4. Pembahasan Data Partisipan I
Pemilihan untuk hidup di panti wredha dapat di pengaruhi oleh berbagai alasan dan kondisi. Alasan dan kondisi tersebut mencakup status ekonomi, status perkawinan, kesehatan,
kemudahan dalam perawatan, jenis kelamin, anak-anak, keinginan untuk mempunyai teman dan iklim Hurlock, 1999.
Pemilihan untuk hidup di panti wredha yang diambil oleh Hj. Amanah di pengaruhi oleh alasan dan kondisi yaitu status ekonomi dan anak-anak. Jika status ekonomi lanjut usia
semakin berkurang, para lanjut usia mungkin terpaksa harus pindah kehidupan yang kurang diingini atau pindah ke rumah anaknya yang berkeluarga Hurlock, 1999, sementara uang
pensiunan suami Hj. Amanah yang selama ini menjadi sumber keuangan bagi dirinya telah diberhentikan oleh perusahaan tempat suaminya bekerja, sehingga Hj. Amanah akhirnya
dibiayai oleh anak-anaknya. Oleh karena itu Hj. Amanah merasa telah menyusahkan anak- anaknya. Ia merasa lebih baik jika ia hidup di panti wredha tanpa di biayai anak-anaknya lagi.
Selain karena alasan dan kondisi status ekonomi, Hj. Amanah memilih untuk tinggal di panti wredha karena alasan dan kondisi anak-anaknya, dimana Hj. Amanah mendengar anak-
anaknya terlibat adu mulut dalam mempersoalkan dirinya tinggal dengan siapa. Oleh karena hal itu, maka Hj. Amanah akhirnya memutuskan untuk tinggal di panti
wredha, dimana apabila lanjut usia memutuskan untuk melanjutkan hidup di panti wredha, ada beberapa keuntungan tertentu yang diperoleh dari pola hidup di panti wredha, dan
disamping itu ada pula kerugiannya Hurlock, 1999. Keuntungan yang diperoleh oleh Hj. Amanah selama tinggal di panti wredha adalah merasa lebih tenang sebab Hj. Amanah dapat
beribadah dengan tenang dan dapat menenangkan fikirannya dari masalah-masalahnya dengan anak-anak partisipan. Selain itu, Hj. Amanah merasa memiliki teman-teman yang
senasib dengan dirinya sehingga Hj. Amanah tidak merasa kesepian seperti yang ia alami di
Universitas Sumatera Utara
rumah anaknya terdahulu, dimana anak-anaknya sibuk bekerja sedangkan cucu-cucunya juga bersekolah.
Hurlock 1999 menyatakan bahwa beberapa keuntungan tinggal di panti wredha diantaranya adalah terdapat kemungkinan untuk berhubungan dengan teman seusia yang
mempunyai minat dan kemampuan yang sama dan menghilangkan kesepian karena orang- orang di panti dapat dijadikan teman. Selain keuntungan ada pula kerugian yang dirasakan
lanjut usia tinggal di panti wredha, salah satunya berupa pilihan makanan terbatas dan seringkali diulang-ulang Hurlock, 1999. Hal ini dirasakan juga oleh Hj. Amanah selama
tinggal di panti wredha yaitu Hj. Amanah merasakan perubahan dalam hal menu makanan, dimana Hj. Amanah belum terbiasa dengan menu makanan yang ada di panti wredha. Karena
Hj. Amanah merasa menu makanan di panti wredha setiap hari hampir sama, sehingga terkadang membuat ia bosan
Agar dapat mengatasi akibat atau efek setelah tinggal di panti wredha, maka lanjut usia perlu melakukan penyesuaian diri. Hal ini juga dilakukan oleh Hj. Amanah, dimana
dalam melakukan penyesuaian diri terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri tersebut. Hurlock 1999 mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri pada lanjut usia salah satunya adalah anak-anak yang telah dewasa dan kepuasan kebutuhan. Hal inilah yang mempengaruhi Hj. Amanah dalam melakukan
penyesuaian diri di panti wredha yaitu dimana pada awalnya Hj. Amanah merasa sedih sebab anak-anaknya tidak ada yang menjenguknya selama di panti wredha sehingga menciptakan
hubungan yang kurang baik dengan anak-anaknya tetapi lambat laun hubungan itu semakin membaik seiring dengan anak-anak Hj. Amanah telah menerima keputusan Hj. Amanah
untuk tinggal di panti wredha.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, kepuasan kebutuhan yaitu dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan berbuat sesuai dengan harapan-harapan orang lain juga mempengaruhi penyesuaian diri Hj. Amanah
di panti wredha. Hal ini terlihat bahwa Hj. Amanah mampu memuaskan kebutuhan pribadinya dalam mengikuti aktivitas-aktivitas di dalam panti seperti ikut dalam gotong-
royong sehingga Hj. Amanah tidak merasa bosan tinggal di panti wredha. Dalam melakukan penyesuaian diri di panti wredha, ada beberapa bentuk penyesuaian
diri yang dapat dilakukan yaitu, perilaku kompensatoris, perilaku menarik perhatian orang, memperkuat diri melalui kritik, identifikasi, sikap proyeksi, rasionalisasi, sublimasi, melamun
dan represi Gunarsa, 1989. Hj. Amanah juga memakai bentuk penyesuaian diri yaitu rasionalisasi dan sublimasi.
Dimana bentuk penyesuaian diri rasionalisasi yaitu usaha untuk memaafkan tingkah laku yang oleh si pelakunya diketahui atau dianggap sebagai tidak diinginkan, aneh akan tetapi
menimbulkan suatu kepuasan emosi tertentu. Hal ini dapat dilihat ketika Hj. Amanah menghadapi para penghuni panti yang lain yang berasal dari berbagai kalangan. Hj. Amanah
berusaha untuk menerima segala perbedaan-perbedaan seseorang, membina komunikasi yang baik sesama penghuni panti dan mengikuti aturan serta kegiatan yang ada di panti wredha
agar tercipta suasana yang kondusif bagi Hj. Amanah untuk tinggal bersama di dalam panti wredha. Bentuk penyesuaian diri sublimasi yaitu usaha seseorang dalam menyalurkan
aktivitasnya dengan aktivitas penganti substitute yang dapat diterima umum, untuk menghindari stres. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Hj.
Amanah untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di dalam panti wredha yaitu dengan cara melakukan ibadah sholat, berdoa dan ikut beraktivitas di panti wredha dengan
ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong-royong dan pengajian yang dilakukan setiap dua kali dalam seminggu di dalam panti wredha.
Universitas Sumatera Utara
Penyesuaian diri yang Efektif telah dilakukan oleh Hj. Amanah. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri penyesuaian diri yang efektif yaitu:
1 Persepsi yang akurat terhadap realita yaitu persepsi yang relatif objektif dalam
memahami realita, mengenali konsekuensi-konsekuensi dari tingkah lakunya dan mampu bertindak sesuai dengan konsekuensi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
pertentangan yang diperoleh Hj. Amanah dari anak-anaknya yang kurang menyetujui Hj. Amanah untuk tinggal di panti wredha, tetapi hal ini tidak mengubah keputusan
Hj. Amanah untuk tetap tinggal di panti wredha. Hj. Amanah menerima segala risiko yang partisipan hadapi selama tinggal di panti wredha, sebab Hj. Amanah merasa
dirinya harus bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil olehnya. 2
Kemampuan untuk beradaptasi dengan tekanan atau stres dan kecemasan yaitu usaha untuk mentoleransi tekanan dan kecemasan yang dialami dan mau menunda
pemenuhan kepuasan yang selama ini diperlukan demi mencapai tujuan tertentu yang lebih penting sifatnya. Hal ini dapat dilihat dari cara Hj. Amanah yang menerima
dengan berbesar hati atas perlakuan anaknya yang tidak ingin mengunjunginya di panti wredha, dan Hj. Amanah memahami perlakuan anak-anaknya itu sebagai wujud
dari kasih sayang dan perhatian anak-anaknya terhadap dirinya. 3
Mempunyai gambaran diri yang positif tentang dirinya yaitu dapat melihat dirinya secara harmonis atau dapat melihat adanya konflik yang berkaitan dengan dirinya dan
mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri serta mampu menerimanya sehingga dapat merealisasikan potensi yang dimiliki secara penuh. Hal ini dapat
dilihat dari cara Hj. Amanah memandang dirinya sendiri yang menganggap bahwa Hj. Amanah adalah seorang ibu bagi anak-anaknya dan nenek bagi cucunya dan hanya
mempunyai keinginan saat ini adalah ingin melihat anak-anaknya bahagia tanpa harus meributkan hal-hal tentang dirinya yang kini telah bahagia tinggal di panti wredha.
Universitas Sumatera Utara
4 Kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya yaitu mampu menyadari dan
merasakan emosi atau perasaan yang saat itu dialami serta mampu untuk mengekspresikan perasaan dan emosi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari usaha Hj.
Amanah yang telah mengutarakan perasaannya kepada anak-anaknya dengan mengatakan bahwa Hj. Amanah telah bahagia tinggal di panti wredha dan tetap
berkeinginan untuk berkunjung ke rumah anak-anaknya sewaktu-waktu ia inginkan. 5
Relasi interpersonal baik yaitu mampu bertingkah laku secara berbeda terhadap orang yang berbeda karena kedekatan relasi interpersonal antar mereka yang berbeda pula.
Hal ini dapat kita lihat dari hubungan Hj. Amanah dengan penghuni di panti wredha yang mau untuk saling mengerti satu sama lain dan saling membantu dan tidak ingin
meributkan hal-hal kecil yang dirasakan oleh Hj. Amanah sebab Hj. Amanah hanya ingin mencari ketenangan di panti wredha.
Dengan melihat ciri-ciri penyesuaian diri yang telah dilakukan oleh Hj. Amanah maka Hj. Amanah telah melakukan penyesuaian diri yang efektif di panti wredha. Hj. Amanah merasa
bahwa perasaan dirinya semakin membaik dan tidak memikirkan perasaan bersalah karena telah menyusahkan anak-anaknya lagi sebab ia telah memilih untuk tinggal di panti wredha
dan sekarang ia dapat merasakan ketenangan tinggal di panti wredha. Hal ini sesuai dengan pernyataan perawat di panti wredha Rosidah yang selama ini
merawat Hj. Amanah seperti terdapat dalam kutipan wawancara berikut: “Hj. Amanah disini sangat aktif dalam setiap aktivitas di panti ini. Dia ikut setiap ada
kegiatan-kegiatan. Dia tidak pernah mengalami masalah dengan penghuni panti lainnya. Terlihat baik-baik saja. Tidak ada masalah.”
Komunikasi Personal, 10 Februari 2010 Secara ringkas, data partisipan I Hj. Amanah dapat dilihat pada tabel 3 sampai 7 di bawah
ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Gambaran AlasanKondisi yang Mempengaruhi Pilihan Hidup di Panti Wredha pada Partisipan I
No Analisis Data
Kesimpulan
1. Status Ekonomi
Uang pensiunan suami Hj. Amanah yang selama ini menjadi sumber keuangan bagi dirinya telah
diberhentikan oleh perusahaan tempat suaminya bekerja dan Hj. Amanah tidak ingin membebani
keuangan anak-anaknya untuk membiayai hidupnya.
2. Anak-anak
Anak-anak Hj. Amanah bertengkar dalam mempersoalkan diri Hj. Amanah tinggal dengan
siapa. Hal ini membuat Hj. Amanah merasa dirinya adalah beban bagi anak-anaknya.
Tabel 4. Gambaran AkibatEfek Tinggal di Panti Wredha pada Partisipan I
No Analisis Data
Kesimpulan
1. Keuntungan tinggal di
panti wredha •
Hj. Amanah lebih tenang tinggal di panti wredha sebab Hj. Amanah dapat beribadah
dengan tenang dan dapat menenangkan fikirannya dari masalah-masalahnya
dengan anak-anaknya
• Di dalam panti wredha Hj. Amanah
memiliki teman-teman yang senasib dengan dirinya sehingga Hj. Amanah tidak
merasa kesepian seperti yang ia alami di rumah anaknya terdahulu
2. Kerugian tinggal di
panti wredha Pilihan makanan di panti wredha terbatas dan
seringkali diulang-ulang sehingga membuat Hj. Amanah bosan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri pada Partisipan I
No Analisis Data Kesimpulan
1. Anak-anak yang telah
dewasa Hj. Amanah merasa sedih sebab anak-anaknya
tidak ada yang menjenguknya selama di panti wredha sehingga menciptakan hubungan yang
kurang baik dengan anak-anaknya tetapi lambat laun hubungan itu semakin membaik seiring
dengan anak-anak Hj. Amanah telah menerima keputusan Hj. Amanah untuk tinggal di panti
wredha
2. Kepuasan kebutuhan
Dalam memenuhi kebutuhan pribadi Hj. Amanah dan berbuat sesuai dengan harapan-harapan orang
lain, maka Hj. Amanah mengikuti aktivitas- aktivitas di dalam panti seperti ikut dalam gotong-
royong sehingga Hj. Amanah tidak merasa bosan tinggal di panti wredha.
Tabel 6. Gambaran Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri pada Partisipan I
No Analisis Data Kesimpulan
1. Rasionalisasi
Untuk menghadapi para penghuni panti yang berasal dari berbagai kalangan, Hj. Amanah
berusaha untuk menerima segala perbedaan- perbedaan seseorang dengan cara membina
komunikasi yang baik sesama penghuni panti dan mengikuti aturan serta kegiatan yang ada di panti
wredha agar tercipta suasana yang kondusif bagi Hj. Amanah untuk tinggal bersama di dalam panti
wredha.
2. Sublimasi
Melakukan ibadah, berdoa dan ikut beraktifitas di panti dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan
gotong-royong dan pengajian yang dilakukan setiap dua kali dalam seminggu di dalam panti
wredha.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Gambaran Penyesuaian Diri pada Partisipan I
No Analisis Data Kesimpulan
1. Penyesuaian diri yang
efektif a. Persepsi yang akurat
terhadap realita b. Kemampuan untuk
beradaptasi dengan tekanan atau stres
dan kecemasan
c.Mempunyai gambaran diri yang positif
tentang dirinya d. Kemampuan untuk
mengekspresikan perasaannya
e. Relasi interpersonal baik
a. Pertentangan diperoleh Hj. Amanah dari anak- anaknya yang kurang menyetujui Hj. Amanah
untuk tinggal di panti wredha, tetapi hal ini tidak mengubah keputusan Hj. Amanah untuk tetap
tinggal di panti wredha. Hj. Amanah menerima segala risikonya dan Hj. Amanah merasa dirinya
harus bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil olehnya.
b. Menerima dengan berbesar hati atas perlakuan anaknya yang tidak ingin mengunjunginya di
panti wredha, dan Hj. Amanah memahami perlakuan anak-anaknya itu sebagai wujud dari
kasih sayang dan perhatian anak-anaknya terhadap dirinya.
c. Memandang dirinya sendiri sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya dan nenek bagi cucunya dan
hanya mempunyai keinginan melihat anak- anaknya dan seluruh keluarganya bahagia.
d. Mampu dalam mengutarakan perasaannya kepada anak-anaknya dengan mengatakan bahwa
ia telah bahagia tinggal di panti wredha dan tetap berkeinginan untuk berkunjung ke rumah anak-
anaknya sewaktu-waktu ia inginkan. e. Hubungan Hj. Amanah dengan penghuni di
panti wredha yang terjalin dengan baik dengan cara saling mengerti satu sama lain dan saling
membantu dan tidak ingin meributkan hal-hal kecil.
B. PartisipanII Radi Sitompul 1. Analisis Data
a. Identitas Diri Partisipan II Radi Sitompul Tabel 8. Gambaran Umum Partisipan II
Keterangan Partisipan II
Nama Radi Sitompul
Jenis Kelamin Laki-laki
Universitas Sumatera Utara