e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil belajar kimia siswa hanya 51,35 dan belum mencapai nilai KKM
yang diharapkan yaitu 80 . Oleh karena itu, perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I
sehingga harus dilanjutkan ke tindakan pembelajaran pada siklus II.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pembelajaran RPP, lembar observasi, pedoman
wawancara, dan tes. Pada RPP, materi yang dibahas pada siklus II ini adalah menghitung harga Kc dan Kp, hubungan harga Kc dan Kp, serta
proses Haber Bosch dan proses kontak. RPP disusun oleh peneliti dan didiskusikan dengan guru pamong. Pada siklus II ini RPP dibuat untuk
3 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi. Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, pada siklus II proses
pembelajaran lebih diarahkan kepada perbaikan yang telah disusun pada siklus I. Perbaikan-perbaikan yang ada pada siklus I diterapkan pada
siklus II. Misalnya, pemberian motivasi siswa pada setiap awal pembelajaran, pengelolaan kelompok diskusi, pembuatan soal yang
lebih mengarah pada tingkat permasalahan yang tinggi, dan diadakan permainan antarkelompok.
Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah agar terjadi peningkatan terhadap hasil belajar kimia siswa dan aktifitas siswa
selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus II
Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan menggunakan metode PBL. Materi yang dibahas pada siklus ini
53
meliputi menghitung harga Kc dan Kp, hubungan harga Kc dan Kp, serta proses Haber Bosch dan proses kontak. Pembahasan Pelaksanaan
Tindakan Pada Siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Tindakan Siklus II
No Tahapan Tindakan
Siswa 1 Orientasi
siswa pada masalah.
a. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan
siswa dalam diskusi kelompok. b.
Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
c. Guru menjelaskan materi
pelajaran dan memberikan masalah berupa LKS yang telah
dibuat guru. a.
Siswa mendengarkan,
menyimak dan mencatat penjelasan
guru. b.
Siswa termotivasi untuk aktif dalam
pembelajaran.
2 Mengorganisasi siswa untuk
belajar a.
Guru mengarahkan siswa untuk kumpul dalam kelompoknya.
b. Guru menginformasikan untuk
mempersiapkan diri untuk melakukan presentasi.
Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk
menyelesaikan LKS yang diberikan.
3 Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok
a. Guru memberikan bimbingan
agar dilakukan tanya jawab dalam kelompok sebagai
persiapan presentasi. b.
Guru melakukan bimbingan kepada setiap kelompok.
a. Siswa menyusun
hand out yang digunakan untuk
presentasi. b.
Siswa melakukan tanya jawab pada
kelompok masing- masing.
4 Mengembangkan a.
Secara random, guru menunjuk a. Setiap kelompok
54
dan menyajikan hasil
karya salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, serta kelompok lain
sebagai penyangga dan agar mempersiapkan pertanyaan;
b. Guru berperan sebagai
fasilitator, mediator, dan suvervisor.
mempresentasikan hasil diskusinya.
b. Siswa diarahkan
dan dimotivasi untuk membuat
atau menjawab pertanyaan.
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
a. Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proposal yang
dibuat. b.
Guru memberikan informasi dan klarifikasi terhadap
pertanyaan dan jawaban siswa. Siswa menyimak
penjelasan dari guru
c. Hasil Pengamatan
1 Lembar observasi dan Catatan Lapangan
Dari
pengamatan terhadap
guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah diperoleh temuan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Lembar observasi dan Catatan Lapangan Siklus II
No Tahapan Kondisi
Pembelajaran 1. Pendahuluan
a Guru sudah baik dalam mengkondisikan siswa,
tujuan pembelajaran sudah disampaikan dengan baik.
b Siswa tampak lebih bersemangat dengan kegiatan
pembelajaran, karena termotivasi dengan masalah sehari-hari yang diceritakan guru berkaitan
dengan materi yang akan disampaikan. 2. Orientasi
siswa pada masalah.
Guru melakukan bimbingan kepada siswa tentang masalah yang disampaikan dengan suara keras
55
dan jelas. 3. Mengorganisasi
siswa untuk belajar
a Guru dengan cepat membentuk kelompok belajar.
b Peningkatan aktifitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran terlihat sangat baik, siswa banyak yang bertanya jika mengalami kesulitan.
4. Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok
a Guru sudah tidak banyak memberikan penjelasan
kepada siswa dalam membuat laporan. b
Pekerjaan siswa sudah sistematis, beberapa kelompok sudah benar dalam perhitungan
menyelesaikan masalah dan penjelasan tertulisnya sudah jelas.
c Setiap kelompok sudah terlihat kompak dalam
diskusi memecahkan masalah. 5. Mengembangkan
dan menyajikan hasil
karya a
Guru sebagai fasilitator sudah menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya.
b Keberanian siswa dalam menyajikan hasil diskusi
juga meningkat, sehingga guru tidak perlu menunjuk siswa untuk mengerjakan di papan
tulis. 6. Menganalisis
dan mengevaluasi
proses pemecahan
masalah a
Guru melakukan analisis dengan cukup baik. b
Pemahaman siswa semakin bertambah akan materi pelajaran yang disampaikan.
d. Analisis Data Observasi, Wawancara, dan Tes.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II sebanyak 3 kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 25 November 2009. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Selama pembelajaran berlangsung siswa diberikan
latihan-latihan soal dalam LKS yang telah peneliti persiapkan untuk
56
dikerjakan baik secara individu maupun kelompok. Selama pembelajaran berlangsung, aktifitas peneliti maupun siswa diamati oleh
guru pamong maupun rekan peneliti yang bertindak sebagai observer. Pada akhir siklus I dilakukan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur
kemampuan hasil belajar siswa. Tes akhir siklus I dilaksakan pada tanggal 1 Desember 2009. Hasil tes siklus I selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 9 dan terangkum dalam berikut.
Tabel 4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kimia Siswa Siklus II No
Nilai Frekuensi
1. 2.
3. 4.
5. 6.
55 – 62 63 – 70
71 – 78 79 – 86
87 – 94 95 – 107
5 7
8 6
9 2
Jumlah 37
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Nilai Hasil Belajar Kimia Siklus II Statistik Deskriptif
Keterangan
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 55
Rata-rata 76,89 Jumlah siswa yang belum tuntas
belajar 5
Jumlah siswa yang tuntas belajar 32
Persentase Ketuntasan 86,49
Nilai KKM 60
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai siswa sudah mencapai nilai KKM 86,49 32 siswa. Target yang ingin dicapai
57
pada penelitian ini telah tercapai bahkan melebihi dari persentase yang ditargetkan yaitu 80 . Dengan 86,49 nilai siswa yang mencapai
nilai KKM menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa telah meningkat sehingga siswa mampu memahami pelajaran kimia dengan
baik dan dapat menyelesaikan permasalahan kimia. Dengan tercapainya target penelitian, maka penelitian di siklus II ini dihentikan dan terbukti
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL dapat meningkatkan hasil belajar kimia
siswa. Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini
menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini dirangkum sebagai berikut:
a. Keaktifan siswa sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum
tindakan yang hanya menggunakan metode ceramah. b.
Siswa terlihat senang saat belajar kimia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya saran dari siswa agar metode ini terus
diterapkan pada setiap pertemuan. c.
Quiz sangat membantu siswa menjadi lebih semangat dalam belajar.
d. Siswa mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena
mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan. Beberapa siswa mengatakan banyak terbantu pada saat diskusi karena siswa
yang pintar sering mengajari anggota lain. e.
Seluruh siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan PBL terutama pada saat diskusi.
e. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran kimia di kelas XI-IPA sudah efektif ,
hal tersebut dapat terlihat dari siswa yang sudah terbiasa belajar kelompok dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
58
Learning PBL. Dengan pembelajaran PBL siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar, berinteraksi dengan
baik sesama teman kelompoknya, berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan akhirnya siswa dapat meningkatkan
kemampuan kognitifnya. Nilai rata-rata untuk tes kemampuan kognitif pada siklus II
adalah 76,89. nilai rata-rata tersebut lebih baik dari siklus I. Hal tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 60
sebesar 32 orang atau sidah mencapai 86,49 , berarti siklus dapat dihentikan karena sudah mencapai indikator pencapaian hasil belajar
siswa
.
f. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan aktifitas belajar siswa, juga respon siswa yang positif tentang
model pembelajaran yang digunakan yakni model pembelajaran Problem Based Learning PBL, hal ini menunjukan bahwa
pemahaman siswa dalam memehami kesetimbangan kimia sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu tidak perlu
dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran pada siklus III.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data