Peranan Guru Peran Guru PAI Dalam Menciptakan Komunikasi yang Efektif dengan Siswa pada Pembelajaran PAI di SMP Dua Mei Ciputat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah guru diartikan sebagai “orang yang pekerjaannya mata pencaharian, profesinya mengajar. 4 Dari pendapat diatas merupakan pengertian guru secara profesional dan secara umun, dapat disimpulkan bahwa guru adalah pekerjaan operasional dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

b. Peranan Guru

Proses pembelajaran di sekolah tidak mungkin dapat mencapai hasil yang diharapkan tanpa disertai dengan proses belajar mengajar yang memadai dan seimbang. Semua ini menjadi konsekuensi bagi para guru agar dapat meningkatkan peranannya dalam proses pembelajaran. Karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan guru. Menurut Moh Uzer Usman berpendapat bahwa ada beberapa peran guru antara lain, yaitu: a Guru sebagai Demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecture atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengan cara demikian, ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam 4 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 123 melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya, agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh peserta didik. b Guru sebagai Pengelola Kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas learning manager, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisasi.Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan.Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik.Lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan jawaban memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya.Dengan demikian, guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan belajar secara efektif di kalangan siswa. c Guru sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik, sistematis, baik melalui pre-service maupun inservice training. Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa. Sedangkan guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. d Guru sebagai Evaluator Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik feed back terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal. 5 Adapun peran guru seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa, antara lain: a. Guru sebagai Pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. b. Guru sebagai Pengajar Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari. c. Guru sebagai Pembimbing Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus 5 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet ke-7, h.9-12 ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. d. Guru sebagai Innovator Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik, jika tidak, maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya. Tugas guru adalah bagaimana menjembataninya secara efektif. Jadi yang menjadi dasar adalah pikiran-pikiran tersebut, dan cara yang dipergunakan untuk mengekspresikan dibentuk oleh corak waktu ketika cara-cara tadi dipergunakan. e. Guru sebagai Emansipator Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emansipator, ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tak berharga, merasa dicampakkan orang lain atau selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa, dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri. Ketika peserta didik hampir putus asa, diperlukan ketelatenan, keuletan dan seni memotivasi agar timbul kembali kesadaran, dan bangkit kembali harapannya. 6 Adams dan Dickey, mengemukakan bahwa peran guru sesungguhnya lebih luas, meliputi guru sebagai pengajar, Pembimbing, Ilmuwan, dan guru sebagai Pribadi Teladan. 7 Dari pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa seorang guru mempunyai peran yang tidak hanya mengajar di dalam kelas saja, akan tetapi seorang guru harus dapat membimbing peserta didik dalam setiap 6 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2008, cet ke-7, h. 37-60 7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. 4, hal. 123 kegiatan yang dilakukan peserta didik tersebut. Di samping itu, peran guru sebagai seorang ilmuwan yang berarti guru harus menguasai pengetahuan sebagai proses perkembangan pendidikan.

c. Tugas Guru