Analisis Model Orde Kedua Analisis Contour Plot

6.5. Analisis Model Orde Kedua

Setelah nilai faktor baru telah ditentukan dari steepest descent, selanjutnya dilakukan penentuan model orde kedua menggunakan Central Composite Design CCD dimana di dalam CCD terdapat star points α. Dalam hal ini nilai α adalah = ± 1,68. Nilai setting untuk α = ± 1,68 pada masing – masing faktor dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Nilai α untuk Masing-masing Faktor Α Temperatur Madeleine Roll Reel Moisture Draw Ratio 1,68 138 0.054 0.97 -168 122 0.049 0.92 Penggunaan CCD memiliki 15 perlakuan antara lain: 8 perlakuan dititik kubik, 6 perlakukan di titik star α dan 1 perlakuan dititik pusat. Perlakuan yang lebih banyak daripada desain pada model orde pertama adalah untuk eksplorasi disekitar wilayah optimum. Setting faktor yang telah ditentukan tersebut digunakan dalam pengumpulan data. Hasil pengolahan data untuk menghasilkan model orde kedua memperoleh hasil yaitu: Y = 155.707 – 0.217x 1 + 6.152x 2 + 6.813x 3 + 3.116x 1 2 – 4.971x 2 2 – 2.614x 3 2 – 2.551x 1 x 2 – 2.139x 1 x 3 – 3.264x 2 x 3 Untuk menentukan apakah model yang dibangun telah cocok dengan data yang telah dikumpulkan maka dilakukan uji ketidaksesuaian terhadap model orde kedua. Ketidaksesuaian menyatakan deviasi respon terhadap model yang dibangun. Dalam uji ini juga mengukur besar kekeliruan eksperimen yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada ketidaksesuaian pada model orde kedua yang dibangun. Hal ini terlihat dari F hit 3.47 yang lebih kecil dari F tabel 4.77 pada model persamaan regresi yang berupa model linier dan kuadratis sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketidaksesuaian terhadap model yang dibangun. Karena tidak ada ketidaksesuaian pada model kedua, maka tahap berikutnya adalah penentuan nilai optimum faktor.

6.6. Analisis Contour Plot

Setelah model orde dua dinyatakan sesuai dengan hasil percobaan, maka dilakukan pembuatan contour plot untuk melihat jumlah produk yang cacat bila nilai faktor tersebut terus diterapkan. Dari pembuatan contour plots, keadaan contour plots tersebut membentuk lengkungan sehingga masih belum dapat dipastikan pada titik optimal di mana setting mesin setiap x 1 , x 2 , x 3 berada. Dari gambar contour plot terlihat bahwa lengkungan yang paling atas menunjukkan jumlah produk cacat yang besar dimana jumlah cacat maksimum mencapai lebih dari 180kg. Namun dari gambar tersebut, terlihat bahwa nilai faktor untuk orde dua mulai dapat mengurangi jumlah cacatnya. Hal ini terlihat dari lengkungan yang semakin ke atas dan semakin terputus.

6.7. Analisis Penentuan Titik Optimum Faktor