Aspek-aspek motivasi berprestasi Motivasi Berprestasi

melakukan sesuatu hal yang luar biasa. Senada dengan hal tersebut, Mangkunegara 2006 mengatakan bahwa “motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji”. Dari penelitiannya dapat disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi. Artinya, karyawan yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi berprestasinya juga rendah. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin sebagai upaya memenuhi kesuksesan dengan standar keunggulan tertentu, serta mengarahkan perilaku individu untuk berkompetisi mencapai keberhasilan.

2.1.2 Aspek-aspek motivasi berprestasi

David McClelland dan koleganya Robbins, 2001 menyatakan bahwa terdapat tiga macam kebutuhan yang penting dalam setting organisasi yang dapat digunakan untuk memahami motivasi individu dalam bekerja. Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan berprestasi, kebutuhan berkuasa, dan kebutuhan untuk berafiliasi. Menurut McClelland dalam Asnawi, 2007 orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memiliki tanggung jawab yang besar Setiap tindakan yang diambil oleh orang yang mempunyai prestasi tinggi dianggap sebagai tanggung jawab pribadi. Seandainya gagal ia tidak akan menyalahkan orang lain atas kegagalan tersebut, tetapi hal itu dinilai dan dirasakannya sebagai tanggung jawabnya. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai prestasi tinggi memiliki kerpercayaan diri yang besar. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi merasa dirinya bertanggung jawab atas tugas yang dikerjakannya. Ia akan berusaha untuk menyelesaikan setiap tugas yang dilakukan dan tidak akan meninggalkan tugas itu sebelum berhasil menyelesaikannya. Individu akan merasa berhasil apabila telah menyelesaikan tugas dan gagal bila ia tidak dapat menyelesaikannya. Sedangkan pada individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah, tampak hal yang berbeda. Mereka kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakannya. Bila mengalami kesukaran atau bahkan mengalami kegagalan, mereka akan menyalahkan hal-hal di luar dirinya, seperti tugas yang terlalu banyak, tugas terlalu sukar, sebagai penyebab ketidakberhasilan mereka dalam menyelesaikan tugasnya. 2. Mempergunakan umpan balik dalam perbuatannya Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan menggunakan umpan balik dalam perbuataannya. Hal ini ia lakukan untuk mengetahui efektivitas tindakannya selama ini. Dengan menggunakan evaluasi tersebut ia dapat meningkatkan efektivitas tingkah lakunya untuk mencapai suatu prestasi. Pada individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi ini, pemberian umpan balik atas hasil kerja yang telah dilakukan sangatlah disukai. Umpan balik yang diberikan ini selanjutnya akan diperhatikan dan dilaksanakan untuk perbaikan hasil kerja yang akan datang. Sebaliknya, individu dengan motivasi berprestasi rendah, tidak menyukai pemberian umpan balik, karena akan memperlihatkan kesalahan yang dilakukannya. Ia tidak mau memperlihatkan umpan balik yang diberikan sehingga akan mengulangi kesalahan yang sama dalam tugas yang mendatang. 3. Adanya kecenderungan untuk memilih resiko yang moderat atau sedang, dalam melakukan tugasnya Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melaksanakan suatu pekerjaan yang ada tantangannya tetapi yang dapat dicapai secara nyata. Ia tidak menyukai tugas yang terlalu mudah ataupun yang terlalu sukar, tetapi tugas yang disesuaikan dengan kemampuannya. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi mempertimbangkan resiko yang akan dihadapinya sebelum memulai suatu pekerjaan. Ia akan memilih tugas dengan derajat kesukaran sedang, yang menantang kemampuannya untuk mengerjakan namun masih memungkinkannya untuk berhasil menyelesaikannya dengan baik. Sedangkan individu dengan motivasi berprestasi rendah, akan memilih tugas yang sangat mudah ataupun yang sangat sukar. Pemilihan ini dilakukan dengan alasan tugas yang sangat mudah akan pasti mendatangkan keberhasilan. Tugas yang sangat sukar, akan menyebabkan kegagalan dimana dirinya tidak dapat disalahkan karena kegagalan itu. 4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara baru inovatif dan kreatif Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, tidak terikat pada suatu yang bersifat statis tetapi cenderung bertindak secara aktif mencari jalan keluar bagi masalah yang dihadapinya. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bertindak kreatif, dengan mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas seefisien dan seefektif mungkin. Ia tidak menyukai pekerjaan rutin dengan pekerjaan yang sama. Bila dihadapkan pada tugas yang bersifat rutin, ia akan berusaha mencari cara lain untuk menghindari rutinitas tersebut namun tetap dapat menyelesaikan tugasnya itu. Sedangkan individu dengan motivasi berprestasi yang rendah, menyukai pekerjaan yang bestruktur dimana ia tidak harus menentukan sendiri apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Mereka kurang dapat menemukan cara sendiri untuk menyelesaikan tugas. Pekerjaan yang rutin sangat disukai karena mereka tinggal mengerjakan tugas yang secara jelas telah menunjukkan apa yang harus dikerjakan. McClelland dalam Robbins, 2001 berkesimpulan bahwa orang yang mempunyai N-Ach yang tinggi akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam lingkungan yang kompetitif. Selanjutnya, kebutuhan untuk berprestasi tidak harus menjadi manajer yang baik, teristimewa dalam organisasi besar. Orang yang sukses dalam pekerjaannya yang kompetitif mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Oleh karena itu para manajer diharapkan mempunyai N-Ach yang lebih tinggi dibandingkan dengan profesional lainnya, karena manajer bergerak dalam lingkungan yang lebih kompetitif. Dalam penelitian ini, fokus utama dari teori motivasi McClelland yang ingin diteliti lebih jauh yaitu motivasi berprestasi. Hal ini disebabkan karena menurut penulis, motivasi berprestasi dari McClelland tersebut lebih komprehensif dan lebih terkait dengan dua variabel lain yang penulis teliti, yaitu variabel dukungan sosial dan dan variabel religiusitas. Senada dengan hal tersebut, dari salah satu penelitian yang dilakukan di Indonesia terlihat bahwa motivasi berprestasi lebih mendukung prestasi kerja manajerial pimpinan tingkat rendah sedangkan motivasi berkuasa lebih mendukung prestasi kerja manajerial tingkat menengah Asnawi, 2007.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Organisasi Dan Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan PT. Trakindo Utama Di Medan

25 398 139

Pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap motivasi untuk berobat pada penderita kanker serviks

12 50 94

Pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi berprestasi siswa MAN 6 Jakarta

6 16 154

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN SOSIAL.

1 0 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Motivasi Berpretasi Pada Karyawan.

0 1 16

KONTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI, RELIGIUSITAS, DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI TES PADA SISWA Kontribusi Motivasi Berprestasi, Religiusitas, Dan Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Menghadapi Tes Pada Siswa SMP Negeri 3 Simo Kabupa

0 1 15

PENDAHULUAN Kontribusi Motivasi Berprestasi, Religiusitas, Dan Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Menghadapi Tes Pada Siswa SMP Negeri 3 Simo Kabupaten Boyolali.

0 0 16

DAFTAR PUSTAKA Kontribusi Motivasi Berprestasi, Religiusitas, Dan Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Menghadapi Tes Pada Siswa SMP Negeri 3 Simo Kabupaten Boyolali.

0 0 4

TESIS Hubungan Dukungan Sosial Dan Resiliensi Terhadap Motivasi Berprestasi Pasca Erupsi Merapi.

0 4 16

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN RESILIENSI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PASCA ERUPSI MERAPI Hubungan Dukungan Sosial Dan Resiliensi Terhadap Motivasi Berprestasi Pasca Erupsi Merapi.

0 4 31