lainnya, sehingga Radi jarang melakukan komunikasi dengan teman-teman sesama penghuni panti. Ia lebih suka menyendiri. Dalam hal kondisi, yaitu penyakit jantung yang diderita Radi sangat mempengaruhi penyesuaian diri Radi di panti wredha, sebab ia masih menyesali keputusannya untuk tinggal di panti wredha dan masih tidak dapat menerima kondisi penyakit jantungnya yang menyebabkan ia harus tinggal di panti wredha. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hurlock 1999 dimana penyakit yang kronis menahun merupakan penghalang yang lebih besar dibanding penyakit yang bersifat temporer dalam menyesuaikan diri dengan masa lanjut usia. Menurut Hurlock 1999, orang-orang yang berusia lanjut akan merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan permasalahan keuangan karena mengetahui bahwa mereka mempunyai kesempatan yang kecil atau tidak sama sekali dalam memecahkan masalah tersebut, tidak seperti dahulu dapat mereka lakukan ketika masih muda. Hal ini juga dialami Universitas Sumatera Utara oleh Yusraidi, ketika ia terpaksa berhenti bekerja karena penyakit jantung yang dideritanya yang mempengaruhi kondisi ekonominya. Radi tidak dapat membiayai hidupnya lagi dan tidak mampu untuk bekerja kembali. Faktor terakhir yang mempengaruhi penyesuaian diri Radi di panti wredha adalah kondisi hidup, dimana apabila orang-orang berusia lanjut dipaksa untuk tinggal di suatu tempat yang membuat mereka merasa rendah diri, tidak sesuai dan membenci tempat itu, dapat mengakibatkan situasi yang tidak menyenangkan dalam penyesuaian diri yang harus dilakukan pada lanjut usia Hurlock, 1999. Hal ini sesuai dengan yang dialami oleh Yusraidi, karena kondisi ekonomi dan kesehatanlah yang memaksanya untuk tinggal di panti wredha, sehingga timbul perasaan menyesal, merasa malu atas kondisi yang menimpanya dan terus bertanya-tanya dalam hatinya mengapa ia berada di panti wredha. Dalam melakukan penyesuaian diri di panti wredha, ada beberapa bentuk penyesuaian diri yang dapat dilakukan yaitu, perilaku kompensatoris, perilaku menarik perhatian orang, memperkuat diri melalui kritik, identifikasi, sikap proyeksi, rasionalisasi, sublimasi, melamun dan represi Gunarsa, 1989. Radi juga memakai bentuk penyesuaian diri yaitu melamun dan represi concious forgetting. Melamun merupakan kecenderungan yang membolehkan khayalan bermain dengan ide-ide yang merupakan perwujudan yang memuaskan tujuan yang dikehendakinya. Hal ini dapat dilihat, ketika Radi pertama kali tinggal di panti wredha, dirinya merasa sangat sedih dan sering menangis sendiri di dalam kamarnya. Untuk menghilangkan perasaan sedihnya, maka Radi biasanya akan duduk di luar panti, dan termenung. Bentuk penyesuaian diri represi concious forgetting adalah menghindari suatu hal yang berkaitan dengan pengalaman tidak enak, dan hendak melupakan walaupun tidak menyadari keinginan untuk lupa. Hal ini dapat kita lihat, untuk menghilangkan perasaan bosan di dalam panti wredha dan untuk melupakan permasalahan yang sedang dihadapinya, Universitas Sumatera Utara Radi pergi keluar panti untuk berjalan-jalan dan menenangkan pikirannya. Radi berusaha untuk melupakan segala permasalahan yang dianggapnya sangat mengganggu pikirannya. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh Radi tidak efektif, hal ini dapat dilihat dari ciri- ciri penyesuaian diri yang tidak efektif yaitu: 1 Individu yang bersangkutan tampak mengalami kesulitan, gangguan, atau ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif dalam kehidupan sehari-hari atau juga individu yang bersangkutan tidak bisa menjalankan peran dan status yang dimilikinya dalam masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari ketidakmampuan Radi dalam menjalin hubungan yang baik dengan penghuni panti lainnya. Radi tidak ingin berbincang-bincang dengan teman-teman yang berada di panti dan lebih menyukai menyendiri. 2 Individu yang bersangkutan mengalami distres subjektif yang sering atau kronis. Masalah-masalah yang umum bagi kebanyakan orang dan mudah diselesaikan menjadi masalah yang luar biasa bagi individu tersebut. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan munculnya gejala-gejala lanjutan seperti kecemasan, panik, depresi, rasa bersalah, rasa malu, dan marah tanpa sebab yang jelas. Hal ini dapat kita lihat dari ketakutan Radi untuk menjalin hubungan dengan penghuni panti wredha lainnya sehingga ia berusaha menghindari komunikasi. Ia merasa malu karena umurnya yang dirasanya lebih muda dari yang lainnya sehingga belum pantas berada di panti wredha dibandingkan dengan penghuni panti lainnya yang jauh lebih tua daripada dirinya sehingga Radi sering marah tanpa sebab yang jelas kepada teman-temannya di panti wredha. Dengan melihat ciri-ciri penyesuaian diri yang telah dilakukan oleh Radi maka Radi melakukan penyesuaian diri yang tidak efektif di panti wredha. Radi tidak dapat menerima keadaan hidupnya yang sekarang ataupun kondisi kesehatannya yang kurang memungkinkan Universitas Sumatera Utara untuk bekerja kembali, sehingga menimbulkan perasaan menyesali keadaannya sekarang dan keputusannya untuk tinggal di panti wredha. Hal ini sesuai dengan pernyataan perawat di panti wredha Rosidah yang selama ini merawat Radi seperti terdapat dalam kutipan wawancara berikut: “Kalo Radi disini sering keluar-keluar panti ini dia, gak betah dia lama-lama di panti. Sikit-sikit keluar, nanti memang dia balik lagi ke sini. Nampak gak betah. Sama penghuni yang lain juga keliatan tidak akur. Gak dekat dia sama orang-orang disini. Suka menyendiri dia orangnya.” Komunikasi Personal, 10 Februari 2010 Secara ringkas, data partisipan II Radi Sitompul dapat dilihat pada tabel 10 sampai 14 di bawah ini. Tabel 10. Gambaran AlasanKondisi yang Mempengaruhi Pilihan Hidup di Panti Wredha pada Partisipan II No. Analisis Data Kesimpulan 1. Kesehatan Radi menderita penyakit jantung yang mengakibatkan dirinya tidak mampu bekerja kembali. 2. Status ekonomi Radi tidak mampu untuk membayar sewa rumahmya, biayai listrik rumah, dan segala keperluan lainnya. 3. Jenis kelamin Pria lebih menyukai untuk tinggal di panti wredha. Tabel 11. Gambaran AkibatEfek Tinggal di Panti Wredha pada Partisipan II No Analisis Data Kesimpulan 1. Keuntungan tinggal di panti wredha Segala kebutuhan mudah di dapat Yusradi tanpa membayar, karena ditanggung oleh pemerintah 2. Kerugian tinggal di panti wredha Radi tidak memiliki teman yang cocok dengan dirinya di panti wredha, sehingga ia berhubungan dekat dan menetap dengan beberapa orang yang tidak menyenangkan baginya. Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuain Diri pada Partisipan II No. Analisis Data Kesimpulan 1. Persiapan untuk hari tua Radi kurang melakukan persiapan untuk hari tua, baik itu dalam hal psikis dan ekonomi. Hal ini terlihat dari permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh Radi karena penyakit jantung yang tiba-tiba dideritanya sehingga ia tidak memiliki penghasilan yang dapat menopang hidupnya lagi. 2. Kenangan akan persahabatan lama Radi masih terus mengingat teman-teman lamanya ketika ia masih bekerja. Radi lebih menyukai teman-teman lamanya daripada teman di panti wredha 3. Kondisi Radi menderita penyakit jantung dan masih tidak dapat menerima kondisi penyakit jantungnya yang menyebabkan ia harus tinggal di panti wredha. 4. Kondisi ekonomi Radi terpaksa berhenti bekerja karena penyakit jantung yang dideritanya yang mempengaruhi kondisi ekonominya, dimana Radi tidak dapat membiayai hidupnya lagi dan tidak mampu bekerja kembali 5. Kondisi hidup Karena kondisi ekonomi dan kesehatanlah yang memaksa Radi untuk tinggal di panti wredha, sehingga timbul perasaan menyesal, merasa malu atas kondisi yang menimpanya dan terus bertanya-tanya dalam hatinya mengapa ia berada di panti wredha. Tabel 13. Gambaran Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri pada Partisipan II No Analisis Data Kesimpulan 1. Melamun Untuk menghilangkan perasaan sedih, maka Radi biasanya akan duduk di luar panti, dan termenung. 2. Represi concious forgetting. Untuk menghilangkan perasaan bosan di dalam panti wredha dan untuk melupakan permasalahan yang sedang dihadapinya, Radi pergi keluar panti untuk berjalan-jalan dan menenangkan pikirannya. Radi berusaha untuk melupakan segala permasalahan yang dianggapnya sangat mengganggu pikirannya. Tabel 14. Gambaran Penyesuaian Diri pada Partisipan II Universitas Sumatera Utara No. Analisis Data Kesimpulan 1. Penyesuaian diri yang tidak efektif a. Individu yang bersangkutan tampak mengalami kesulitan, gangguan, atau ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif dalam kehidupan sehari-hari atau juga individu yang bersangkutan tidak bisa menjalankan peran dan status yang dimilikinya dalam masyarakat. b. Individu yang bersangkutan mengalami distres subjektif yang sering atau kronis. Masalah- masalah yang umum bagi kebanyakan orang dan mudah diselesaikan menjadi masalah yang luar biasa bagi individu tersebut. Pada akhirnya mengakibatkan munculnya gejala- gejala lanjutan seperti kecemasan, panik, depresi, rasa bersalah, rasa malu, dan marah tanpa sebab yang jelas. a. Radi tidak mampu menjalin hubungan yang baik dengan penghuni panti lainnya. Radi tidak ingin berbincang-bincang dengan teman-teman yang berada di panti dan lebih suka menyendiri. b. Radi takut untuk menjalin hubungan dengan penghuni panti lainnya sehingga ia berusaha menghindari komunikasi. Hal ini dikarenakan Radi merasa malu karena umurnya yang dirasanya lebih muda dari yang lainnya sehingga belum pantas berada di panti wredha.

C. Analisis Data Antar Partisipan

Agar dapat melihat lebih mendalam tentang analisis data hasil wawancara antar partisipan, berikut di sajikan tabel yang memuat tentang analisa data antar partisipan berdasarkan gambaran alasankondisi yang mempengaruhi pilihan hidup di panti wredha, gambaran akibatefek tinggal di panti wredha, gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuain diri, gambaran bentuk-bentuk penyesuaian diri, dan gambaran penyesuaian diri. Hal ini dapat dilihat dari tabel 15 berikut ini. Universitas Sumatera Utara