Pasal 22 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

52 kwalitas pelayanan publik, karena kecendrungan memberikan keistimewaan kepada orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat yang bersangkutan. 40 Ciri-ciri tindak pidana korupsi: 1 Dilakukan lebih dari satu orang; 2 Merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih; 3 Berhubungan dengan kekuasaan atau kewenangan tertentu; 4 Berlindung dibalik pembenaran hukum; 5 Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum; 6 Menghianati kepercayaan Kwik Kian Gie sudah sangat tepat ketika mengatakan: corrruption is the root of the evil. Korupsi adalah akar dari segala masalah. Syafii Ma‘arif pernah mengatakan, negara kita tidaka akan pernah bisa maju karena Departemen Agama, Departemen Pendidikan, dan Departemen Kesehatan---tiga departemen yang mengurusi pendidikan hati, pendidikan otak, dan pendidikan jasmasi justru tiga departemen yang paling korup kinerjanya. 41 Beberapa faktor penyebab terjadi tindak pidana korupsi adalah: 42 1 Penegakan hukum tidak konsisten: penegakan hukum hanya sebagai make-up politik, sifatnya sementara, selalu berubah setiap berganti pemerintahan. 40 KPK, Mengenal Memberantas Korupsi, h. 33. 41 Kompas, Jihad Melawan Korupsi Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005, h. 95. 42 KPK, Mengenal Memberantas Korupsi, h. 23-24 53 2 Penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang, takut dianggap bodoh kalau tidakmenggunakan kesempatan. 3 Langkanya lingkungan yang anti korup: sistem dan pedoman anti korup hanya dilakukan sebatas formalitas saja. 4 Rendahnya pendapatan penyelengara negara. Pendapatan yang diperoleh penyelenggara negara harus mampu memenuhi kebutuhan penyelenggara negara, mampu mendorong penyelenggara negara untuk berprestasi dan memberikan pelayanan tebaik bagi masyarakat. 5 Kemiskinan, keserakahan: Masyarakat kurang mampu melakukan korupsi karena kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka yang berkecukupan melakukan korupsi karena serakah, tidak puas dan menghalalkan segalacara untuk mendapatkan keuntungan. 6 Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah. 7 Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah darpada keuntungan korupsi: saat tertangkapmenyuap penegak hukum sehingga dibebaskan atau setidaknya diringankan hukumannya. 8 Budaya permisif atau serba membolehkan; tidakmau tahu: menganggap biasa bila ada korupsi, karena sering terjadi. Tidak perduli orang lain,asal kepentingan sendiri terlindungi. 9 Gagalnya pendidikan agama dan etika: pendapat Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa agama telah gagalmenjadi pelidung moral bangsa dalam mencegah korupsi karena perilaku pemeluk agama itu sendiri. Pemeluk agama menganggap agama hanya berkutat pada tata car