Prinsip-prinsip Belajar Hasil Belajar

interaksi dari berbagai faktor. Menurut pendapat A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar yaitu : Dari dalam diri faktor internal maupun luar diri faktor eksternal individu. 3 Tergolong faktor internal adalah faktor jasmani, faktor psikologi kecerdasan, minat, sikap, motivasi, dll dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Tergolong faktor eksternal adalah faktor lingkungan social keluarga, sekolah, masyarakat, kelompok, faktor budaya adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, lingkungan fisik fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan faktor lingkungan spritual atau keagamaan. Menurut teori condisionig dari Watson disebutkan bahwa faktor yang terpenting dalam belajar adalah adanya latihan-latihan yang kontinu. 4 Latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan teratur dapat membentuk keterampilan berpikir dalam pemecahan masalah dan kebiasaan secara otomatis dalam penguasaan bahan pelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan belajar adalah sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

2. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Slameto prinsip-prinsip belajar meliputi: 5 a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar 1 dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 3 Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar Bandung : Remaja Karya, 1992, h. 81. 4 Ngalim Purwanto, Pengantar Psikologi Bandung : Remaja Karya, 1987, h. 93. 5 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 27 6 2 belajar dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. b. Sesuai hakikat belajar 1 belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 2 belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 3 belajar adalah proses kontinguitas hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan c. Sesuai materi yang harus dipelajari. 1 belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya 2 belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksioanl yang harus dicapainya d. Syarat keberhasilan belajar. 1 belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang 2 repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertianketrampilansikap itu mendalam pada siswa.

3. Hasil Belajar

Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar-mengajar antara guru-siswa mendorong perilaku belajar siswa. Proses belajar-mengajar sangat diperlukan hubungan aktif antara guru dan siswa. Hubungan aktif itu bukan merupakan hubungan aktif tanpa tujuan melainkan hubungan aktif yang diikat oleh tujuan pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan-kemampuan yang harus 7 dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Isi tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah hasil belajar yang diharapkan. Hasil belajar sering kali dikaitkan dengan perubahan tingkah laku. Perkataan tingkah laku dapat diartikan secara harfiah, dapat juga diartikan dengan makna konotasinya. Tingkah laku diartikan secara harfiah berarti bahwa setelah proses belajar mengajar selesai, siswa mempunyai tingkah laku yang lebih baik atau yang berbeda daripada tingkah laku sebelumnya. Sedangkan, tingkah laku yang dapat diamati dan segera nampak perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku tersebut dalam arti konotasinya. 6 Hasil belajar menurut Sudiyarto menyebutkan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. 7 Keterampilan atau penguasaan yang diperoleh siswa tersebut dapat dikatakan hasil belajar. Benyamin Bloom dalam buku karya Sudjana secara garis besar membaginya menjadi tiga kategori yaitu : a ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, b ranah afektif berkenaan dengan sikap, c ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. 8 Diantara ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah. Karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi atau materi bahan pengajaran. Proses belajar-mengajar di sekolah guru harus mengetahui hasil belajar yang telah dicapai atau dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa, dapat 6 H.Y. Waluyo, Baderi, H. Warkitri, Eddy Legowo, Sutarno, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Jakarta : Karunika Univesitas Terbuka, 1987, h. 22. 7 H.Y. Waluyo, Baderi, H. Warkitri, Eddy Legowo, Sutarno, Penilaian Penca… , h. 24. 8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung : Remaja Rosda Karya, 1990, h. 22. 8 diambil tindakan perbaikan pengajaran dan perbaikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Misalnya dengan melakukan perubahan strategi pengajaran dan memberikan bantuan belajar dan bimbingan kepada siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa biasanya guru memberikan tes hasil belajar kepada siswa. Hasil tes inilah guru melakukan tindakan- tindakan yang dianggap perlu, guna pencapaian hasil belajar siswa secara optimal. Berdasakan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.