Korupasi dalam Islam Korupsi menurut Islam
56
Selanjutnya pada surat Ali Imran ayat 161 lebih spesifik disebutkan tentang ghulul yang bermakna khianat.
―Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan
perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, Kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan
tentang apa yang ia kerjakan dengan pembalasan setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.
‖ Maksudnya khianat adalah mengkhianati kepercayaan Allah SWT
dan manusia, terutama dalam pengurusan dan pemanfaatan harta ghonimah. Lebih jelas Ibnu Katsir menyebutkan dari Aufy dari Ibnu Abbas
bahwa ghulul adalah membagi sebagian hasil rampasan perang kepada sebagian orang sedangkan sebagian lagi tidak diberikan.
45
Analog korupsi dengan ghulul menurut penulis adalah cukup dekat dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1 Korupsi adalah penyalahgunaan harta negara, perusahaan, atau
masyarakat. Ghulul juga merupakan penyalahgunaan harta negara, karena memang pemasukan harta negara pada zaman Nabi SAW
adalah ghonimah. Adapun saat ini permasalahan uang negara berkembang tidak hanya pada ghonimah, tetapi semua bentuk uang
negara.
45
Prof. Dr. Fazzan. MA, KORUPSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM, melalui
http:universityofachehnese.blogspot.com201106korupsi-dalam-perspektif-hukum- pidana.html, diakses pada 25 November 2012.
57
2 Korupsi dilakukan oleh pejabat yang terkait, demikian juga ghulul
merupakan pengkhianatan jabatan oleh pejabat yang terkait. Selanjutnya di dalam Surat Al-Maidah ayat 33 dan 38 disebutkan
secara khusus tentang hirobah dan suroqoh.
―Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah
mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri tempat
kediamannya. yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
‖
―Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. dan Allah M aha Perkasa lagi Maha Bijaksana.‖
Ayat pertama adalah pengambilan harta orang lain dengan terang- terangan yang bisa disertai dengan kekerasan, atau dengan cara melakukan
pengrusakan di muka bumi. Sedangkan yang kedua adalah pengambilan harta orang lain atau pencurian dengan diam-diam.
46
Abdul Qodir Audah
46
Prof. Dr. Fazzan. MA, KORUPSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM, melalui
http:universityofachehnese.blogspot.com201106korupsi-dalam-perspektif-hukum- pidana.html, diakses pada 25 November 2012
58
mendefinisikan hirobah sebagai perampokan qoth,u at-thuruq atau pencurian besar.
47
Selanjutnya yang termasuk dalam kategori korupsi adalah ghosob. Ayat 79 dari surat Al-Kahfi adalah menceritakan seorang raja yang zalim
yang akan mengambil kapal dari orang-orang miskin dengan jalan ghosob.Seorang
alim yang
dikisahkan dalam
ayat ini
lantas menenggelamkan kapal agar supaya tidak bisa dimanfaatkan dengan tidak
halal ghosob oleh raja yang zalim tersebut.
―Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan Aku bertujuan merusakkan bahtera itu, Karena di
hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. ‖
Pengertian ghosob adalah menguasai harta orang lain dengan pemaksaan dengan jalan yang tidak benar, lebih lanjut dijelaskan bahwa
ghosob dilakukan dengan terang-terangan sedangkan ketika dilakukan dengan sembunyi-sembunyi maka dinamakan pencurian. Hanya ghosob ini
kadang berupa pemanfaatan barang tanpa izin yang kadang dikembalikan kepada pemiliknya.
48
Menganalogikan ghosob sebagai salah satu bentuk korupsi dengan alasan bahwa ayat di atas menceritakan bagaimana seorang raja yang
47
Ibid.
48
Prof. Dr. Fazzan. MA, KORUPSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM, melalui
http:universityofachehnese.blogspot.com201106korupsi-dalam-perspektif-hukum- pidana.html, diakses pada 25 November 2012
59
semena-mena dapat dengan seenaknya menggunakan hak milik rakyatnya yang miskin dengan memanfaatkan kapal yang dimiliki oleh rakyat untuk
kepentingan pribadinya. Pada kasus ini ada unsur memperkaya diri atau pribadinya dengan menggunakan hak rakyatnya dengan jalan yang tidak
benar. Pengertian suap risywah menurut Ibnu al-Qoyyim adalah sebuah
perantara untuk dapat memudahkan urusan dengan pemberian sesuatu atau pemberian untuk membatalkan yang benar atau untuk membenarkan yang
batil.
49
Ayat di atas mengaitkan kata suap dengan kata hukum. Bahwa penyuapan adalah dilakukan demi mengharapkan kemenangan dalam
perkara yang diinginkan seseorang, atau ingin memudahkan seseorang dalam menguasai hak atas sesuatu.
49
Ibid.
60