Tujuan Rohkris Rohkris adalah Rohani Kristen, kegiatan keagamaan ini termasuk salah satu dari Program Kegiatan Keagamaan Rohkris

C. Sekilas Tentang Rohkris: Sejarah, Tujuan dan Program 1. Sejarah Rohkris

Sejarah berdirinya Rohkris tidak diketahui sama seperti sejarah berdirinya Rohis. Rohkris merupakan salah satu sie dari OSIS. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Loine Simanjuntak, Pembina Rohkris berikut ini: “ Saya kurag tahu tentang sejarah Rohkris karena baru tahun ini saya ditunjuk sebagai Pembina Rohkris. Saya hanya tahu Rohkris itu merupakan salah satu sie dari OSIS.” 71

2. Tujuan Rohkris Rohkris adalah Rohani Kristen, kegiatan keagamaan ini termasuk salah satu dari

kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh sekolah. Menurut pembimbing Rohkris yaitu Ibu Dra. Loine Simanjuntak: “Tujuan diadakan kegiatan keagamaan Rohkris adalah sebagai wadah bagi siswa Kristen untuk memperdalam ilmu keagamaan Kristen dan untuk memperdalam keagamaan siswa-siswi yang beragama Kristen. Rohkris juga mempunyai manfaat supaya prilaku siswa-siswi Kristen sesuai dengan ajaran Kristen yang telah diharapkan.” 72

3. Program Kegiatan Keagamaan Rohkris

71 Wawancara pribadi dengan Ibu Loine Simanjuntak, Pembina Rohkris, Jakarta, 14 November 2008 72 Wawancara pribadi dengan Ibu Loine Simanjuntak, Pembina Rohkris, Jakarta, 14 November 2008 Rohkris mempunyai beberapa kegiatan keagamaan diantaranya : 73 a. PDPA Persekutuan Doa dan Pendalaman Al Kitab, kegiatan ini bertujuan agar siswa-siswi yang beragama Kristen lebih memahami dan mendalami Al Kitab. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jum’at setelah shalat Jum’at bertempat di kelas yang di pimpin oleh pembimbing Rohkris yaitu Dra. Loine Simanjunjak. Pembimbing Rohkris memberikan materi mengenai Al Kitab kemudian menjelaskan. b. Renungan pagi, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Kamis di pagi hari sebelum siswa-siswi memulai kegiatan belajar mengajar bertempat di kelas. Renungan pagi ini dipimpin oleh pembimbing Rohkris dengan kegiatan membaca doa kemudian menyanyi dilanjutkan dengan membaca Al Kitab dan di tutup dengan membaca doa. c. Natal, dirayakan di sekolah pada tanggal 19 desember 2008 bekerja sama dengan Rohkris SMAN 43. Acaranya terdiri dari ibadah, drama, nyanyi dan liturgy yaitu pembacaan naskah-naskah al-kitab. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mempererat hubungan kita sesama orang Kristen dan juga untuk lebih mengerti arti natal. d. Paskah, yaitu kenaikan tuhan Yesus, setelah disalib namanya Jum’at Agung. Kemudian dibangkitkan setelah 3 hari dari penyaliban namanya Paskah. Di sekolah, kita mengadakannya tetapi biasanya kita gabung dengan kegiatan ret-ret yaitu kegiatan mengasingkan diri untuk merenungkan Al Kitab. Kegiatan ini diisi dengan membaca Al Kitab, menyanyi dan membaca doa. Struktur Organisasi Rohkris Struktur organisasi Rohkris SMAN 79 Jakarta terdiri dari Pembina, Pembimbing, Ketua Rohkris, Wakil Ketua Rohkris, Bendahara dan Sekretaris. 73 Wawanara pribadi dengan Jessica Simanjuntak, Ketua Rohkris, Jakarta, 14 November 2008 STRUKTUR ORGANISASI ROHKRIS PRIODE : 2008 – 2009 D.Minat Siswa Terhadap Kegiatan Keagamaan di Sekolah Minat siswa terhadap Rohis cukup bagus dan anggotanya cukup lumayan yaitu sekitar 38 orang, 74 tetapi ada kegiatan ekstrakurikuler yang lain yang anggotanya lebih banyak. Kebanyakan alasan mereka mengikuti Rohis adalah ingin mengetahui tentang Islam, tentang kebudayaan-kebudayaan Islam. Alasan mereka mengikuti Rohis juga berbeda-beda seperti yang diungkapkan oleh Amalia Hadi, Ketua Keputrian di Rohis menjelaskan: “Saya mengikuti Rohis karena teman dekat banyak yang masuk ke Rohis, 74 Data terlampir pada lampiran Pembina Kepala Sekolah Pembimbing Dra.Loine S Ketua Rohkris Jessica Simanjuntak Wakil Ketua Dwi Anastasia S Sekretaris Yuliana Bendahara Merry Kadhita karena itu saya tertarik juga untuk ikut serta dalam kegiatan Rohis, selain itu untuk menambah pengetahuan saya tentang Rohis.” 75 Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Fajar Susanto, Ketua Rohis: “Saya masuk Rohis bertujuan ingin memperdalam ilmu agama selain itu juga bisa menambah teman.” 76 Hal senada juga diungkapkan oleh Anis Nur Husna, aktivis rohis: “Saya mengikuti Rohis karena mau menambah wawasan tentang Islam.” 77 Minat siswa terhadap Rohkris cukup bagus. Semua siswa yang beragama Kristen aktif di Rohkris jumlahnya sekitar 13 orang, tetapi karena berbarengan dengan kegiatan ekstrakurikuler lain yang diadakan pada hari yang sama yaitu hari Jum’at maka mereka berkurang intensitasnya di Rohkris. Ada beberapa alasan mereka aktif di Rohkris di antaranya seperti yang diungkapkan oleh aktifis Rohkris yang bernama Dwi Anastasia, Wakil Ketua Rohkris menjelaskan: “ Saya aktif di Rohkris karena keinginan dari hati saya, karena kita sebagai umat beragama wajib mendekatkan diri kepada Tuhan, selain itu juga bisa dijadikan sarana pelayanan kepada Tuhan”. 78 Hal serupa juga diungkapkan oleh aktifis Rohkris lainnya yang bernama Jessica Simanjuntak, Ketua Rohkris menjelaskan: “ Rohkris adalah sebuah wadah untuk orang Kristen bersatu menyuarakan hatinya dan juga rasa keingintahuan saya tentang agama Kristen yang menyebabkan saya masuk ke sini.” 79 Sedangkan menurut Canang 75 Wawancara pribadi dengan Amalia Hadi, Ketua Keputrian Rohis, Jakarta, 7 Nopember 2008. 76 Wawancara pribadi dengan Fajar Susanto, Ketua Rohis, Jakarta, 7 Nopember 2008. 77 Wawancara pribadi dengan Anis Nur Husna, Jakarta, 7 Nopember 2008 78 Wawancara pribadi dengan Dwi Anastasia, Wakil Ketua Rohkris, Jakarta, 14 November 2008. 79 Wawancara pribadi dengan Jessica Simanjuntak, Ketua Rohkris, Jakarta, 14 Nopember 2008 Karismantio aktifis Rohkris juga menjelaskan: “ kegiatan Rohkris merupakan kewajiban dari sekolah dan saya masuk Rohkris atas kemauan diri sendiri.” 80 80 Wawancara pribadi dengan Canang Karismantio, Jakarta, 14 November 2008.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Intensitas Aktifis Rohis dan Aktifis Rohkris dalam Kegiatan Keagamaa di

SMAN 79 Jakarta Selatan Rutinitas atau intensitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menjelaskan tentang seberapa sering informan aktifis Rohis dan Aktifis Rohkris dalam mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti Rohis dan Rohkris. Intensitas atau rutinitas informan aktifis Rohis dalam mengikuti kegiatan Rohis yang diadakan setiap hari Selasa dan Jum’at yang bertempat di Masjid sekolah itu hampir semuanya mengaku aktif di Rohis, kecuali apabila ada halangan mereka tidak hadir, seperti yang diungkapkan oleh beberapa aktifis Rohis berikut ini. Amalia Hadi aktifis Rohis menjelaskan: “ Waktu kelas X sih, pasif banget, malas datang, pokoknya suka cabut deh Dah gitu cabutnya kompakan, tetapi sekarang kelas XI tidak lagi, karena tengsin sama adik-adik kelas yang mempunyai semangat 45. Amel tidak hadir apabila ada halangan seperti les.” 81 Hal senada juga diungkapkan oleh Bagas Febriansyah Wijaya aktifis Rohis berikut ini: “ Sekarang masih aktif walaupun setiap hari Selasa tidak pernah datang karena waktu kegiatan Rohis terlalu sore dan tempat tinggal jauh jadi sama orang tua tidak diizinkan ikut Rohis, tetapi setiap hari Jum’at saya selalu datang karena waktu kegiatannya siang hari.” 82 Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, informan lainnya seperti Nurhalimah Tusadiyah, Fajar Susanto, Ahmad Affandi dan Anis Nurhusna menyatakan 81 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Amalia Hadi, Jakarta, 7 Nopember 2008. 82 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Bagas Febriansyah Wijaya, Jakarta, 7 Nopember 2008. 75