Pengendalian Mutu Produk Proses Produksi

2.4.1.3.Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan PT. PDM Indonesia adalah: a. Kertas Pembungkus Kegunaan kertas pembungkus adalah untuk membungkus kertas rokok dalam ukuran ream. b. Core Kegunaan core sebagai inti dari gulungan kertas selama proses penggulungan baik di paper machine maupun di bagian finishing. c. Kotak Karton Keguanaan kotak karton adalah untuk mengepak hasil produksi d. Label atau etiket Kegunaan label sebagai pengenal peusahaan yang ditempel pada kertas pembungkus produk.

2.4.2. Pengendalian Mutu Produk

Pandangan konsumen pemakai terhadap mutu cigarette paper menunjukkan ada 3 unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kertas tahan dan tidak mudah putus dalam proses di pabrik kertas rokok pada kecepatan tinggi. 2. Keadaan kertas putih dan bersih. 3. Pembakarannya, seperti asap, abu dan rasa. Universitas Sumatera Utara Di PT. PDM Indonesia, setiap bahan baku yang masuk dilakukan pengujian standar mutu oleh departemen Quality Control. Fungsi Quality Control dibagi pada 2 kategori penting, yaitu untuk eksternal dan internal. Eksternal antara lain: a. Sebagai pertimbangan akan kebutuhan konsumen. Yaitu pemenuhan spesifikasi yang diberikan oleh konsumen. b. Hubungan baik dengan konsumen. Menerima keluhan konsumen mengenai kehandalan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. c. Kepuasan konsumen. Memenuhi secara tepat segala kualifikasi yang ditargetkan oleh konsumen. PT. PDM Indonesia dalam melakukan eksternal control biasanya langsung datang ke konsumen untuk mendengarkan saran atau keluhan dari pelangggan yang biasanya dilakukan 2 kali dalam sebulan, dan biasanya keluhan konsumen berupa masalah packaging pengepakan, dan juga basis weight masalah berat kertas. Internal control antara lain dilakukan melalui pemeriksaan sample kertas secara rutin, baik pada waktu produksi maupun sesudah produksi apakah cocok dengan spesifikasi yang ditentukan. Adapun pelaksanaan quality control dibagi ke dalam 2 jenis tindakan, yaitu : a. Dynamic control: meliputi departemen slitter bobbin dimana banyak petunjuk yang diambil dan dianalisa. Dynamic control selalu memberikan petunjuk seperti kecepatan yang tidak sama pada slitting machines. b. Static control: meliputi pengujian sifat-sifat kertas saat sample diambil. Universitas Sumatera Utara Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pengendalian kualitas adalah: 1. Basis weight : Berat kertas yang merupakan satu unsur cigarrette paper yang terpenting. Bila basis weight berubah maka semua parameter yang lain akan berubah. Basis weight ditentukan dalam satuan grm 2 . 2. Tensile Strenght : Untuk mengukur daya tahan maksimum kertas sampai putus. Bagian quality control memeriksa apakah sesuai dengan range yang telah ditetapkan. Jika ada penyimpangan dari range-nya akan diuji kembali dengan lebih mempertahankan arah serat satuan KgF. 3. Porosity : Pengukuran aliran udara melalui kertas sample 20 cm 2 dengan perbedaan tekanan 10 cm WG. Sangat penting untuk membedakan antara penembusan udara pada pori-porinya dengan penembusan udara pada lubang- lubang besar akibat kesalahan proses satuan 4H20cm 2 10WG. 4. Filler : Untuk megukur banyaknya CaCO 3 yang tidak ditambahkan pada kertas untuk meninggikan opacity atau porosity atau kedua-duanya satuan .In Paper. 5. Opacity : Utuk menguji daya tembus daya tahan kertas untuk menahan sinar terang satuan . 6. Brightness : Pengukuran keputihan kertas 916 lipatan dengan sinar terang satuan . 7. Formation : Pemeriksaan secara visual terhadap susunan serat kertas, formasi jelek bukan berarti kertas memiliki kualitas yang jelek, tetapi yang diperhatikan adalah kertas mudah terputus pada waktu dipotong di mesin slitter. Universitas Sumatera Utara Perbedaan kertas biasa dengan kertas rokok disajikan pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Perbedaan Kertas Biasa dengan Kertas Rokok Kertas Biasa Kertas Rokok Basis weight +- 70 grm 2 Basis weight +- 25 grm 2 Porosity +- 5-10 cm Porosity +- 2-2,5cm Tensile 5 KgF Tensile 3 KgF TiO 2 sebagai filler CaCO 3 sebagai filler Sumber : PT.PDM Indonesia

2.4.3. Uraian Proses Produksi