Kesetimbangan Kimia KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

e. Menjadikan siswa lebih mandiri dan lebih dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menenamkan sikap sosial yang positif diantara pembelajar. f. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar pembelajar dapat diharapkan.

9. Kekurangan pembelajaran Problem Based Learning PBL

Kekurangan penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah: 32 a. Untuk siswa yang malas tujuan dari motede tersebut tidak dapat tercapai. b. Membutuhkan banyak waktu dan dana. c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.

C. Kesetimbangan Kimia

33 1. Pengertian Kesetimbangan Kimia Reaksi kimia dapat berlangsung dalam dua jenis. Ada yang berlangsung satu arah irreversibel dan dua arah reversibel. Reaksi irreversible merupakan reaksi yang tidak dapat balik, sedangkan reaksi reversibel terjadi jika produk suatu sistem kimia bereaksi membentuk zat- zat asli. Dalam reaksi kimia yang reversibel terdapat suatu kondisi kesetimbangan kimia karena terdapat sepasang reaksi yang berlawanan yakni reaksi maju dan reaksi yang berlangsung mundur. Pada saat setimbang terdapat campuran zat reaktan dan zat produk dalam perbandingan. 2. Reaksi Setimbang 32 Kiranawati, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, dari http:gurupkn.wordpress.com, diakses Sabtu, 24 januari 2009 33 Michael Purba, Kimia 2000Untuk Kelas 2 Jilid 2A, Jakarta: Erlangga, 2000, h. 79 20 Berikut ini contoh reaksi reversibel dari awal reaksi sampai dengan tercapainya kondisi reaksi seimbang. Reaksi antara gas N 2 dan gas H 2 yang arah reaksinya ke kanan membentuk gas NH 3 N 2g + 3H 2g → 2NH 3g Ketika bereaksi, konsentrasi N 2 dan gas H 2 semakin lama semakin berkurang. Sebaliknya konsentrasi NH 3 semakin lama semakin bertambah. Pada reaksi penguraian penguraian gas NH 3 menjadi N 2 dan H 2 , persamaan reaksinya ditulis sebagai berikut: 2NH 3g → N 2g + 3H 2g Pada suatu saat, pembentukan NH 3 dan penguraian NH 3 memiliki laju yang sama. Saat itulah suatu keadaan yang dinamakan kesetimbangan. Persamaan reaksi kesetimbangan ditulis dengan tanda panah bolak- balik ⇌. Jadi, persamaan reaksi kesetimbangan NH 3 ditulis sebagai berikut: N 2g + 3H 2g ⇌2NH 3g Jika laju reaksi ke kanan dimisalkan V 1 dan laju reaksi ke kiri adalah V 2 , pada saat tertentu laju reaksi ke kanan akan tepat sama dengan laju reaksi ke kiri atau V 1 = V 2 . Pada saat tersebut dikatakan reaksi dalam keadaan setimbang atau reaksi setimbang. Kesetimbangan reaksi itu disebut kesetimbangan dinamis dimana dalam keadaan setimbang reaksi tidak diam statis, tetai terjadi dua reaksi berlawanan arah yang memepunyai laju reaksi yang sama. 3. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen Menurut fase zatnya reaksi kesetimbangan dibagi menjadi dua, yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan yang semua komponennya satu fasesama disebut kesetimbangan homogen, sedangkan kesetimbangan yang terdiri dari dua fase atau lebih dan tidak sama disebut kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen dapat berupa sistem gas g atau larutan aq, 21 sedangkan kesetimbangan heterogen umumnya melibatkan komponen padat-gas atau cair-gas. Contoh kesetimbangan hmogen antara lain: N 2g + 3H 2g ⇌ 2NH 3g H 2 O aq ⇌ H + aq + OH - aq CH 3 COOH aq ⇌ CH 3 COO - aq + H + aq Contoh kesetimbangan heterogen antara lain: CaCO 3s ⇌ CaO s + CO 4 - aq Ag 2 CrO 4s ⇌ 2Ag + aq + CrO 4 2- aq Adapun ketika tercapai suatu kesetimbangan, dapat dirumuskan suatu tetapan yang disebut dengan tetapan kesetimbangan K. Penentuan tetapan kesetimbangan bergantung pada jenis reaksinya, homogen atau heterogen. Pada tahun 1864, dua orang ilmuwan berkebangsaan Norwegia, Cato Guldberg dan Peter Wage berhasil merumuskan hubungan antar konsentrasi zat-zat yang berada dalam kesetimbangan. Hubungan ini dikenal dengan hukum kesetimbangan atau hukum aksi massa. Untuk reaksi kimia pada suhu tertentu, perbandingan hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi produk dengan hasil kali konsentrasi zat- zat pereaksi reaktan, yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya akan menghasilkan suatu bilangan yang tetap konstan. Misalkan reaksi kesetimbangan: pA + qB ⇌ rC + sD Maka tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi Kc untuk reaksi di atas adalah: Kc = [ ] [ ] [ ] [ ] q p s r B A D C Sedangkan tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan Kp untuk reaksi kesetimbangan di atas adalah: 22 Kp = [ ] [ ] [ ] [ ] q p s r PB PA PD PC 4. Pergeseran Kesetimbangan Keadaan setimbang pada suatu sistem merupakan keadaan yang stabil jika tidak ada pengaruh dari luar sistem. Jika diberikan suatu pengaruh aksi terhadap kesetimbangan, sistem tersebut akan bergeser menuju kesetimbangan baru. Pada kesetimbangan baru ini, komponen zat- zat yang terlibat dalam kesetimbangan berubah dari komposisi semula. Henry Louis Le Chatelier 1850-1936 seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis mengemukakan hukum pergeseran kesetimbangan yang dikenal dengan Asas Le Chatelier yang menyatakan bahwa: ”Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan tindakan aksi, maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut”. a. Pengaruh Perubahan Konsentrasi Pada suatu sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang konsentrasinya ditambah. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang konsentrasinya dikurangi. b. Pengaruh Perubahan Volume Pada suatu kesetimbangan, jika volume diperbesar maka konsentrasi setiap zat dalam sistem itu akan berkurang. Sehingga, sistem akan mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan ke arah zat jumlah koefisiennya lebih besar. c. Pengaruh Perubahan Tekanan. Pada suatu sistem kesetimbangan, jika tekanan diperbesar maka volume menjadi lebih kecil. Dengan demikian, konsentrasi setiap zat pada kesetimbangan itu akan bertambah. Hal itu akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah zat yang jumlah koefisiennya lebih kecil. 23 d. Pengaruh Perubahan Temperatur Setiap perubahan temperatur akan mengakibatkan perubahan kalor. Pada reaksi kesetimbangan, apabila temperatur diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Untuk itu, selalu ditetapkan ∆H agar diketahui apakah reaksi itu eksoterm atau endoterm. Pada suatu sistem kesetimbangan, jika temperatur dinaikkan maka sistem akan mengadakan reaksi dengan cara menyerap kalor, sehingga kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm. Sebaliknya, jika temperatur diturunkan maka sistem akan melepaskan kalor dan kesetimbangan bergeser ke arah reaki eksoterm. e. Pengaruh Katalis. Katalis tidak menyebabkan kesetimbangan bergeser, melainkan hanya mempercepat tercapainya kesetimbangan. Hal itu karena katalis mempercepat laju reaksi, baik ke kiri maupun ke kanan dengan pengaruh yang sama.

D. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan