Kemampuan untuk beradaptasi dengan Mengalami distres subjektif yang sering atau Mempunyai gambaran diri yang positif tentang

4. Gambaran Bentuk-

Bentuk Penyesuaian Diri Rasionalisasi: Untuk menghadapi para penghuni panti yang berasal dari berbagai kalangan, Hj. Amanah berusaha untuk menerima segala perbedaan-perbedaan seseorang dengan cara membina komunikasi yang baik sesama penghuni panti dan mengikuti aturan serta kegiatan yang ada di panti wredha agar tercipta suasana yang kondusif bagi Hj. Amanah untuk tinggal bersama di dalam panti wredha. Sublimasi: Melakukan ibadah, berdoa dan ikut beraktifitas di panti dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong- royong dan pengajian yang dilakukan setiap dua kali dalam seminggu di dalam panti wredha. Melamun: Untuk menghilangkan perasaan sedih, maka Radi biasanya akan duduk di luar panti, dan termenung. Represi concious forgetting: Untuk menghilangkan perasaan bosan di dalam panti wredha dan untuk melupakan permasalahan yang sedang dihadapinya, Radi pergi keluar panti untuk berjalan- jalan dan menenangkan pikirannya. Radi berusaha untuk melupakan segala permasalahan yang dianggapnya sangat mengganggu pikirannya.

5. Gambaran Penyesuaian

Diri Penyesuaian diri yang efektif a. Persepsi yang akurat terhadap realita: Pertentangan diperoleh Hj. Amanah dari anak- anaknya yang kurang menyetujui Hj. Amanah untuk tinggal di panti wredha, tetapi hal ini tidak mengubah keputusan Hj. Amanah untuk tetap tinggal di panti. Sehingga Hj. Amanah menerima segala risikonya dan Hj. Amanah merasa dirinya harus bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil olehnya.

b. Kemampuan untuk beradaptasi dengan

tekanan atau stres dan kecemasan: Menerima Penyesuaian diri yang tidak efektif a. Mengalami kesulitan, gangguan, atau ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif dalam kehidupan sehari-hari atau tidak bisa menjalankan peran dan status yang dimilikinya dalam masyarakat: Radi tidak mampu dalam menjalin hubungan yang baik dengan penghuni panti lainnya. Radi tidak ingin berbincang-bincang dengan teman-teman yang berada di panti wredha dan lebih menyukai menyendiri.

b. Mengalami distres subjektif yang sering atau

kronis: Radi takut untuk Universitas Sumatera Utara dengan berbesar hati atas perlakuan anaknya yang tidak ingin mengunjunginya di panti wredha, dan Hj. Amanah memahami perlakuan anak-anaknya itu sebagai wujud dari kasih sayang dan perhatian anak- anaknya terhadap dirinya.

c. Mempunyai gambaran diri yang positif tentang

dirinya: Memandang dirinya sendiri sebagai seorang ibu bagi anak- anaknya dan nenek bagi cucunya dan hanya mempunyai keinginan melihat anak-anaknya dan seluruh keluarganya bahagia. d. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya: Mampu mengutarakan perasaannya kepada anak-anaknya dengan mengatakan bahwa ia telah bahagia tinggal di panti wredha dan tetap berkeinginan untuk berkunjung ke rumah anak-anaknya sewaktu- waktu ia inginkan. e. Relasi interpersonal baik: Hubungan Hj. Amanah dengan penghuni di panti wredha yang terjalin dengan baik dengan cara saling mengerti satu sama lain dan saling membantu dan tidak ingin meributkan hal-hal kecil. menjalin hubungan dengan penghuni panti lainnya sehingga ia berusaha menghindari komunikasi. Hal ini dikarenakan Radi merasa malu karena umurnya yang dirasanya lebih muda dari yang lainnya sehingga belum pantas berada di panti wredha dibandingkan dengan penghuni panti lainnya yang jauh lebih tua daripada dirinya. Hal ini menyebabkan Radi sering marah tanpa sebab yang jelas kepada teman- temannya di panti wredha. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

A. Kesimpulan