2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi
Motivasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Riggio 2000
mengungkapkan empat variabel yang dapat mempengaruhi motivasi dalam kaitannya dengan kinerja dan produktivitas seseorang. Keempat variabel tersebut
adalah: 1. Sistem dan teknologi
Menjelaskan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh sistem, prosedur, peralatan dan perlengkapan kerja. Sistem dan teknologi yang tidak memadai
dapat menurunkan tingkat motivasi seseorang dalam bekerja, sehingga nantinya berakibat pada penurunan produktivitas. Oleh karena itu, sistem
dan teknologi merupakan faktor penting guna meningkatkan motivasi seseorang dalam bekerja. Khususnya dalam meningkatkan motivasi
berprestasi untuk mencapai keberhasilan pekerjaan.
2. Perbedaan individual Perbedaan individual menjelaskan faktor-faktor dari dalam diri individu
yang mempengaruhi motivasi seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain mencakup kemampuan, talenta, keahlian, dan pengetahuan. Jika seseorang
tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu tugas, motivasi untuk menjalankan tugas tersebut akan rendah dan
kinerjanya menjadi tidak optimal. Dalam penelitian ini, religiusitas bisa dikatakan termasuk ke dalam faktor perbedaan individual yang dapat
memberi pengaruh terhadap motivasi berprestasi karyawan dalam bekerja.
3. Pengaruh kelompok Motivasi individu dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnyakelompok
kerja. Motivasi individu akan menurun jika satu atau dua anggota kelompok kerja tidak memiliki kemampuan kerja kelompok yang baik. Dalam
organisasi ataupun perusahaan, seorang pegawai dapat memiliki motivasi berprestasi apabila dalam perusahaan tersebut terjadi interaksi interpersonal
antar pegawai. Interaksi interpersonal tersebut dapat berlangsung pada seorang pegawai dengan pegawai yang lainnya dan juga dengan atasan.
Orang yang menerima motivasi berprestasi tersebut dipengaruhi oleh anggota kelompok yang berada dalam perusahaan tersebut.
Dalam penelitian ini, variabel dukungan sosial bisa dikatakan sebagai faktor pengaruh kelompok yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi.
Karena di dalam suatu perusahaan terdapat interaksi interpersonal antar karyawan maupun antar atasan. Dimana dengan interaksi tersebut, karyawan
mampu meningkatkan motivasinya dalam bekerja, khususnya dalam mencapai prestasi kerjanya. Dengan begitu, baik para pegawai maupun
atasan dapat memberi dukungan sosial kepada seseorang yang berada dalam perusahaan tersebut agar dirinya mendapatkan motivasi berprestasi yang
diharapkan.
4. Pengaruh organisasi Faktor-faktor yang datang dari perusahaan, seperti peraturan, politik,
konflik, dan lain-lain dapat mempengaruhi motivasi berprestasi. Faktor- faktor tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi
berprestasi karyawan. Kebijakan penghentian kontrak kerja, sebagai contoh dapat menimbulkan kecemasan yang bisa berakibat meningkatnya motivasi
untuk bekerja lebih baik agar kontrak kerjanya dapat diperpanjang Riggio, 2000.
Beberapa peneliti lain berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Wahjosumidjo 1994 menguraikan dua faktor tersebut sebagai berikut: a. Faktor internal
Faktor internal yaitu keadaan yang berasal dari dalam diri individu. Faktor- faktor tersebut diantaranya adalah:
1. Sifat-sifat pribadi yang melekat sebagai unsur kepribadiannya.
2. Sistem nilainorma yang dianut dasar pandangan.
3. Kedudukan atau jabatan pada organisasi dan tingkat pendidikan.
4. Pengalaman kerja
5. Persepsi dan sikap.
6. Kemampuan dan keterampilan.
b. Faktor eksternal Faktor eksternal yaitu keadaan yang ditimbulkan oleh berbagai sumber dari
luar diri, diantaranya adalah: 1.
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan, termasuk di dalamnya prosedur, berbagai rencana dan program kerja.
2. Persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh karyawan.
3. Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan dalam
mendukung pelaksanaan kerja, termasuk di dalamnya situasi dan kondisi lingkungan kerja.
4. Gaya kepemimpinan atasan, dalam arti sifat-sifat dan perilaku atasan
terhadap bawahan.
2.2 Dukungan Sosial