Unsur Film Tinjauan Umum Tentang Film

18 c. Lokasi Tempatlokasi di dalam film biasanya berfungsi sebagai pendukung narasi di dalam skenario. Pemilihan lokasi dapat membangun cerita sehingga cerita dapat menjadi lebih realistis. d. Waktu Waktu dalam narasi film merupakan salah satu aspek penting dalam membangun cerita. Pagi, siang, sore dan malam dalam film memiliki makna sendiri sebagai pembangun suasana narasi film. Unsur lainnya yang tidak lepas dalam film yaitu narasi. Dalam kajian sastra, kajian narasi atau cerita di dalam suatu karya disebut juga dengan kajian naratologi. Naratologi berasal dari kata narratio dan logos bahasa Latin. Narratio berarti cerita, perkataan, kisah, hikayat; logos berarti ilmu. Naratologi juga disebut teori wacana teks naratif. Baik naratologi maupun teori wacana teks naratif diartikan sebagai seperangkat konsep mengenai cerita dan penceritaan. Naratologi berkembang atas dasar analogi linguistik, seperti model sintaksis, sebagaimana hubungan antara subjek, predikat, dan objek penderita. 7 2 Sinematik Senematik atau language of film berguna untuk menganalisi textual dari beberapa rangkaian pendek film, video, atau televisi. Bordwell dan Thompson membagi bahasa film menjadi empat element, yaitu mise-en-scene, cinematography, editing dan sound. 7 Asep Yusup Hudayat, Modul ‗Metode Penelitian Sastra‘ Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, 2007, h. 72. Melalui web: Resource.unpad.ac.idunpad- contentunpadpublikasi_dosenmetode_penelitian_sastra.PDF diakses pada 12 januari 2013. 19 Semua rangkaian ini saling membantu satu sama lainnya. 8 Adapun definisi mise en adegan scene, Sinematografi, Editing dan Suara sebagai berikut. 9 a. Mise en Scene Segala hal yang berada di depan kamera. Empat elemen pokok Mise en Scene yaitu, setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up, serta akting dan pergerakan pemain. b. Sinematografi Perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil. c. Editing Transisi sebuah gambar shot ke gambar shot lainnya. d. Suara Segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran. Bahasa film ini bermanfaat sekali bagi kita dalam menganalisis gaya sinematik film. Untuk beberapa rangkaian analisis yang lebih detailnya diperlukan mencatat apa saja yang terjadi dalam setiap kejadian dan pengambilan sudut gambar kamera. Untuk men- transcribe setiap rangkaian diperlukan menonton lebih dari satu kali rangkaian yang ada dalam film, pause suara film untuk mencatat. Ini akan sangan membantu mengnalisis film tanpa menggunakan suara sehingga kamu dapat lebih fokus kepada mise-en-scene conten of the 8 Micheal O‘Shaughnessy and Jane Stadler, Media and Society,Oxford Universiy, Oxford University Press, 2005, h. 219. 9 Pratista, Memahami Film, h. 1-2. 20 shot, cinematography how content is filmed, dan editing. Kemudian dengarkan soundtrack tanpa melihat gambar sehinga kamu dapat fokus kepada suara. Selanjutnya perhatikan dengan seksama dengan suara kencang dan catatlah hubungan antara suara dan gambar. Kemudian, masukan kedalam catatan eksra detail mengenai durasi sebuah adegan, dan buat juga catatan tentang tata lampu lighting, pertunjukan performance, serta pendapatmu setiap adegan. 10 Dengan pengamatan yang detail dapat diketahui bagaimana mise-en-scene, cinematography, editing dan sound dalam sebuah film memiliki makna dan pengaruh yang kuat.

c. Jenis Film

Lebih baik menonton acara-acara yang berkualitas. Tidak semua film itu buruk tetapi ada beberapa film yang baik untuk ditonton. Dalam hal ini kita lebih baik melihat acara apa yang direkomendasikan. Contohnya, bila kita ingin menonton film, sangat baik bila kita membaca resensinya dahulu sebelum kita tonton. Dalam hal ini diri kita sendiri yang menjadi tauladan agar selektif dalam memilih film. Film fiksi merupakan film yang memiliki struktur narasi yang jelas. Berbeda dengan film dokumenter dan eksperimental yang tidak memiliki struktur narasi yang jelas: 11 10 Micheal O‘Shaughnessy and Jane Stadler, Media and Society,Oxford Universiy, Oxford University Press, 2005, h. 219-220. 11 Pratista, Memahami Film,Homeiran Pustaka, 2008 h. 4. 21 Secara singkat himawa memahami definisinya sebagai berikut: 1. Film Dokumenter Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatuperistiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh- sungguh terjadi atau otentik. 2. Film Fiksi Berbeda dengan film dokumenter, film fiksi terikat oleh plot. Dari sisi cerita, film fiksi sering menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata serta memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal. Struktur cerita film juga terikat hukum kausalitas. 3. Film Eksperimental Film eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan dua jenis film lainnya. Film eksperimental tidak memiliki plot namun tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi oleh insting subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin mereka. Film-film eksperimental umumnya berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri. Pratista menjelaskan metode yang paling mudah mengklasifikasikan film yaitu berdasarkan genre. Genre dalam film merupakan jenis atau klasifikasi sekelompok film yang memiliki karakter atau pola yang sama khas seperti setting, isi dan subyek cerita. Saat ini 22 film-film di dunia telah memunculkan beberapa genre, di antaranya genre aksi, horor, roman, noir, dan sebagainya. Sedangkan fungsi genre itu sendiri untuk mempermudah penikmat film mengklasifikasikan film. Hal yang perlu kita ketahui juga bahwa setiap film kebanyakan memiliki genre lebih dari satu, bentuk ini biasa diistilahkan dengan genre hibrida genre campuran. 12 Kebanyakan film memiliki genre yang variatif, hal ini dikarenakan banyaknya klasifikasi genre yang muncul dan dinamika cerita dalam sebuah film. Berikut adalah tabel klasifikasi film berdasarkan genre. Klasifikasi Genre Film Induk dan Primer Tabel 2.1 13 Genre Induk Primer Genre Induk Sekunder Aksi Drama Epik Sejarah Fantasi Fiksi-ilmiah Horor Komedi Kriminal dan Gangster Musikal Petualangan Perang Western Bencana Biografi Detektif Film noir Melodrama Olahraga Roman Superhero Supernatural Spionase Perjalanan Thriller Genre Induk Primer Genre merupakan genre-genre pokok yang telah ada dan populer sejak awal perkembangan film di tahun 1900-an hingga 1930- an. Beberapa jenis genre induk primer masih berkembang saat ini, namun 12 Ibid, h. 9-11 13 Ibid