data, diperoleh model orde pertama adalah: Y = 236.008 – 14.909 x
1
+ 6.919 x
2
– 6.091 x
3
. Untuk menentukan apakah model yang dibangun telah cocok dengan data
yang telah dikumpulkan maka dilakukan uji ketidaksesuaian terhadap model orde pertama. Ketidaksesuaian menyatakan deviasi respon terhadap model yang
dibangun. Dalam uji ini juga mengukur besar kekeliruan eksperimen yang telah dilakukan.
Dari uji yang dilakukan dapat dilihat bahwa tidak ada ketidaksesuaian, hal ini terlihat dari F
hit
0.25 yang lebih kecil dari F
tabel
236.8 pada model persamaan regresi yang berupa model linier sehingga dapat simpulkan bahwa
tidak ada ketidaksesuaian terhadap model yang dibangun. Karena tidak ada ketidaksesuaian pada model orde pertama, maka penelitian dapat dilanjutkan ke
tahap berikutnya yaitu tahap Steepest Descent.
6.4. Analisis Steepest Descent
Setelah model orde pertama diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan prosedur Steepest Descent, yang bertujuan mencari wilayah yang
memberikan nilai minimum dari fungsi model orde pertama. Hasil yang diperoleh dari prosedur ini dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Descent Prosedur
x
1
x
2
x
3
Perubahan relatif pada unit desain b
i
-14.909 6.919
-6.091 Unit origin 1 unit desain
5 0.001
0.01 Perubahan relatif pada unit origin
-74.545 0.007
-0.061
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Descent Lanjutan
Pergerakan steepest descent x
1
x
2
X
3
Hasil Percobaan
kg
Perubahan per n pada variabel i ∆
1 Level awal origin=o
125 0.052
0.94 Pergerakan Level o + n
∆; n = 1 126
0.052 0.94
243.56 Pergerakan Level o + n
∆; n = 2 127
0.052 0.94
221.7 Pergerakan Level o + n
∆; n = 3 128
0.052 0.94
215.67 Pergerakan Level o + n
∆; n = 4 129
0.052 0.94
200.77 Pergerakan Level o + n
∆; n = 5 130
0.052 0.94
183.53 Pergerakan Level o + n
∆; n = 6 131
0.052 0.94
233.67
Dari Tabel 6.1. dapat dilihat bahwa level yang memberikan nilai jumlah cacat minimum adalah level di pergerakan ke n = 5, dengan jumlah cacat 183.53
kg kertas rokok, dimana temperatur Madeline Roll x
1
= 130 °C, reel moisture
x
2
= 5.2 dan draw ratio x
3
= 0.94. Setting ini ditetapkan sebagai titik origin untuk penelitian berikutnya karena sesuai tujuan penelitian yaitu eksplorasi
menuju wilayah optimum dimana dalam hal ini adalah optimisasi untuk minimisasi fungsi. Dari penentuan titik origin ini, langkah selanjutnya adalah
penentuan titik di level 1 dan -1. Hasil penentuan yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6.2. Titik ini akan digunakan sebagai titik untuk penentuan model orde
kedua.
Tabel 6.2. Nilai Faktor setelah Steepest Descent Faktor
-1 1
Temperatur Madeleine Roll x
1
125 °C
130 °C
135 °C
Reel Moisture x
2
0.051 0.052
0.053
Draw Ratio x
3
0.93 0.94
0.95
Universitas Sumatera Utara
6.5. Analisis Model Orde Kedua