Keberagamaan Aktivis Rohis dan Aktivis Rohkris

keagamaan yang diadakan di sekolah akan tetapi sebagian besar terlibat aktif dalam aktifitas Rohkris.

B. Keberagamaan Aktivis Rohis dan Aktivis Rohkris

Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seorang melakukan perilaku ritual beribadah, tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Menurut Glock dan Stark, ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu, dimensi keyakinan ideologis, dimensi peribadatan atau praktek agama ritualistik, dimensi penghayatan eksperiensial, dimensi pengamalan konsekuensial dan dimensi pengetahuan agama intelektual. Di sini penulis akan membahas 3 dimensi keberagamaan yaitu dimensi keyakinan, dimensi peribadatan atau praktek agama dan dimensi pengetahuan. a. Dimensi Keyakinan Keyakinan dalam beragama merupakan hal yang sangat penting. Keyakinan adalah pondasi awal yang harus dibentuk untuk dapat menjalankan agama dengan baik. Tanpa keyakinan, seseorang tidak dapat menjalankan setiap ajaran agama yang dianutnya secara sempurna. Keyakinan dalam beragama dimulai dari keyakinan mereka terhadap Tuhan pencipta alam. Agama apapun pasti mengajarkan pentingnya meyakini akan adanya Tuhan. Semua informan baik aktifis Rohis maupun aktifis Rohkris mengaku meyakini adanya Tuhan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Amalia Hadi aktivis Rohis Rohani Islam. Ia mengaku percaya dengan adanya Tuhan yang telah menciptakan alam semesta ini. Sebagaimana yang diungkapkan olehnya: “ Tuhan adalah yang menciptakan alam semesta ini, Dia yang mengatur matahari terbit dari Timur ke Barat. Saya percaya dengan adanya Tuhan. Tuhan bisa dirasakan. Dia tidak bisa dilihat, tidak juga bisa disentuh, tapi dia terasa dekat, lebih dekat dari kulit kita. Kita harus mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Setelah aktif di Rohis keyakinan saya terhadap Tuhan sama saja karena saya sudah diajarkan sejak di Madrasah Ibtidaiyah.” 85 Aktivis Rohis, Bagas Febriansyah Wijaya juga mengungkapkan hal yang sama: “Tuhan adalah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Saya percaya dengan adanya Tuhan karena Tuhanlah yang menciptakan saya. Kita harus beribadah kepadanya. Setelah aktif di Rohis keyakinan saya terhadap Tuhan lebih kuat dari sebelumnya, karena di Rohis lebih banyak lagi hal-hal yang tidak diajarkan pada pelajaran agama di sekolah.” 86 Sementara itu hal senada juga diungkapkan oleh Jessica Simanjuntak aktivis Rohkris Rohani Kristen: “Tuhan adalah sesuatu hal yang tidak bisa kita lihat dengan mata tapi bisa kita lihat mujizat yang diberikannya. Saya percaya dengan adanya tuhan karena mujizatnya dan hal-hal yang dilakukannya nyata. Kita harus berdoa, membaca alkitab dan menerapkan hidup kita untuk hidup di jalan Dia. Setelah aktif di Rohkris saya semakin setia sama Tuhan, klo saya lagi dapat masalah saya lebih percaya pada Tuhan.” 87 Aktivis Rohkris’ Demonsky Ambonness Rassel mengungkapkan pendapat yang tidak jauh berbeda. Ia percaya akan adanya Tuhan karena Dialah yang menciptakan bumi beserta isinya. Sebagaimana yang diungkapkan: “Tuhan adalah pencipta bumi beserts 85 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Amalia Hadi, Jakarta, 7 Nopember 2008. 86 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Bagas Febriansyah Wijaya, Jakarta, 7 Nopember 2008. 87 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris Jessica Simanjuntak, Jakarta, 14 Nopember 2008. isinya, yang berkuasa atas segalanya. Saya percaya dengan adanya Tuhan karena tanpa Dia , tidak mungkin saya bisa hidup sampai sekarang dan tidak bisa isi angket ini. Setelah aktif di Rohkris saya semakin percaya Tuhan itu ada.” 88 Setiap umat beragama yang meyakini keberadaan Tuhan pasti percaya bahwa setiap kesenangan, kesulitan, musibah dan lain sebagainya merupakan bagian dari takdir Tuhan yang tidak dapat dihindari. Takdir merupakan ketentuan atau ketetapan Tuhan yang diberikan pada makhluknya. Dalam Islam takdir adalah kepastian atau ketentuan. Yaitu suatu ketentuan yang telah ditetap Allah SWT kepada setiap hambaNya. Ketentuan ini tidak mengikat terhadap apapun juga, cukuplah dengan kehendak Allah maka itu akan terjadi dan rangkuman isi takdir ini sudah selesai pada zaman azali pada saat kitab Lauh Mahfudz dan sudah tertulis di dalamnya perkara-perkara apa saja yang akan menimpa tiap makhluknya bahkan sampai penentuan apakah ia termasuk penghuni surga atau neraka. 89 Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa aktivis Rohis dan Rohkris, sebagian dari mereka paham atau mengetahui tentang adanya takdir Tuhan, dan informan dalam penelitian ini mengaku meyakini akan adanya takdir Tuhan. Beberapa di antaranya adalah : Nurhalimah Tusadiyah aktivis Rohis menjelaskan : “Takdir adalah ketetapan Tuhan. Saya yakin dengan adanya takdir Tuhan karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi hari ini, hari esok, dan 88 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris Demonsky Ambonness Rassel, Jakarta, 14 Nopember 2008. 89 Wiki, Takdir dalam Agama Islam, artikel diakses tanggal 26 Desember 2008, dari http:id.wikipedia.orgwikiTakdir seterusnya. Karena kita berada dalam takdir Allah yang manusia tidak bisa memprediksi secara pasti karena manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan dalam segala hal. Dalam menyikapi takdir Tuhan yang baik kita hendaknya bersyukur dan menggunakan apa yang kita miliki atau potensi kita digunakan dengan sebaik-baiknya. Sedangkan dalam menyikapi takdir Allah yang buruk hendaknya kita menerima dan lapang dada serta yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik untuk kita semua. Setelah aktif di Rohis keyakinan saya terhadap takdir Tuhan semakin bertambah, saya yakin takdir Tuhan ada yang baik dan buruk, ada yang bisa dirubah dan juga tidak bisa dirubah.” 90 Fajar Susanto aktivis Rohis menjelaskan : “Takdir adalah ketentuan Tuhan seperti bencana alam, kematian dan lain-lain. Saya percaya dengan adanya takdir Tuhan karena semuanya sudah terjadi seperti kematian dan bencana alam. Apapun takdir Tuhan baik takdir baik maupun takdir buruk kita harus tetap terus beribadah kepada-Nya. Setelah aktif di Rohis saya tambah percaya bahwa semuanya sudah ditentukan oleh Tuhan.” 91 Dwi Anastasia Silalahi aktivis Rohkris menjelaskan : “Takdir adalah ketentuan Tuhan. Saya yakin atau percaya apapun yang Tuhan takdirkan untuk saya itu adalah yang terbaik. Apapun yang Tuhan takdirkan baik takdir baik maupun takdir buruk kita harus bersyukur dan berdoa. Setelah aktif di Rohkris saya semakin berserah diri dengan takdir Tuhan.” 92 Aktivis Rohkris, Canang Karismantio menjelaskan: ”Takdir adalah ketentuan Tuhan seperti kematian, semua orang ditakdirkan akan meninggal. Saya percaya dengan adanya takdir Tuhan karena segala sesuatu itu sudah direncanakan Tuhan. Setelah aktif di Rohkris saya mengalami perubahan terhadap rohani saya, ya tentunya pasti lebih lagi yang tadinya hanya berpikir oh itu hanya kerja saya selama ini tapi ternyata itu memang ada campur tangan Tuhan yang lebih untuk kegiatan kita sehari-hari.” 93 90 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Halimah Tusadiyah, Jakarta, 7 Nopember 2008. 91 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Fajar Susanto, Jakarta, 7 Nopember 2008. 92 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris Dwi Ana Stasia S, Jakarta, 14 Nopember 2008. 93 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris Canang Karismantio, Jakarta, 14 Nopember 2008. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa aktivis Rohis dan aktivis Rohkris percaya dengan adanya Tuhan dan percaya dengan adanya takdir Tuhan. Setelah para informan aktif mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti Rohis dan Rohkris, sebagian besar informan mengalami perubahan, mereka semakin percaya dengan adanya Tuhan sang pencipta dan ada juga yang tidak mengalami perubahan karena sudah diajarkan sejak di Madrasah Ibtidaiyah. Mengenai takdir Tuhan, para informan semakin yakin bahwa segala takdir Tuhanlah yang menentukannya. b. Dimensi Ritual Ritual menurut bahasa berarti upacara keagamaan. Secara istilah, ritual berarti suatu sistem upacara magis gaib atau religius. Sifat magis dalam ritual itu berbentuk kata-kata khusus dan bersifat rahasia yang biasanya terikat dengan suatu tindakan penting. Dalam kamus Teologi, Gerald o’collins dan Edward G. Farrugia mengartikan ritual sebagai catatan resmi yang berisikan doa-doa dan peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dalam perayaan sakramen, upacara penguburan, pengucapan kaul publik, pemberkatan gereja, dan upacara-upacara keagamaan lainnya. Setiap agama memiliki ritual yang berbeda-beda. Dengan demikian ritual agama yang dijalankan oleh umat Islam dan umat Kristen berbeda pula. Shalat adalah salah satu ritual agama yang wajib dijalankan oleh umat Islam. Sementara ritual agama yang rutin dijalankan oleh umat kristiani salah satunya adalah kebaktian di gereja. Shalat dan kebaktian di gereja adalah salah satu cara mendekatkan diri pada pencipta-Nya. Setiap umat Islam dan umat Kristiani yang berusaha menjalankan setiap ajaran agama dengan sebaik mungkin, pasti tidak akan lalai apalagi sampai tidak menjalankan shalat atau kebaktian. Tidak hanya shalat dan kebaktian di gereja saja ritual agama yang dijalankan oleh umat Islam dan umat Kristiani, masih ada ritual agama lainnya, seperti dalam agama Islam ada ritual puasa, zakat, haji, membaca Al Qur’an, zikir, I’tikaf di masjid pada bulan puasa dan lain-lain. Sedangkan dalam agama kristiani ada ritual persekutuan suci, baptis, perkawinan dan lain-lain. Pentingnya menjalankan ritual agama juga sangat disadari oleh semua informan dalam penelitian ini, seperti diungkapkan oleh beberapa informan di bawah ini : Aktivis rohis, Anis Nur Husna menjelaskan: “ Menjalakan ritual adalah penting karena itu merupakan perintah dari Tuhan. Sebelum saya aktif di Rohis saya menjalankan ritual bermalas-malasan tetapi setelah aktif di Rohis ritual saya tambah rajin, tepat waktu dan tidak ditunda-tunda.” 94 Aktivis Rohis, Achmad Affandi menjelaskan : “Melaksanakan ibadah adalah penting karena itu adalah bekal yang akan kita bawa di akhirat nanti. Sebelum aktif di Rohis ritual saya berantakan dan hidup saya sangat terpojokkan karena pergaulan tetapi setelah aktif di Rohis ritual saya bertambah bagus dan hidup saya lebih bermakna.” 95 Aktivis Rohkris, Megawati Immanela menjelaskan : “Melaksanaka ritual adalah penting karena ritual sebagai ucapan syukur atas berkat Tuhan selama seminggu. 94 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Anis Nur Husna, Jakarta, 7 Nopember 2008. 95 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Achmad Affandi, Jakarta, 7 Nopember 2008. Sebelum aktif Rohkris dan sesudahnya ritual saya baik-baik saja tidak mengalami perubahan.” 96 Aktivis Rohkris, George Alexander menjelaskan: “ Melaksanakan ritual adalah penting karena itu sebagai ucapan syukur atas berkat Tuhan selama seminggu. Sebelum aktif di Rohkris ritual saya malas-malasan ke gereja tetapi setelah aktif di Rohkris saya bertambah rajin ke gereja.” 97 Berdasarkan hasil wawancara dengan informan baik aktifis Rohis maupun aktifis Rohkris dapat diketahui bahwa melaksanakan ritual adalah penting karena perintah Tuhan, sebagai bekal diakhirat dan juga sebagai tanda syukur kepada Tuhan. Ritual aktifis Rohis dan aktifis Rohkris mengalami perubahan setelah mereka aktif di organisasi keagamaan, seperti mereka semakin rajin melaksanakan ajaran agamanya. Ada juga yang tidak mengalami perubahan karena sebelum dan sesudah aktif di Rohkris ritualnya baik- baik saja. Ketaatan aktivis Rohis dan aktivis Rohkris sama saja tidak ada yang lebih taat karena setelah mereka aktif dalam kegitan keagamaan mereka mengalami perubahan dalam hal ibadahnya, semakin lebih rajin beribadah. c. Dimensi Pengetahuan Bagi para pemeluk agama, pengetahuan tentang agama sangatlah penting. Pengetahuan tentang agama membantu setiap pemeluk agama memahami ajaran agama yang dianutnya dengan baik. Pengetahuan tentang agama bisa didapati dari mana saja. Seperti pengajian, kajian-kajian keagamaan, buku-buku tentang agama, dan lain-lain. Seperti diungkapkan dua aktifis Rohis di bawah ini :Aktivis Rohis, Amalia Hadi menjelaskan : 96 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris Megawati Immanela, Jakarta, 14 Nopember 2008. 97 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris George Alexander, Jakarta, 14 Nopember 2008. “Saya belajar agama dari kecil sebelum sekolah TK sudah diajarkan hafalan al fatihah, al ikhlas, al falaq, dan an nass sama orang tua. Saya juga dapat ilmu agama dari pengasuh waktu masih kecil, sekolah dan keluarga. Untuk mendalami ilmu agama saya membaca buku, mendengar ceramah, bertanya pada guru, dan saya kadang-kadang mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di televisi, biasanya hanya di bulan puasa seperti rahasia sunah yang ditayangkan di Trans TV. Setelah aktif di Rohis pengetahuan sama saja sih, soalnya amel sekolah dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah jadi sama saja yang didapatkan di MI dulu paling Cuma masukan- masukan saja.” 98 Aktivis Rohis, Fajar Susanto menjelaskan : “ Saya belajar agama dari sekolah dasar dan TPA. Saya juga dapat ilmu agama dari orang tua. Acara keagamaan di televisi cukup bagus tetapi saya tidak pernah mengikutinya. Biasanya untuk memperdalam ilmu agama saya rutin mengikuti pengajian. Setelah aktif di Rohis alhamdulillah pengetahuan saya bertambah sedikit demi sedikit.” 99 Aktifis Rohkris, Jessica Simanjuntak menjelaskan : “ Saya belajar agama dari kecil karena orang tua selalu mengajak saya ke gereja dan di sekolah TK juga diajarkan agama. Untuk mendalami ilmu agama saya aktif di Rohkris di sekolah, mengikuti acara-acara di gereja dan juga saya mengikuti acara keagamaan yang ada di televisi seperti solusi dalam hambatan hidup di O’chanel. Dalam agama saya diajarkan banyak hal, tapi yang paling sering diajarkan adalah “kasih” kita harus saling mengasihi dengan sesama. Setelah saya aktif di Rohkris pengetahuan agama saya lebih meningkat. Kita jadi lebih sabar.” 100 Aktivis Rohkris, Canang Karismantio menjelaskan: “Saya belajar agama sejak masuk sekolah minggu. Saya dapat ilmu agama dari keluarga dan gereja. Untuk mendalami ilmu agama saya ikut Rohkris di sekolah. Dalam agama saya diajarkan banyak hal, seperti saling mengasihi sesama manusia, saling mengampuni, tidak boleh berbohong dan lain-lain. Setelah aktif di Rohkris pengetahuan bertambah, semakin giat untuk mendekatkan diri pada tuhan.” 101 98 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Amalia Hadi. 99 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohis Fajar Susanto. 100 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris Jessica Simanjuntak. 101 Wawancara pribadi dengan aktifis Rohkris Canang Karismantio. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa informan mendapatkan ilmu agama sejak kecil dari orang tua. Setelah informan aktif dalam kegiatan keagamaan sebagian besar informan mendapatkan penambahan pengetahuan agama ada juga yang tidak mendapatkan penambahan karena sudah didapatkan dari Madrasah Ibtidaiyah jadi sekarang hanya masukan-masukan saja. Berdasarkan tiga poin di atas yaitu keyakinan, ritual dan pengetahuan, dapat dilihat bahwa antara aktifis Rohis dan aktifis Rohkris sama-sama mempunyai keyakinan yang kuat terhadap agamanya masing-masing hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya keyakinan setelah aktif dalam kegiatan keagamaan di sekolah, dalam hal ritual, aktifis Rohis dan aktifis Rohkris juga sama-sama taat dalam ritualnya hal ini dapat dilihat dari semakin giatnya mereka melaksanakan ibadah dan dalam pengetahuan keagamaan, aktifis Rohis dan aktifis Rohkris sama-sama memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang keagamaannya masing-masing, hal tersebut dapat dilihat dari pendidikan agama yang ditanamkan pada mereka sejak kecil.

C. Interaksi Sosial Aktifis Rohis dan Aktifis Rohkris dengan Pemeluk Agama Lain