BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan hasil penelitian, diskusi tentang hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian
selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji multiple regression, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dukungan sosial dan religiusitas terhadap motivasi berprestasi karyawan Kogas Strategic Alliance KSA.
Selain itu, berdasarkan uji hipotesis minor dalam penelitian ini,
terdapat empat Independent Variable yang memiliki pengaruh secara signifikian terhadap motivasi berprestasi yaitu variabel dukungan
penghargaan, dukungan informasi, values, dan private religious practices. Sedangkan IV yang lainnya, seperti dukungan emosional, dukungan instrumental,
daily spiritual experiences, meaning, beliefs, forgiveness, religiousspiritual coping, religious support, religiousspiritual history, commitment, organi
ational religiousness, religious preference tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap motivasi berprestasi karyawan Kogas Strategic Alliance KSA.
5.2 Diskusi
Hasil utama dalam penelitian ini yaitu didapatkan bahwa hipotesis penelitian Ha diterima dikarenakan terdapat pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan
religiusitas terhadap motivsai berprestasi karyawan. Hal tersebut diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Kuper, M.G. Smith serta Prof. DR. Mukti Ali
dalam Jalaludin, 2000 yang mengatakan bahwa peranan agama dalam pembangunan selain sebagai etos pembangunan juga berfungsi sebagai sumber
motivasi. Dalam konteks ini, agama memberi pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dapat memberikan motivasi seseorang dalam melaksanakan
kegiatan termasuk dalam bekerja. Religiusitas diwujudkan dalam berbagai bentuk, tidak hanya pada kegiatan yang kasat mata tetapi lebih dalam lagi, mencakup
aspek perasaan, motivasi, dan aspek batiniah manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual beribadah, tapi juga
dalam bentuk perilaku sosial. Oleh karena itu, religiusitas dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari berfungsi sebagai sumber motivasi dan sumber inspirasi
dalam melakukan berbagai aktivitas termasuk bekerja. Begitu juga dengan dukungan sosial, dalam penelitian ini variabel dukungan
sosial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi berprestasi karyawan. Dukungan sosial sangat diperlukan oleh siapa saja dalam berhubungan
dengan orang lain demi melangsungkan hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Rook dalam Smet 1994 mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah
satu fungsi dari ikatan sosial. Ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal. Tersedianya dukungan sosial akan
membuat individu merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan menjadi bagian dalam kelompok. Oleh karena itu, karyawan yang bekerja di suatu perusahaan
perlu mendapatkan dukungan baik dari pimpinan ataupun rekan kerja di lingkungan kerjanya.
Hal ini sesuai dengan teori dari Riggio 2000 yang mengungkapkan bahwa ada empat variabel yang dapat mempengaruhi motivasi dalam kaitannya dengan
kinerja dan produktivitas seseorang, yaitu: sistem dan teknologi, perbedaan individual, pengaruh kelompok, dan pengaruh organisasi. Sedangkan variabel
dukungan sosial pada penelitian ini bisa dikatakan sebagai salah satu faktor yang disebutkan menurut teori tersebut, yaitu termasuk faktor pengaruh kelompok.
Dalam organisasi ataupun perusahaan, seorang pegawai dapat memiliki motivasi berprestasi apabila dalam perusahaan tersebut terjadi interaksi interpersonal antar
pegawai. Interaksi interpersonal tersebut dapat berlangsung pada seorang pegawai
dengan pegawai yang lainnya dan juga dengan atasan. Orang yang menerima motivasi berprestasi tersebut dipengaruhi oleh individu lain yang berada di dalam
perusahaan. Dengan begitu, baik para pegawai maupun atasan dapat memberi dukungan sosial kepada seseorang yang berada dalam perusahaan tersebut agar
dirinya mendapatkan motivasi berprestasi yang diharapkan. Begitu juga dengan variabel religiusitas dalam penelitian ini, hal tersebut termasuk ke dalam faktor
perbedaan individual yang bisa memberi pengaruh terhadap motivasi berprestasi karyawan dalam bekerja.
Selanjutnya, melalui uji analisis regresi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial terdiri dari dukungan emosional, penghargaan,
instrumental, dan informasi dan religiusitas terdiri dari daily spiritual experiences, meaning, values, beliefs, forgiveness, private religious practices,
religiousspiritual coping,
religious support,
religiousspiritual history, commitment,
organi ational
religiousness, religious
preference secara
keseluruhan memberikan sumbangan kontribusi sebesar 67,8 dari bervariasinya motivasi berprestasi dan signifikan. Namun, dari keenam belas variabel tersebut
terdapat empat variabel yang memiliki sumbangsih secara signifikan yaitu variabel dukungan penghargaan, dukungan informasi, values, dan private
religious practices. Jadi, pengaruh atau variasi perubahan motivasi berprestasi karyawan
dipengaruhi oleh dukungan sosial dan religiusitas sebesar 67,8. Sedangakan sisanya atau 32,2 dipengaruhi oleh faktor lain selain keenam belas aspek dari
variabel dukungan sosial dan religiusitas yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap motivasi berprestasi pada karyawan.
Variabel lain tersebut bisa jadi seperti kualitas kehidupan bekerja, budaya perusahaan, dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Yasra Hayati 2010,
dalam penelitiannya didapatkan bahwa kualitas kehidupan bekerja merupakan prediktor positif terhadap motivasi berprestasi karyawan. Artinya indikator
tersebut mampu memotivasi karyawan dalam bekerja. Begitu juga dengan budaya perusahaan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Achmad Mujab Masykur,
udaya perusahaan yang berada di suatu perusahaan mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan motivasi berprestasi karyawannya.
Motivasi yang dimiliki karyawan, dalam hal ini motivasi berprestasi akan menentukan kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Karyawan akan mampu
mencapai kinerja maksimal jika memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Dengan kata lain, secara tidak langsung motivasi berprestasi sangat berpengaruh
terhadap kinerja seseorang dalam menentukan keberhasilannya di suatu perusahaan. Senada dengan hal tersebut, Samson 2006 dalam penelitiannya yang
dilakukan pada karyawan PDAM Kota Ambon, mengungkapkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan yang dihasilkan dari motivasi berprestasi terhadap
kinerja karyawan.
5.3 Saran