3. Memanfaatkan langkah-langkah dan proses yang diambil peneliti-peneliti sebelumnya
sebagai masukan bagi peneliti untuk melakukan pendekatan terhadap penelitiannya dan menjamin pengumpulan data yang berkualitas untuk penelitiannya sendiri.
4. Menyertakan partner atau orang-orang yang dapat berperan sebagai “setan” atau
pengkritik yang memberikan saran-saran dan pembelaan devil advocate yang memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap analisa yang dilakukan peneliti.
5. Melakukan upaya-upaya konstan untuk menemukan kasus-kasus negatif, pemahaman
kita tentang pola dan kecenderungan yang telah kita identifikasikan akan meningkat bila kita memberikan pula perhatian pada kasus-kasus yang tidak sesuai dengan pola
umum tersebut. 6.
Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali checking dan rechecking data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda. Peneliti perlu
mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta mengajukan pertanyaan tentang data.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan yang diungkapkan Bogdan dalam Moleong, 2000. Terdapat tiga tahapan dalam prosedur
penelitian kualitatif, yaitu tahap pralapangan, pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
1. Tahap Pralapangan
Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian Moleong, 2000 yaitu sebagai berikut:
a. Mengumpulkan Berbagai Fenomena yang Terjadi di Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Peneliti mengumpulkan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan lanjut usia di panti wredha, baik melalui orang-orang
sekitar, teman-teman, dosen, artikel, dan internet untuk meyakinkan peneliti mengenai aspek-aspek psikologis yang terjadi pada lanjut usia di panti
wredha. Setelah itu, peneliti merumuskan masalah yang ingin diteliti sesuai dengan fenomena yang telah diperoleh.
b. Mempersiapkan Landasan Teoritis
Peneliti mengumpulkan informasi dan teori yang berhubungan dengan kebahagiaan, para lanjut usia di Panti Wredha.
c. Menyusun Pedoman Wawancara
Peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan kerangka teoritis untuk menjadi pedoman dalam proses wawancara.
d. Persiapan untuk Pengumpulan Data
Peneliti mencari beberapa orang responden yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan, meminta kesediaannya informed consent untuk
menjadi responden dan mengumpulkan tentang calon responden tersebut.
e. Membangun Rapport
Setelah memperoleh kesediaan dan responden penelitian, peneliti meminta kesediaan untuk bertemu dan mulai membangun rapport. Setelah itu peneliti
dan responden penelitian mengadakan kesepakatan yang meliputi waktu dan tempat wawancara serta persyaratan lain yang diajukan kedua belah pihak.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Peneliti meminta persetujuan responden untuk dijadikan responden penelitian. Setelah itu membuat janji pertemuan dan mulai melakukan wawancara. Setelah diadakan kesepakatan
maka peneliti mulai melakukan wawancara, namun sebelumnya peneliti membina rapport agar responden penelitian merasa nyaman dan tidak merasa asing. Wawancara akan
dilakukan di Panti Wredha dan akan direkam dengan tape recorder mulai dari awal hingga akhir. Peneliti juga akan mencatat bahasa nonverbal responden ketika wawancara
berlangsung.
3. Tahap Pencatatan Data