Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Pengertian Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial

3. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi dapat berupa kerjasama cooperation, persaingan competition dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian conflict. 39 a. Kerjasama cooperation Beberapa orang sosiolog menganggap bahwa kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya yaitu in-group-nya dan kelompok lainnya yang merupakan out- group-nya. Kerjasama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan lain yang menyinggung kesetian yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau segolongan orang. Betapa pentingnya fungsi kerjasama, digambarkan oleh Charles H.Cooley sebagai berikut : 40 “Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan- kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna“. Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka kebudayaan itulah yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerjasama. Di kalangan masyarakat Indonesia dikenal bentuk kerjasama tradisonal dengan nama gotong-royong. Di dalam sistem pendidikan Indonesia yang tradisional, seseorang sejak kecil telah ditanamkan etika kehidupan agar dia selalu hidup rukun, terutama dengan keluarganya dan lebih luar lagi dengan orang-orang lainnya di dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya 39 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h.70. 40 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h.73. suatu pandangan hidup, bahwa seseorang tidak mungkin hidup sendiri tanpa kerjasama dengan orang lain. Pandangan hidup demikian ditingkatkan dalam taraf kemasyarakatan, sehingga gotong-royong seringkali diterapkan untuk menyelenggarakan suatu kepentingan umum. Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, dalam bukunya Soerjono Soekanto ada lima bentuk kerjasama, yaitu : a. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong b. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua orgnisasi atau lebih. c. Ko-optasi co-optation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. d. Koalisi coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. e. Joint-ventrue, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya : pemboran minyak, pertambangan batu bara, perfilman, perhotelan dan seterusnya. b. Persaingan competition Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum baik perseorangan maupun kelompok manusia dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. 41 Persaingan adalah suatu perjuangan struggle dari pihak-pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu ciri dari persaingan adalah perjuangan menyingkirkan pihak lawan itu dilakukan secara damai atau secara fair-play, artinya selalu menjunjung tinggi batas keharusan. Persaingan dapat terjadi dalam segala bidang kehidupan, misalnya : bidang ekonomi dan perdagangan, kedudukan, kekuasaan, dan sebaginya. 42 Akibat-akibat persaingan mungkin saja bersifat asosiatif atau mungkin pula bersifat disosiatif. Apabila seorang dokter, ahli hukum, guru dan seterusnya membina karirnya dalam masyarakat, maka tujuannya adalah untuk pribadi sendiri dan relasinya, adalah juga untuk mengadakan kerjasama agar persaingan antara mereka sendiri sedapat mungkin dicegah. Akibat-akibat yang disosiatif dapat menjadi pertentangan atau pertikaian. Hasil-hasil suatu persaingan dapat berhubungan erat dengan berbagai faktor antara lain : 1. Keperibadian seseorang. Apabila persaingan dilakukan secara jujur, maka hal itu akan dapat memperkembangkan rasa sosial dalam diri seseorang. Seseorang hampir tak mungkin bersaing dengan orang lain tanpa mengenal lawannya dengan baik. 41 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h.91 42 Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi Pemgangunan, h.121. Persaingan menyangkut terjadinya kontak dengan kata lain komunikasi, oleh karena seseorang tentu ingin mengetahui sifat-sifat, cara-cara kerja dan perilaku dari lawannya. Oleh karena itu persaingan dapat memperluas pandangan seseorang, dapat memperluas pengertian serta pengetahuannya. 2. Kemajuan; dalam masyarakat yang sedang berkembang dan maju, orang perorangan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Persaingan akan mendorong seorang untuk bekerja keras supaya dapat memberikan sahamnya bagi pembangunan masyarakat. 3. Solidaritas kelompok. Selama persaingan dilakukan secara jujur, solidaritas kelompok tak akan goyah. Lain halnya apabila persaingan tersebut mempunyai kecenderungan untuk berubah menjadi pertentangan atau pertikaian. 4. Disorganisasi. Perubahan-perubahan yang terlalu cepat dalam masyarakat, mungkin akan mengakibatkan disorganisasi dalam struktur sosial. Perubahan-perubahan yang terlalu cepat tadi merupakan faktor utama disorganisasi karena masyarakat hampir tidak dapat kesempatan untuk menyesuaikan diri dan mengadakan reorganisasi. 43 Walaupun persaingan mempunyai kecenderungan kepada pertikaian, namun dapat pula mendorong untuk suatu kerjasama. Misalnya antara beberapa perusahaan tertentu, mungkin beberapa perusahaan itu akan melakukan kerjasama untuk menyingkirkan satu perusahaan yang lainnya. c. Pertentangan pertikaian atau konflik 43 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 94-95. Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman danatau kekerasan. 44 Sebab musabab atau akar-akar dari pertentangan antara lain : 1. Perbedaan antara indvidu-individu. Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan antara mereka. 2. Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian tersebut. 3. Perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan antara individu maupun kelompok merupakan sumber lain dari pertenangan. 4. Perubahan sosial. Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat Walaupun pertentangan merupakan suatu proses disosistif yang agak tajam akan tetapi pertentangan sebagai salah satu bentuk proses sosial juga mempunyai fungsi positif bagi masyarakat, misalnya pertentangan dalam seminar atau diskusi-diskusi ilmiah, dimana dua atau beberapa pendapat yang berbeda diketengahkan dan dipertahankan oleh berbagai pihak. Pertentangan-pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, atau kepentingan, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam strukutur sosial yang tertentu, maka pertentangan-pertentangan tersebut bersifat positif. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus antara lain : 44 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 98-103. 1. Pertentangan pribadi. Tidak jarang terjadi bahwa dua orang sejak mulai berkenalan sudah saling tidak menyukai. 2. Pertentangan rasial. Adanya perbedaan-perbedaan yang seringkali menimbulkan pertentangan. Misalnya pertentangan antara orang-orang negro dengan orang-orang kulit putih di Amerika. 3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial. Pada umumnya ia disebabkan oleh perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan kepentingan antara majikkan dengan buruh. 4. Pertentangan politik. Biasanya pertentangan ini menyangkut baik antara golongan- golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat. 5. Pertentangan yang bersifat internasional. Akibat-akibat bentuk pertentangan adalah : 1. Tambahnya solidaritas in-group. Apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, maka solidaritas antara warga-warga kelompok biasanya akan bertambah erat. 2. Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam suatu kelompok tertentu akibatnya yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut. 3. Perubahan kepribadian. 4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. 5. Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu.

C. Toleransi Antar Umat Beragama 1. Pengertian Toleransi