4. Pengertian Keberagamaan
Istilah keberagamaan disebut juga religiusitas. Kata religiusitas berasal dari kata religious dan mendapat akhiran-ity. Dalam kamus John M. Echol dan Hassan Shadily,
kata religious berarti hal-hal yang berhubungan dengan agama.
25
Muhammad Djamaluddin, mendefinisikan keberagamaan sebagai “manifestasi seberapa jauh individu penganut agama meyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dalam semua aspek kehidupan.
26
Menurut Djamaluddin Ancok, Keberagamaan adalah pembicaraan mengenai pengalaman atau fenomena yang menyangkut hubungan antara agama dengan
penganutnya, atau suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang penganut agama yang mendorong untuk bertingkah laku yang sesuai dengan agamanya.
27
Keberagamaan adalah keadaan di mana individu merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia dan hanya kepada-Nya
manusia merasa bergantung, berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya Tuhan dan kekuasaan-Nya maka akan semakin tinggi tingkat keberagamaannya. Jadi menurut
Fuat Nashori dan Rachmi D.M. keberagamaan adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa mantap pelaksanaan ibadah, kaidah, dan seberapa
dalam penghayatan atas agama yang dianut.
28
25
John M. Echol dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1990, h. 90.
26
Muhammad Djamaluddin, Religiusitas dan Stress Kerja pada Polisi, Yogyakarta: UGM Press, 1995, h.44.
27
Djamaluddin Ancok, Psikologi Islami : Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1995, h. 76.
28
Fuat Nashori dan Rachmi Diana Mucharam, Mengembangkan kretivitas dalam Prespektif Psikologi Islami,
Yogyakarta: Menara Kudus, 2002, h. 68.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keberagamaan adalah sikap seseorang terhadap agama yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Keberagamaan atau religiusitas dapat diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktifitas keagamaan tidak saja terjadi pada saat seseorang melakukan ritual
saja, melainkan juga ketika seseorang melakukan aktifitas yang lain dalam kehidupan. Dalam penelitiannya Robert H. Thouless mengemukakan beberapa faktor yang
menimbulkan religiusitas, yaitu : a.
Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan sosial faktor sosial. b.
Berbagai pengalaman yang membantu sikap keberagamaan terutama pengalaman tentang keindahan, keserasian, kebaikan, konflik moral, dan pengalaman emosional
keagamaan. c.
Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian timbul dari kebutuhan yang tidak terpenuhi terutama kebutuhan terhadap keamanan, cinta kasih, harga diri dan
ancaman kematian. d.
Berbagai proses pemikiran verbal faktor intelektual.
29
5. Dimensi Keberagamaan