E. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Kurukulum yang berlaku saat ini sangat menuntut adanya aktifitas siswa yang sangat dominan dibandingkan interfensi guru. Untuk lebih
meningkatkan hasil belajar siswa, guru perlu memilih secara tepat model pembelajaran yang menuntut aktifitas yang tinggi dari para siswa.
Paradigma pendidikan pada tataran nasional difokuskan pada empat pilar pendidikan yang dikembang UNESCO yaitu: learning to do, yaitu
pengembangan pembelajaran yang akan memberdayakan siswa agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan
meningkatkan interaksi dengan lingkungan; learning to know, yaitu pengembangan pembelajaran yang memungkinkan siswa membangun
pemahaman dan pengetahuannya, learning to be; yaitu pengembangan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun
kepercayaan diri sekaligus membangun jati diri dan kepribadiannya; Learning to live together, yaitu pengembangan pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap keragaman dan kemajemukan kehidupan.
Paradigma pendidikan yang dikembangkan dalam oleh UNESCO dapat diaplikasikan dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning PBL, dimana siswa diberikan tugas untuk mencari pengetahuannya sendiri sehingga dalam diri siswa akan
tumbuh pemahaman dan pengetahuan yang dibangun oleh diri mereka sendiri. Dengan pengetahuan tersebut dapat menjadikan tumbuhnya
kepercayaan diri pada siswa dan mereka dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu dalam menjaga dan
melestarikan kelangsungan hidup umat manusia beserta lingkungannya. Keterlibatan siswa untuk turun belajar aktif merupakan salah satu
indikator keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima materi pengajaran yang diberikan oleh guru melainkan siswa berusaha menggali dan
mengembangkannya sendiri. Dengan demikian hasil pengajaran tidak hanya menghasilkan pengetahuan tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir.
26
27
F. Hipotesis Tindakan