Pembatasan dan Perumusan Masalah

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pemeluknya. Agama dapat berkaitan dengan stratifikasi sosial, solidaritas sosial, bahkan terkadang agama dikait- kaitkan dengan konflik sosial yang pernah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Agama juga tidak dapat dipisahkan dari interaksi sosial pemeluknya, karena agama merupakan pedoman hidup yang oleh mereka dijadikan sebagai acuan utama dalam bertingkah laku, bertutur kata dan bertindak. Setiap ajaran agama –agama apa pun- akan menuntun pemeluknya untuk membangun sebuah relasi yang harmonis dengan sesama pemeluk agama maupun pemeluk agama lain, maka dari itu setiap pemeluk agama selalu berusaha menjalin dengan lingkungannya sebaik mungkin. Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis hanya akan membatasi masalah pada hubungan agama dengan interaksi sosial, dalam hal ini relasi antar pemeluk suatu agama dengan agama lainnya. Adapun mengenai perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimanakah hubungan agama dan interaksi sosial, dalam hal ini relasi aktivis rohis dan aktivis rohkris dengan pemeluk agama lain di SMAN 79 Jakarta Selatan?” Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk memperkaya kajian ilmu pengetahuan tentang paradigma, konsep, dan teori tentang kehidupan keberagamaan dan pola interaksi siswa yang berlatar belakang beda agama. b. Untuk mengetahui kehidupan keberagamaan dan interaksi antara masyarakat Indonesia yang plural, terutama kalangan remajanya. c. Untuk mengetahui toleransi beragama aktifis Rohis dan aktifis Rohkris. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini menjadi sumbangan bagi pengkajian dan pengembangan teori sosiologi agama. Hasil penelitian ini menjadi penting bagi para ahli sosiologi agama untuk memikirkan kembali hubungan keagamaan yang ideal dalam konteks kekinian. Untuk memperluas wawasan intelektual tentang fungsi lembaga sekolah bagi kehidupan beragama Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pendekatan kualitatif difahami sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. 6 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, h. 3 Pendekatan Kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini mengambil bentuk studi kasus. Studi ini dilakukan sebagai nilai tambah pada pengetahuan kita secara unik tentang fenomena individual dan dapat digeneralisasikan ke dalam proposisi teoritis. Studi kasus merupakan bentuk penelitian yang mendalam tentang aspek-aspek lingkungan sosial, lingkungan pendidikan, keagamaan termasuk manusia di dalamnya. Bentuk studi kasus dapat diperoleh dari laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, biografi orang yang diteliti dan keterangan dari orang yang mengetahui tentang hal itu. Dalam skripsi ini, penulis memilih studi kasus terhadap relasi aktivis Rohis dan aktivis Rohkris dengan pemeluk agama lain di SMAN 79 Jakarta Selatan. 2. Subyek Penelitian Pada penelitian studi kasus, peneliti tidak melakukan populasi sampel sebagaimana survey dan eksperimen, melainkan subjek penelitian. Istilah subjek penelitian menunjuk kepada orang atau individu ataupun kelompok yang dijadikan unit satuan yang diteliti. 7 Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah anggota aktivis Rohis beserta pengurusnya dan juga anggota aktivis Rohkris beserta pengurusnya di SMAN 79 Jakarta Selatan. Mengenai subjek yang akan diteliti, penulis menetapkan 12 orang informan yakni 6 orang informan aktivis Rohis yang terdiri dari 2 orang dari pengurus dan 4 orang dari anggota Rohis dan juga 6 orang informan aktivis Rohkris yang terdiri dari 2 orang dari pengurus dan 4 orang dari anggota Rohkris. 7 Sanapiah Faisal, format-format penelitian sosial Jakarta: Rajawali Press, 2003 , h. 109 Menurut Strauss, tidak ada ketentuan buku mengenai jumlah minimal subjek yang harus dipenuhi dalam suatu penelitian kualitatif, apabila data yang diperoleh sudah cukup memadai, maka dapat diambil subjek dalam jumlah kecil dalam penelitian ini penulis memilih jumlah subjek yang sama antara aktivis Rohis dan aktivis Rohkris yaitu 6 orang supaya terjadi keseimbangan dalam pengumpulan data dan juga menurut penulis jumlah subjek yang diambil tersebut sudah mnecukupi data-data penelitian. Selainitu juga penulis memilih informan dari para anggota dan pengurus Rohis dan Rohkris di SMAN 79 Jakarta Selatan, karena mereka mengetahui tentang Rohis dan Rohkris sehingga memudahkan penulis untuk menggali lebih banyak informasi yang berkaitan dengan hal yang penulis teliti. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini diperlukan data-data yang dapat mendukung penelitian. Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut : a. Pengamatan observasi Pengamatan atau observasi sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suprayogo dan Tabrani, adalah satu proses mengamati dan mendengar dalam kerangka untuk memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap satu fenomena 8 . Pada penelitian ini, penulis menggunakan bentuk pengamatan pemeranserta sebagai pengamat yaitu pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamat. Ia sebagai anggota pura-pura, jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya. Penulis hanya mengamati kegiatan Rohis dan Rohkris di 8 Imam Suprayogo, dan Tabroni, Metodologi Penelitian Agama, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001, h. 167 SMAN 79 Jakarta Selatan. Penulis melakukan observasi selama 8 bulan, terhitung dari bulan September 2008 sampai bulan April 2009. dalam penelitian ini penulis ikut serta kurang lebih sebanyak 5 kali pertemuan dalam kegiatan keagamaan di SMAN 79 Jakarta Selatan. Kegiatan keagamaan Rohis di SMAN 79 Jakarta Selatan dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jumat. Kegiatan keagamaan Rohis yang dilaksanakn setiap hari selasa dipimpin oleh Pembina Rohis yaitu Drs. H. Syihabuddin. Kegiatan ini dilaksanakan di masjid sekolah, semua anggota rohis duduk melingkar, barisan akwat dan ikhwan terpisah. Kemudian Pembina Rohis membacakan satu surat dari juz amma kemudian diikuti oleh anggota rohis. Setelah membaca al-Quran dilanjutkan dengan belajar tajwid, setiap anggota Rohis ditanya oleh Pembina Rohis tentang tajwid yang ada dalam pembahasan hari ini. Kegiatan keagamaan Rohkris dilaksanakan setiap hari Jumat bertempat di kelas yang dipimpin Pembina Rohkris yaitu Ibu Dra. Loine Simanjuntak. Setelah seluruh anggota rohkris berkumpul di kelas Pembina Rohkris memulai kegiatan dengan membaca doa kemudian memberikan materi al-Kitab dan menjelaskan setelah itu diadakan tanya jawab. Adapun hambatan yang dihadapi selama penelitian yaitu sulitnya melakukan pendekatan dengan anggota Rohkris, khususnya anggota laki-laki karena biasanya mereka kurang aktif dan malu-malu apabila diwawancarai, mereka takut tidak bisa menjawab, jadi penulis kesulitan untuk menggali dan mendapatkan informasi dari mereka. Penulis juga mengalami kesulitan dalam mencari referensi tentang toleransi antar umat beragama terutama dalam pandangan agama Kristen. b. Wawancara Wawancara digunakan untuk mendapatkan data atau keterangan dari informan. Keterangan yang mendalam dapat digali dengan cara mewawancarai informan. Melihat definisinya wawancara adalah suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan informan 9 . Dalam melakukan wawancara, penulis mengadakan wawancara mendalam atau wawancara tak berstruktur, dimana bentuk wawancara seperti ini bersifat luwes. Selain itu susunan pertanyaan dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat wawancara berlangsung. Wawancara juga dapat mengungkap sosial budaya agama, suku, gender, usia, pekerjaan informan yang penulis wawancarai 10 . c. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dari berbagai literatur-literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Baik itu berupa buku, majalah, koran ataupun jurnal metode ini diharapkan dapat menunjang gagasan primer yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan di lapangan, serta mendukung teori- teori yang relevan, yang sebelumnya telah dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan permasalah yang hendak penulis bahas untuk kemudian penulis jadikan rujukan. 4. Instrumen Penelitian 9 Deddy Mulyana, Metodologi penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Sosial lainnya, Bandung: PT. Remaja, 2001, Cet Ke-1, h.138 10 Deddy Mulyana, Metodologi penelitian Kualitatif, h. 181 Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: pedoman wawancara, tape recorder, dan buku catatan. Penggunaan pedoman wawancara dimaksudkan supaya wawancara berjalan terarah dan tidak keluar dari permasalahan yang telah dirumuskan. Sementara tape recorder digunakan unuk merekam subyek, dan buku catatan untuk mencatat hal-hal yang tidak terekam atau terlewati dalam wawancara. 5. Analisisa Data Analisa data merupakan salah satu langkah penting untuk memperoleh temuan- temuan hasil penelitian. Dalam penelitian, data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi partisipasi wawancara dan dokumen tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian, kemudian dianalisis secara komparatif yaitu membandingkan data yang diperoleh dari aktifis Rohis dan Rohkris agar data yang diperoleh dapat dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Pelaksanaan analisisnya dilakukan pada saat masih di lapangan dan setelah data terkumpul. Peneliti menganalisa data-data sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh CeQDA Center for Quality Development and Assurance UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007. Sistematika Penelitian Untuk keserasian pembahasan dan mempermudah analisa materi dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan menjelaskannya dalam sistematika penulisan sebagai berikut: Secara garis besar skripsi ini terdiri dari lima bab, tiap bab dibagi menjadi sub- bab, dan setiap sub-bab mempunyai pembahasan masing-masing yang mana antara satu dan yang lainnya saling berkaitan. Lima bab tersebut diantaranya : Bab I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian teori tentang pengertian agama, dan keberagamaan yang terdiri atas pengertian agama, fungsi agama, ruang lingkup agama, pengertian keberagamaan dan dimensi keberagaman. Di samping itu, dalam bab ini dibahas juga mengenai pengertian interaksi sosial yang terdiri atas pengertian interaksi sosial, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial, dan bentuk-bentuk interaksi sosial serta pengertian toleransi, ruang lingkup toleransi, dasar-dasar toleransi dan toleransi antara umat beragama dalam perspektif Islam dan Kristen. Bab III : Gambaran umum objek penelitian yang meliputi institusi SMAN 79 sebagai sarana pandidikan dan pengajaran yang terdiri dari sejarah berdirinya, sarana dan prasarana dan struktur kelembagaan SMAN 79 Jakarta Selatan. Serta seputar organisasi rohis terdiri dari sejarah, tujuan, dan program dan sekilas rohkris yang terdiri dari sejarah, tujuan dan program kegiatannya, serta minat siswa terhadap kegiatan keagamaan. Bab IV : Berbicara tentang pengolahan dan analisa data yang meliputi intensitas aktivis Rohis dan aktivis Rohkris dalam mengikuti kegiatan keagamaan di SMAN 79, keberagamaan aktivis Rohis dan aktivis Rohkris dan interaksi sosial aktivis Rohis dan aktivis Rohkri dengan pemeluk agama lain. Bab V : Kesimpulan dan saran yang diangkat dalam penelitian ini.

BAB II KAJIAN TEORI